Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menerima kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Teheran hari ini, Kamis (30/5), dan mengapresiasi kehadiran Presiden al-Assad di Teheran untuk menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Iran. Dalam pertemuan ini, Bashar Al-Assad menegaskan bahwa biaya menyerah kepada musuh jauh lebih berat daripada biaya melawannya.
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul Malik al-Houthi, mendesak Mesir berani bertindak tegas dan nyata terhadap “pelanggaran serius” yang dilakukan Israel pada Poros Philadelphia (garis perbatasan yang terletak antara Mesir dan Jalur Gaza). Dia juga menyayayangkan sikap banyak negara Islam terhadap Israel karena bahkan jauh tidak setegas sikap sebagian negara non-Muslim.
Berita selengkapnya:
Jumpai Ayatullah Khamenei, Presiden Al-Assad; Biaya Melawan Musuh Lebih Murah Daripada Biaya Menyerah
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menerima kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Teheran dan mengapresiasi kehadiran Presiden al-Assad di Teheran untuk menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Iran.
Dalam pertemuan antara keduanya, Ayatullah Khamenei menyinggung kontribusi mantan presiden Iran Alm. Sayid Ebrahim Raisi, dan mantan Menlu Alm. Hossein Amir Abdollahian dalam penguatan hubungan Iran-Suriah.
Dia menyebut penguatan hubungan Teheran-Damaskus sebagai sebuah misi di mana kedua negara merupakan pilar Poros Resistensi.
“Identitas khas Suriah adalah resistrensi, yang terbentuk pada era (mantan presiden Suriah) Alm. Hafez al- Assad dengan pembentukan front perlawanan dan perjuangan, dan identitas ini selalu membantu persatuan nasional Suriah,” ungkapnya.
Ayatullah Khamenei menekankan keharusan mempertahankan identitas ini, dan menyebutkan bahwa negara-negara Barat dan pengikut mereka di kawasan berencana untuk menggulingkan sistem politik Suriah dan menghapus negara ini dari percaturan regional dengan melancarkan perang terhadap Suriah, tapi mereka gagal.
“Sekarang mereka berencana untuk mencoba menghilangkan Suriah dari perimbangan dengan cara lain, termasuk janji-janji yang tidak akan pernah mereka penuhi,” imbuhnya.
Memuji pendirian Presiden Bashar al-Assad, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Setiap orang harus mengingat keistimewaan pemerintah Suriah, yaitu resistensi.”
Mengenai tekanan politik dan ekonomi AS dan Eropa terhadap Iran dan Suriah, dia mengatakan, “Kita harus mengatasi keadaan ini melalui peningkatan kerja sama dan sistematikanya.”
Dia mengingatkan ihwal kesiapan Iran di masa kepresidenan Sayid Raisi untuk meningkatkan kerja sama antara Iran dan Suriah di berbagai bidang.
“Sekarang Bapak Mokhber, yang berwenang sebagai penjabat presiden, melanjutkan pendekatan yang sama, dan kami berharap bahwa semua hal akan berjalan dengan baik,” tuturnya.
Pemimpin Besar Iran mengkritik sikap dan kelambanan beberapa negara di kawasan dalam masalah Gaza, dan mengenai pertemuan para pemimpin Arab baru-baru ini di Manama, dia mengatakan; “Dalam pertemuan ini, banyak kesalahan yang dilakukan terhadap Palestina dan Gaza, namun beberapa negara juga berperilaku baik.”
Ayatullah Khamenei memastikan pandangan Iran positif dan cerah ihwal masa depan .
“Kami berharap kita semua dapat memenuhi tugas kita dan mencapai masa depan yang cerah ini,” imbaunya.
Di pihak lain, Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan belasungkawa kepada Pemimpin Besar, pemerintah dan rakyat Iran atas gugurnya Presiden Iran Sayid Raisi dan rekan.
Dia juga menuturkan kepada Ayatullah Khamenei, “Hubungan Iran-Suriah adalah hubungan strategis yang berkembang di bawah arahan Yang Mulia, dan yang ada di puncak pelaksanaan arahan ini adalah Sayid Raisi dan Amir Abdollahian.”
Presiden Bashar al-Assad juga menyinggung masalah perlawanan di kawasan, dan mengatakan:” Setelah lebih dari 50 tahun, garis perlawanan di kawasan telah maju, dan kini telah menjadi pendekatan agama dan politik.”
Presiden Al-Assad menekankan pendirian Suriah bahwa mundur di hadapan Barat hanya akan membuat Barat melangkah maju.
“Saya telah mengumumkan bertahun-tahun yang lalu bahwa biaya perlawanan lebih kecil daripada biaya menyerah, dan masalah ini sudah sangat jelas bagi rakyat Suriah saat ini. Berbagai peristiwa belakangan ini di Gaza serta kemenangan kubu resistensi telah membuktikan permasalahan ini kepada masyarakat di kawasan, dan menunjukkan bahwa resistensi adalah sebuah prinsip.”
Presiden Al-Assad berterima kasih dan mengapresiasi besarnya peran Ayatullah Khamenei yang dalam mendukung gerakan resistensi dan Suriah di segala bidang.
Menanggapi perkataan Presiden al-Assad, Pemimpin Revolusi Islam mengatakan: “Kata-kata Anda mengandung poin-poin penting, tapi ada satu poin yang paling penting bagi saya, yaitu masalah yang Anda tekankan dan katakan,’Setiap kali kita duduk (mundur), pihak lain akan maju.’ Tidak ada keraguan tentang masalah ini, dan ini telah menjadi slogan dan doktrin kami selama lebih dari 40 tahun.” (alalam/raialyoum)
Pemimpin Ansarullah: Sikap Sebagian Negara Non-Muslim terhadap Israel Malah Lebih Tegas Daripada Sikap Banyak Negara Islam
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul Malik al-Houthi, mendesak Mesir berani bertindak tegas dan nyata terhadap “pelanggaran serius” yang dilakukan Israel pada Poros Philadelphia (garis perbatasan yang terletak antara Mesir dan Jalur Gaza). Dia juga menyayayangkan sikap banyak negara Islam terhadap Israel karena bahkan jauh tidak setegas sikap sebagian negara non-Muslim.
Dia menyebutkan bahwa seluruh khalayak dunia sedang dan terus menyaksikan kejahatan mengerikan dan disengaja Israel terhadap warga sipil yang terlantar di Rafah, dan menekankan bahwa angkatan bersenjata Yaman akan meningkatkan operasi mereka anti-Israel dan pendukungnya.
“Daerah yang menjadi sasaran di Rafah sebelumnya dinyatakan sebagai daerah aman oleh musuh, dan para pengungsi di sana ketika sedang tidur menjadi sasaran tujuh bom Amerika,” ungkapnya, Kamis (30/5).
“Semua kejahatan Israel dilakukan dengan bantuan bom dan perlindungan AS, yang mencegah adanya keputusan mengikat (dari PBB) untuk penghentian agresi terhadap Jalur Gaza,” imbuhnya.
Dia mengingatkan, “Mayoritas korban yang mengungsi adalah anak-anak dan perempuan, dan tubuh mereka terkoyak dan hangus akibat tembakan bom tersebut, dan kepala mereka terpisah dari tubuh mereka.”
Al-Houthi menyatakan bahwa beberapa rezim Arab yang setia kepada AS dan Israel berupaya mengaburkan kejahatan Israel, sebagaimana mereka berupaya untuk mengaburkan kejahatan mereka di kurikulum sekolah, media, dan lain-lain.
Dia juga menegaskan, “Praktik yang dilakukan oleh musuh, Israel, merupakan bagian integral dari identitas, pemikiran dan keyakinannya.”
Menurutnya, dengan terus menebar kejahatan, Israel mencoba menjinakkan masyarakat di dunia agar menerimanya dengan segala kejahatannya, atau menutup mata terhadap mereka, dan pandangan Israel terhadap seluruh masyarakat manusia adalah “pandangan yang menghina, merendahkan, dan penuh kebencian”.
Al-Houthi mengatakan bahwa aksi pasukan Zionis menduduki Poros Philadelphia (garis perbatasan yang terletak antara Mesir dan Jalur Gaza), dan serangan terhadap tentara Mesir, merupakan pelanggaran yang sangat serius dan ancaman bagi keamanan nasional Mesir.
Pemimpin Ansarullah menegaskan bahwa sudah seharusnya akan ada langkah-langkah berani dan kuat dari Mesir, meski berupa pemutusan hubungan ekonomi dengan Israel, toh kapal-kapal Mesir yang mengirimkan barang ke Israel masih dapat dialihkan ke banyak negara di dunia.
“Sangatlah memprihatinkan, sebagian negara Arab masih melanjutkan hubungan dengan musuh, Israel, padahal sebagian negara Barat telah mengambil sikap dan memutus hubungan dengan Israel, dan sikap mereka lebih tegas daripada sikap sebagian negara Islam dan Barat,” keluhnya.
Dia menambahkan, “Naifnya lagi, negara-negara Arab membuka zona udaranya untuk Isral sejak sekian tahun silam, dan di saat yang sama juga menutup zona udaranya demi melindungi Israel.” Pernyataan ini mengacu pada kabar bahwa sebagian negara Arab, termasuk Yordania dan Arab Saudi, turut berusaha menangkis badai serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel beberapa waktu lalu.
Mengenai operasi militer Yaman anti-Israel dan para pendukungnya, terutama AS, Sayid Al-Houthi menjelaskan bahwa pada pekan ini telah ada 12 operasi serangan di Laut Merah, Laut Arab, Samudera Hindia dan Laut Mediterania. Dia lantas memastikan bahwa operasi militer pasukan Yaman akan terus berlanjut dan bereskalasi secara kuantitas maupun kualitas, dan “tak ada faktor apapun yang dapat mempengaruhi pendirian kami”.
Sayid Abdul Malik Al-Houthi memuji Hizbullah sebagai “front besar, penting, aktif, bergelora serta menyakitkan bagi musuh, Israel”.
“Dalam satu hari saja pada pekan ini, Israel memerlukan 14 tim pemadam kebakaran di wilayah pendudukan Galeele Atas,” ungkapnya.
Dia lantas mengecam negara-negara Arab dengan menegaskan, “Negara-negara Arab tak melakukan langkah apapun yang menunjang rakyat dan mujahidin Palestina, dan ini merupakan skandal, sangat memalukan, dan aib besar.” (raialyoum/alalam)