Jakarta, ICMES. Duta Besar Republik Islam Iran untuk Irak di Baghdad menggelar buka bersama dengan para duta besar Arab Saudi, Suriah, Yordania, Kuwait, Lebanon, Afghanistan dan Mauritania.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah jamuan menjelang Paskah dengan para petinggi Badan Keamanan Shin Beth, menyebut Iran sedang memimpin perang terhadap Israel yang sedang terbelit masalah serius internal.
Suriah menegaskan kembali “hak yang tidak dapat dicabut” untuk pemulihan kedaulatannya atas wilayah Suriah yang diduduki Israel di Dataran Tinggi Golan.
Berita Selengkapnya:
Wow, Dubes Iran di Baghdad Adakan Buka Bersama Para Dubes Saudi, Suriah dan Yordania
Duta Besar (dubes) Republik Islam Iran untuk Irak di Baghdad menggelar buka bersama (bukber) dengan para dubes Arab Saudi, Suriah, Yordania, Kuwait, Lebanon, Afghanistan dan Mauritania.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, saat melaporkan hal itu, Kamis (30/3), menyebutkan, “Untuk pertama kalinya, Dubes Iran Mohammad Kazem Al-Shadeq, Dubes Suriah Satam Jadaan Al-Dandah, Dubes Arab Saudi Abdulaziz Al-Shamri bertemu dalam suasana persaudaraan.”
Dilaporkan pula bahwa sebelumnya, Dubes Iran untuk Norwegia, Alireza Yousufi, telah menghadiri jamuan bukber yang diselenggarakan oleh Dubes Saudi pada Selasa lalu.
Dikutip kantor berita Tasnim, saat itu Alireza Yousufi mengatakan, “Saya senang sekali menghadiri jamuan bukber yang diadakan oleh Dubes Kerajaan Arab Saudi di kediamannya.”
Dia menambahkan, “Kesepakatan yang dicapai baru-baru ini telah membuka babak baru dalam hubungan persahabatan antara Iran dan Saudi.”
Sementara itu, akun resmi Kedubes Saudi untuk Norwegia di Twitter menyatakan; “Duta Besar Ny. Amal Yahya Al-Moallimi mengadakan jamuan buka puasa Ramadhan tahunan, di hadapan para kepala misi diplomatik Arab dan Islam untuk Norwegia.”
Arab Saudi dan Iran belum lama ini mencapai kesepakatan yang dimediasi oleh China. Kesepakatan ini mengakhiri lebih dari tujuh tahun kerenggangan diplomatik Teheran-Riyadh, karena disepakati pembukaan kembali kedutaan besar antara kedua negara dalam jangka waktu maksimal dua bulan, menurut pernyataan bersama keduanya dan China.
Pernyataan itu mengatakan: “Ketiga negara mengumumkan bahwa Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran telah mencapai kesepakatan yang mencakup persetujuan untuk melanjutkan hubungan diplomatik antara mereka dan membuka kembali kedutaan dan perwakilan mereka dalam jangka waktu maksimal dua bulan.”
Hubungan diplomatik antara Teheran dan Riyadh terputus pada tahun 2016, setelah terjadi insiden serangan terhadap misi diplomatik Saudi di Iran oleh pengunjuk rasa yang memrotes eksekusi Saudi terhadap ulama Syiah Saudi Syeikh Nimr al-Nimr.
Arab Saudi belakangan ini membuka pintu untuk kemungkinan dialog dengan Suriah, terutama pada masalah kemanusiaan, sembari menyatakan bahwa ada konsensus Arab yang berkembang bahwa isolasi terhadap Suriah sudah sia-sia.
Sumber-sumber media mengungkapkan bahwa Riyadh dan Damaskus setuju untuk membuka kembali kedutaan kedua negara, beberapa hari setelah pembukaan konsulat Saudi di Damaskus.
Reuters mengutip keterangan narasumber bahwa Suriah dan Arab Saudi setuju untuk membuka kedutaan setelah lebih dari satu dekade memutuskan hubungan. (raialyoum)
Menhan Israel: Iran Pimpin Perang Atrisi terhadap Israel
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah jamuan menjelang Paskah dengan para petinggi Badan Keamanan Shin Beth, Kamis (30/3), menyebut Iran sedang memimpin perang terhadap Israel yang sedang terbelit masalah serius internal.
“Kita saat ini berada dalam waktu keamanan yang kompleks, Iran memimpin perang atrisi terhadap Israel dan pada saat yang sama sedang mengembangkan rencananya untuk mendapatkan senjata nuklir. Setiap front berpotensi memicu front tambahan dengannya,” ujar Gallant.
Dia menambahkan, “Sebagai orang yang memilih untuk mendedikasikan hidupnya untuk keamanan negara, kita berkewajiban menenangkan masyarakat Israel dan mempertahankan wacana yang menyatukan dan mempersatukan.”
Dia juga mengatakan, “Saya memiliki hak istimewa untuk berterima kasih kepada Anda semua, atas nama lembaga pertahanan, atas kontribusi signifikan Anda, yang dilakukan jauh dari mata publik, untuk keamanan Israel dan pertahanan kehidupan warganya. Paskah untukmu dan keluarga.”
Gallant menyatakan demikian setelah gelombang protes disertai aksi kekerasan melanda Israel, dan bahkan juga terjadi eskalasi penolakan bertugas di tentara .
Media Israel telah mengungkapkan bahwa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi, mengunjungi kantor wajib militer Tel Hashomer pada hari Minggu lalu dan bertemu dengan para rekrutan di sana.
Media Israel menyebutkan bahwa Halevy mengatakan kepada tentara baru: “Anda mendaftar dalam periode keamanan yang menantang, di mana Iran berada jauh di satu sisi dan memiliki pengaruh yang dekat di sisi lain. Kita juga menangani Lebanon, Suriah, Gaza, dan Tepi Barat.”
Sebelumnya, Mantan Kepala Divisi Operasi Pasukan Cadangan, Mayjen Israel Ziv, kepada Channel 12 Israel mengatakan, “Masalah keamanan dan proses disintegrasi internal unit cadangan dalam beberapa hari terakhir merupakan krisis yang belum pernah dihadapi Israel sebelumnya , bahkan dalam Perang Yom Kippur (Oktober 1973).”
Ziv menambahkan, “Israel sedang mengalami krisis keamanan nasional yang sangat serius, dan tidak ada keraguan bahwa menteri pertahanan sadar bahwa ini akan terjadi selama masa jabatannya.”
Mantan Menteri Keamanan Avigdor Lieberman mengatakan bahwa Netanyahu “bertindak seperti kelinci di depan Sekjen Hizbullah (Sayyid) Hassan Nasrallah dan kepala biro politik Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, dan merongrong kemampuan pencegahan Israel.”
Sengketa internal Israel terkait rencana perombakan sistem peradilan semakin memburuk, sementara protes politik terhadapnya meningkat di parlemen Knesset dan jalanan, meskipun Netanyahu sudah mengumumkan penangguhan rencana hingga sesi musim panas Knesset, yang berakhir pada Juli mendatang.
Media Israel pada hari Kamis melaporkan bahwa akan ada “pawai untuk mendukung amandemen peradilan, sebagai protes tandingan.”
Menurut media Israel, para pendukung amandemen peradilan mengumumkan pawai besar sayap kanan atau pawai kebebasan yang akan berlangsung di Tel Aviv pada Kamis malam dari pukul 19:00 hingga 23:00, sementara jalan-jalan utama dekat kantor pusat pemerintah akan ditutup pada jam malam.” (raialyoum)
Suriah Tegaskan Kembali Hak Pulihkan Kedaulatannya atas Golan
Suriah menegaskan kembali “hak yang tidak dapat dicabut” untuk pemulihan kedaulatannya atas wilayah Suriah yang diduduki Israel di Dataran Tinggi Golan.
Wakil tetap Suriah untuk Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Duta Besar Haider Ali Ahmad, menyatakan hal tersebut dalam pidato di sesi Dewan Hak Asasi Manusia tentang situasi di Timur Tengah, seperti dilaporkan kantor berita resmi Arab Suria, SANA, Rabu (29/3).
Rezim Zionis Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalama Perang Enam Hari tahun 1967, dan kemudian mendudukinya dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Sejak itu Rezim Zionis membangun puluhan permukiman di daerah tersebut dan telah menggunakan wilayah itu sebagai basis peluncuran operasi militernya terhadap Suriah.
“Israel melakukan kejahatan perang dengan membangun koloni dan permukiman di Golan Suriah yang diduduki, dan rencana kolonisasinya telah meningkat sejak akhir 2021, ketika mengumumkan penggandaan jumlah pemukim di Golan selama lima tahun,” ungkap Ahmad.
Dia juga menyinggung rencana Israel memasang turbin angin di Golan, dan menyebutnya sebagai bukti kebersikukuhan Tel Aviv pada praktik kolonial dan rasisnya di wilayah Suriah.
“Sudah tiba saatnya untuk mulai mengambil langkah konkret guna mengakhiri pendudukan rezim Israel atas tanah Arab, yang datang sebagai hasil dari dukungan yang diberikan AS dan negara-negara lain kepada entitas pendudukan Israel,” lanjut diplomat Suriah tersebut.
Ahmad juga mengatakan bahwa AS terus memberikan dukungan kepada aksi Israel di Golan meskipun kejahatan mengerikan menjadi bukti terbesar penghinaan Washington terhadap ketentuan hukum internasional, Piagam PBB, dan resolusi internasional. (presstv)