Rangkuman Berita Utama Timteng, Jumat 31 Maret 2017

mohsen rezaei iranJakarta, ICMES: Sejumlah pejabat Iran menanggapi ancaman kelompok teroris takfiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dinyatakan melalui sebuah video propaganda belum lama ini.

Menteri Transportasi dan Intelijen Israel Yisrael Katz mengajak negara-negara Arab bekerjasama dengan Israel melawan Iran.

Iran menyatakan prihatin atas kesalahan sebagian pemimpin Arab dan Islam dalam memilah kawan dan lawan.

Pasukan koalisi internasional memperkirakan jumlah anggota kelompok teroris ISIS kurang dari 1000 orang.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan total jumlah warga Suriah yang telah mengungsi ke luar negeri mencapai 5 juta orang.

Berita selengkapnya;

Iran Nyatakan ISIS “Berbakat” Jika Bisa Dekati Perbatasan Iran

Sejumlah pejabat Iran menanggapi ancaman kelompok teroris takfiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dinyatakan melalui sebuah video propaganda belum lama ini.

Sekretaris Dewan Kebijakan Republik Islam Iran Mohsen Rezaei dalam pesan yang ditujukan kepada ISIS melalui halaman Instagramnya menegaskan, “Pertama, kalian sedang kabur di semua tempat. Sedikit saja kalian bertingkah di Iran atau menyerang kepentingan kami di luar negeri maka kami akan memburu dan memberi kalian pelajaran di mana saja di muka bumi ini.”

Dia menambahkan, “Jika ini terjadi maka petaka akan menimpa kalian, yang akan lebih besar daripada kekalahan kalian di Mosul dan Aleppo di mana kalian belum mendapat ganjaran lebih keras akibat adanya warga sipil dan kaburnya kalian.”

Seperti pernah diberitakan, ISIS merilis video propaganda yang dikhususkan untuk mengancam akan menghabisi para pemimpin Iran.

Sementara itu, mantan kepada direktorat keamanan staf umum angkatan bersenjata Iran, Ismail Kosari, menyatakan ISIS melontarkan ancaman demikian karena disuruh juragannya, Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel.

“Ketika AS dan Zionis tak berani mengancam Iran mereka menyuruh ISIS untuk melakukan tindakan demikian dan mengancam Iran,” katanya.

Dia menambahkan, “Ketika kelompok semisal ISIS menjadi alat bagi pihak lain seperti AS, Zionis dan Arab Saudi, mereka mengajarkan kepada ISIS bagaimana dan kapan harus mengancam dan kapan harus diam.”

Menurutnya, prajurit Iran sudah lama meneropong pergerakan ISIS dan karena itu kawanan teroris takfiri ini selalu gagal dan tak dapat berbuat apa-apa terhadap Iran.

“Musuh bisa jadi akan berbuat banyak untuk mengacaukan keamanan Iran, sampai sekarang mereka tak dapat berbuat apa-apa, dan seterusnya mereka tetap demikian,” ungkapnya.

Dia memastikan Iran menerapkan program-program tertentu untuk menangkal infiltrasi para anggota ISIS ke negara ini.

“Mereka sangat berbakat jika sampai bisa mendekati perbatasan Iran. Sekali saja mencoba berbuat maka pasukan keamanan dan militer kita pasti akan menimpakan petaka pada mereka dan mengandaskan apapun kegiatan mereka,” pungkasnya.(asriran/tasnim/fardanews)

Israel Ajak Arab Kerjasama Lawan Iran

Rezim Zionis Israel tampak menikmati suasana konflik antarnegara Islam di Timteng sehingga berharap dapat menggandeng negara-negara Arab untuk menghadapi Iran.

Menteri Transportasi dan Intelijen Israel Yisrael Katz menyatakan kerjasama negaranya dengan bangsa-bangsa Arab atau Palestina akan dapat merespon berbagai tantangan yang ada di Timteng.

Sebagaimana dilansir koran Israel Times, dia menambahkan Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab dan diangkatnya isu Palestina-Israel menunjukkan adanya banyak tantangan yang dihadapi dunia Arab.

“Masalah Palestina memang tak bisa diabaikan, tapi dunia Arab juga jangan sampai mengabaikan tantangan-tangan strategis regional di kawasan yang mencakup Iran, ISIS, krisis di Suriah, Irak dan Yaman,” katanya.

Dia menambahkan, “Kerjasama Arab-Israel menyangkut berbagai ancaman akan dapat memperbaiki kondisi Palestina, dan menghasilkan peluang bagi kemajuan.” (farsnews)

Iran Sebut Liga Arab Tak Bisa Bedakan Kawan Dengan Lawan

Juru bicara Kemlu Iran Behram Ghassemi menyatakan prihatin atas apa yang disebutnya “kesalahan sebagian pemimpin Arab dan Islam dalam memilah kawan dan lawan.” Dia juga menegaskan negaranya sama sekali tidak memerlukan campurtangan urusan negara lain.

“Republik Islam Iran berulangkali menegaskan pihaknya sama sekali tidak memerlukan campurtangan terhadap urusan negara-negara lain. Negara ini konsisten pada prinsip kerukunan hidup bertetangga, menghormati kedaulatan negara-negara lain, dan tidak mencampuri urusan internal negara-negara lain,” katanya.

Dia menambahkan, “Kami tak dapat menyembunyikan keprihatinan kami yang mendalam terhadap sebagian pemimpin Arab dan Islam yang bukannya serius mengangkat berbagai isu krusial regonal dan dunia Islam serta bahaya bersama yang mengancam semua negara Islam tapi malah keliru, entah disengaja atau tidak, dalam memilah antara kawan dan lawan.”

Dia juga mengatakan, “Sangat disayangkan sekali, dengan cara mendistorsi fakta sebagian di antara mereka menempatkan Iran pada posisi Rezim Zionis sebagai musuh bagi umat Islam dan Arab.”

Pernyataan jubir Kemlu Iran ini disampaikan menyusul perilisan deklarasi KTT Liga Arab ke-28 di Yordania yang antara lain menuding Iran mencampuri urusan internal negara-negara, berusaha mengacaukan stabilitas dan keamaman, dan menebar sentimen sektarian mazhab.  (raialyoum)

Pasukan Koalisi Perkirakan Anggota ISIS di Mosul Tak Sampai 1000 Orang

Juru bicara pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) Kol. Joseph Scrocca memperkirakan jumlah anggota kelompok teroris ISIS di Mosul, Irak utara, kurang dari 1000 orang.

Sebagaimana dilansir AFP dia mengatakan tak sampai 1,000 anggota ISIS yang masih bercokol di kota di mana pasukan Irak yang dibantu pasukan koalisi internasional sedang bertempur hebat melawan kelompok teroris pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi tersebut.

“Jumlah mereka di awal serangan ke Mosul barat pada pertengahan Februari sekitar 2000 orang, dan sekarang kami meyakini jumlah mereka kurang dari 1000 orang,” ungkapnya, Kamis (30/3/2017).

Seperti diketahui, Mosul, kota terbesar kedua Irak yang dibelah oleh Sungai Tigris menjadi dua bagian timur dan barat , ini diduduki ISIS sejak 9 Juni 2014. Pasukan Irak sudah berhasil membebaskan bagian timurnya melalui operasi yang dimulai pada Oktober 2016. Selanjutnya, pada 19 Februari lalu pasukan Irak memulai operasi pembebasan Mosul barat.

Kamis kemarin pertempuran hebat berlangsung di sekitar Masjid Agung al-Nuri, Mosul barat, di mana pasukan Irak berhasil mematahkan serangan ISIS yang dilancarkan dari kawasan barat Masjid di kota lama ke arah komplek olah raga. Pasukan Irak dilaporkan telah mencapai lokasi dekat masjid dan pertempuran terus berlangsung di sana.

Sehari sebelumnya pasukan Irak berhasil mencetak kemajuan signifikan dengan mencapai kawasan Khush al-Khan dan semakin mendekati jalan Ghazi dan Ninawa.

Sementara itu, komando operasi Baghdad kemarin mengumumkan sedikitnya 10 orang terbunuh dan 19 lainnya luka-luka terkena ledakan bom truk tangki di gerbang selatan Baghdad, ibu kota Irak. Bom mobil ini diledakkan pelaku di tengah antrian mobil untuk diperiksa petugas.  (irna/almayadeen)

UNHCR: Total Jumlah Pengungsi Suriah 5 Juta Orang

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan total jumlah warga Suriah yang telah mengungsi ke luar negeri mencapai 5 juta orang setelah lima tahun negara ini dilanda perang.

UNHCR mengatakan bahwa dari total jumlah itu baru setengah yang sudah mendapatkan tempat tinggal. Karena itu, dalam statamennya rilis yang di Jenewa, Swiss, Kamis (30/3/2017), lembaga ini mendesak negara-negara dunia agar meningkatkan upaya memenuhi janji menampung sekira setengah juta pengungsi Suriah.

Jubir UNHCR Babar Baloch menjelaskan bahwa jumlah pengungsi Suriah tahun lalu 4,8 juta, namun badan ini memperkirakan masih ada 6,3 juta orang lain yang terlantar di negaranya sendiri.

Menurutnya, jumlah pengungsi Suriah di Turki meningkat 47,000 sejak Februari lalu sehingga totalnya menjadi 2.97 juta orang dan membuat negara ini menjadi negara paling banyak menerima pengungsi Suriah.

Dia juga mengatakan Amerika Serikat pernah berjanji akan menerima 64 ribu pengungsi Suriah, dan upaya untuk memenuhi janji ini masih terus dilakukan meskipun sejumlah pihak di Negeri Paman Sam ini menentangnya.

Komisioner Tinggi UNHCR, Filippo Grandi, mengatakan, “Kami masih mempunyai jalan yang panjang untuk memperluas pemukiman serta menyediakan perlengkapan lainnya bagi para pengungsi.” (tasnim/time)