Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 28 Juli 2023

Jakarta, ICMES. Sedikitnya enam orang tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka terkena ledakan bom rakitan yang dipasang oleh orang tak dikenal di dalam sebuah mobil di sebuah jalan di distrik Sayyidah Zeinab, selatan, Damaskus, ibukota Suriah

Jutaan Muslim di Iran dan negara-negara lain mengadakan prosesi nasional untuk menandai peringatan Tasu’a, atau hari kesembilan  bulan Muharram, atau sehari menjelang  Asyura, hari kesyahidan  Imam Hussein ra, cucunda Nabi Muhammad saw, bersama puluhan pengikutnya pada tahun 61 H /680 M.

Umat Muslim Syiah di wilayah Kashmir yang dikuasai India mengadakan prosesi peringatan Hari Asyura setelah 33 tahun dilarang.

Berita Selengkapnya:

Ledakan Bom Terjang Daerah Sekitar Makam Sayyidah Zainab di Damaskus, 6 Orang Tewas

Sedikitnya enam orang tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka terkena ledakan bom rakitan yang dipasang oleh orang tak dikenal di dalam sebuah mobil di sebuah jalan di distrik Sayyidah Zeinab, selatan, Damaskus, ibukota Suriah, Kamis (27/7).

Penggalan video yang diunggah oleh para pegiat media sosial memperlihatkan terbakarnya  mobil dan kerusakan pada bangunan dan toko-toko terdekat. Sejumlah pemuda juga tampak berusaha mengevakuasi para korban.

Peristiwa itu terjadi manakala kawasan Sayyidah Zainab sedangkan padat pengunjung yang berdatangan untuk menyongsung puncak peringatan Tragedi Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram di mana majelis-majelis dukacita diadakan di komplek makam Sayyidah Zeinab, adik Imam Husain ra, yang gugur dalam tragedi tersebut di Karbala, Irak, pada tahun 61 H/680 M.

Insiden tersebut merupakan yang kedua kalinya dalam seminggu setelah sebuah motor berbahan peledak meledak pada tiga hari lalu dan menjatuhkan dua korban luka.

Mengenai ledakan terbaru, Kementerian Kesehatan mengumumkan semula bahwa “ledakan bom telah menjatuhkan lima korban.”

Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa “ledakan teror” terjadi sebagai akibat dari “bom motor di dekat taksi umum”, dan mencatat bahwa “penyelidikan masih berlangsung”.

Televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa ledakan itu disebabkan oleh “alat peledak yang ditanam oleh orang tak dikenal di dalam taksi.”

Seorang saksi mata mengatakan ledakan itu terjadi “dekat markas keamanan, sekitar 600 meter dari makam Sayyidah Zainab”.

Dalam beberapa hari terakhir, aparat n telah memperketat sistem pengamanan di wilayah tersebut bersamaan dengan tibanya peringatan Asyura. Daerah ini sering dikunjungi terutama oleh para peziarah Muslim Syiah dari Iran, Irak, Lebanon, dan berbagai negara lain.

Selama tahun-tahun pertama perang di Suriah, para pejuang Hizbullah dan Iran memperketat langkah-langkah keamanan di sekitar makam tersebut, sebelum secara bertahap melonggarkan barikade penghalang, terutama setelah pasukan pemerintah mendapatkan kembali kendalipenuh  atas seluruh Damaskus dan sekitarnya.

Daerah tersebut pernah dilanda tragedi peledakan dahsyat pada Februari 2016, yang dilakukan oleh kawanan teroris ISIS, dan menewaskan 134 orang, termasuk sekira 90 warga sipil. Peristiwa ini menjadi salah satu insidenpaling mematikan sejak pecahnya konflik pada pertengahan Maret 2011. (raialyoum)

Peringati Tasu’a, Jataan Muslim di Iran dan Berbagai Lain Gelar Prosesi Dukacita

Jutaan Muslim di Iran dan negara-negara lain mengadakan prosesi nasional untuk menandai peringatan Tasu’a, atau hari kesembilan  bulan Muharram, atau sehari menjelang  Asyura, hari kesyahidan  Imam Hussein ra, cucunda Nabi Muhammad saw, bersama puluhan pengikutnya pada tahun 61 H /680 M.

Kaum Muslim Syiah mengadakan upacara berkabung selama 10 hari pertama Muharram untuk mengenang kepahlawanan Imam Hussein (AS), cucu Nabi Islam Muhammad saw, dan 72 sahabatnya, yang gugur dalam Pertempuran Karbala, Irak , setelah berjuang dengan gagah berani demi keadilan melawan tentara penguasa Yazid bin Muawiyah dari Bani Umayyah yang jauh lebih besar.

Sembari mengenakan pakaian serba hitam untuk menunjukkan kesedihan mereka, warga Iran dari semua lapisan masyarakat bergabung dalam prosesi pada hari Kamis yang dimulai dari pagi hari dan akan berlangsung hingga sekitar tengah malam.

Selama upacara, para pelantun membacakan syair dan narasi peristiwa Pertempuran Karbala dan para ulama menguraikan pesan yang mendasari pendirian Imam Husain melawan tirani.

Puncak prosesi di Iran adalah Ta’zieh, pertunjukan drama nasional dan religius yang banyak digunakan untuk menceritakan kisah kesyahidan Imam Husain dan para sahabatnya di Karbala.

Ta’zieh terdaftar di Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan pada tahun 2011.

Tasu’a dikhususkan untuk Abu Fadhl Abbas bin Ali, saudara tiri Imam Hussein, yang telah berkorban dengan segenap jiwa dan raga demi melindungi Imam dan keluarganya. Abbas syahid pada hari ke 10 Muharram, atau Asyura, sesaat sebelum Imam Husain sendiri.

Abbas gugur ketika berjuang mati-matian demi membawa air untuk kaum wanita dan anak-anak di kamp Imam Husain, yang tidak memiliki air untuk diminum selama berhari-hari karena dikepung musuh.

Kesetiaan Abbas kepada Imam Husain dan keberaniannya dalam menghadapi pasukan besar Yazid adalah mengapa Tasu’a disebut Hari Kesetiaan dan Perlawanan untuk menghormatinya.

Abbas dimakamkan di kota Karbala pada tanah makam sendiri yang terletak di dekat makam Imam Husain.

Banyak orang Iran juga melakukan perjalanan ke Irak untuk ikut serta dalam ritual berkabung di Karbala, atau di Najaf, tempat ayahanda Imam Husain, Imam Ali ra, dimakamkan.

Prosesi atau majelis-majelis takziyah atau haul diadakan oleh kaum Muslim Syiah lainnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Kashmir yang dikuasai India, Irak, Lebanon, Bahrain, Arab Saudi, Azerbaijan, serta beberapa negara Afrika. (presstv)

Umat Muslim Syiah Kashmir India Peringati Hari Asyura Setelah 33 Tahun Dilarang

Umat Muslim Syiah di wilayah Kashmir yang dikuasai India mengadakan prosesi peringatan Hari Asyura, yaitu hari tragedi kesyahidan Imam Husain ra, cucunda Nabi Muhammad saw, pada tahun 61 H/680 M.

Prosesi tahun ini diadakan setelah otoritas setempat mencabut larangan yang berlaku sejak 33 tahun silam. Kaum Muslim Syiah mengadakan prosesi itu untuk pertama kalinya sejak pemerintah negara bagian itu memberlakukan larangan upacara keagamaan di wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim pada tahun 1990, yaitu setelah terjadi pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan India di sana.

Perwira tinggi polisi dan sejumlah pejabat dilaporkan turut berjalan kaki bersama para peserta, yang berpawai melintasi jalanan di ibu kota Srinagar sembari melantunkan syair-syair duka, menepuk-nepuk dada sebagai pertanda duka, dan mengibarkan bendera.

“Ini adalah keuntungan perdamaian,” ungkap kepala administrator kota itu, Mohammad Aijaz, kepada wartawan setelah prosesi berakhir.

Prosesi tahun ini merupakan yang terbesar dalam satu generasi, dan untuk pertama kalinya banyak dari mereka yang bergabung diizinkan untuk berpartisipasi.

Pihak berwenang mengizinkan prosesi tersebut dengan syarat bahwa para pesertanya tidak akan meneriakkan slogan-slogan yang menuntut kemerdekaan atau menampilkan referensi apa pun tentang organisasi-organisasi terlarang. (presstv)