Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 27 Oktober 2023

Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengumumkan kesiapan para pemimpin Hamas untuk membebaskan tahanan sipil Israel.

Abu Obaeda,  juru bicara Brigade al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, menyatakan bahwa pemboman Israel yang terus menerus di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan sekira 50 orang Israel yang ditawan oleh para pejuang Palestina.

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menegaskan pihaknya tidak akan menyerah dalam mendukung Jalur Gaza bahkan seandainyapun tentara dari seluruh dunia bersatu melawan wilayah Palestina yang terkepung tersebut.

Presiden Brazil Lula da Silva mengatakan bahwa eskalasi yang terjadi di Gaza bukanlah perang melainkan “genosida” yang telah menyebabkan kematian ribuan anak.

Iran Sebut Hamas Siap Tukar Tawanan Sipil Israel dengan 6000 Tawanan Palestina

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengumumkan kesiapan para pemimpin Hamas untuk membebaskan tahanan sipil Israel, serta  kesiapan Teheran, Ankara, dan Doha untuk memainkan peran dalam pekerjaan kemanusiaan yang sangat penting ini, sementara tanggung jawab ada pada Amerika Serikat (AS) dan  Israel untuk berupaya membebaskan 6.000 tahanan Palestina dari penjara Israel.

 “Mencegah eskalasi permasalahan di Palestina adalah tanggung jawab internasional, terutama mengingat kondisi dunia yang sedang bergejolak saat ini. Iran, sebagai kelanjutan dari upaya yang telah dilakukan belakanganini, siap untuk memainkan peran yang lebih serius di bidang ini,” ungkap Amir-Abdollahian, Kamis (26/10).

Dia menambahkan, “Iran memainkan peran besar dalam menyebarkan perdamaian dan keamanan, dan negaranya tidak akan tinggal diam  berpangku tangan jika genosida warga Palestina terus berlanjut.”

Menteri Luar Negeri Iran menegaskan, “Memberikan bantuan kepada agresor dalam bentuk senjata dan dana berarti ikut serta dalam  kejahatan-kejahatan ini, yang harus membuat mereka bertanggung jawab di tingkat internasional.”

Dia memperingatkan agar tidak “melakukan terlalu jauh dalam memberikan bantuan kepada Israel, karena memperparah  agresi terhadap Gaza dan Tepi Barat.”

Amir-Abdullahian menekankan bahwa “normalisasi apa pun dengan Israel pasti akan gagal,” dan bahwa “perkembangan terkini di Palestina membuktikan bahwa hasil normalisasi dengan Tel Aviv tidak bisa berupa pengingkaran terhadap hak-hak rakyat Palestina.”

Dia menekankan “kesiapan Iran untuk memainkan peran serius dalam menyebarkan perdamaian dan keamanan di Asia Barat (Timur Tengah).”

Dia juga memperingatkan, “Dengan berlanjutnya agresi terhadap Gaza, kami tidak akan bisa menghentikan senjata, dan Asia Barat adalah wilayah kami, dan kami tidak akan menggampangkan atau menahan diri jika berkenaan dengan keamanan kami.”

Mengenai aksi Hamas, Amir-Abdollahian menjelaskan, “Menurut hukum internasional, apa yang dilakukan Hamas adalah sah dan merupakan hak yang mengakar untuk membela diri melawan rezim pendudukan. Operasi Badai  Al-Aqsa adalah respons terhadap kejahatan pendudukan selama 75 tahun.”

Dia juga mengatakan, “AS dan negara-negara Eropa mendukung pembunuhan sekitar 7.000 warga sipil dalam waktu kurang dari tiga minggu di Gaza dan Tepi Barat.” (raialyoum)

Serangan Pasukan Zionis ke Gaza Tewaskan 50 Tawanan Israel

Pemboman Israel yang terus menerus di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan sekira 50 orang Israel yang ditawan oleh para pejuang Palestina, menurut apa yang dikonfirmasi oleh Abu Obaeda,  juru bicara Brigade al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas.

 “Brigade Al-Qassam memperkirakan jumlah tawanan Zionis yang terbunuh di Jalur Gaza akibat pemboman dan pembantaian oleh kaum Zionis mencapai kurang lebih 50 orang,” katanya, Kamis (26/10).

Israel membombardir Gaza secara brutal dan kontinyu setelah Hamas menyerbu bagian selatan wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948). Serbuan itu tercatat paling dahsyat dalam sejarah Israel, dan  menewaskan lebih dari 1.400 orang Israel.

Menurut angka terbaru yang diterbitkan oleh tentara Israel pada hari Kamis, Hamas menawan 224 orang Israel dan membawanya ke Jalur Gaza setelah serangan itu.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa “keluarga dari 224 sandera telah diberitahu” bahwa beberapa dari mereka ditahan, dan jumlah ini dapat berubah.

“Upaya pemulangan sandera adalah prioritas utama,” tambahnya.

Rezim Zionis Israel mengklaim  bahwa setidaknya setengah dari tawanan adalah warga negara asing.

Sementara itu, Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada hari Kamis memperingatkan konsekuensi dari kelanjutan  agresi Israel  terhadap Gaza, dengan mengatakan bahwa hal itu “akan membuat seluruh wilayah lepas kendali”.

Haniyeh menyerukan tekanan internasional terhadap Israel uagar menghentikan  agresi  atas Gaza.

Dia menegaskan, “Semua gerakan perlawanan di tanah Palestina, termasuk Hamas, adalah gerakan pembebasan nasional, karena teroris adalah penjajahnya, mereka yang mendukungnya, dan mereka yang diam terhadap pembantaian tersebut.”

Haniye memperingatkan, “Kontinyuitas agresi terhadap Gaza akan membuat seluruh kawasan menjadi lepas kendali, dan ini telah menjadi sebuah tantangan dan tidak ada yang bisa memprediksi tren atau hasilnya.”

Dia menambahkan, “20 hari berlalu, dan Gaza berdiri laksana gunung yang tinggi; kubu resistensi, yang dipimpin oleh Al-Qassam, melanjutkan serangannya dan menjaga perbatasannya. Pada hari -20, saya memastikan bahwa kubu resistensi di Gaza baik-baik saja.” (raialyoum)

Hizbullah Tegaskan Pantang Mundur Membela Palestina

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menegaskan pihaknya tidak akan menyerah dalam mendukung Jalur Gaza bahkan seandainyapun tentara dari seluruh dunia bersatu melawan wilayah Palestina yang terkepung tersebut.

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Syeikh Nabil Qaouk, pada hari Kamis (26/10), mengatakan bahwa operasi militer terbaru Hizbullah di dekat perbatasan telah membuktikan bahwa Gaza tidak sendirian.

Dia juga memastikan bahwa para pejuang Poros Resistensi di Yaman, Irak, Suriah, dan Lebanon, akan terus mendukung Palestina  “dengan senjata dan darah mereka.”

Dia mengatakan meskipun musuh melakukan peningkatan kekuatan maritim, Hizbullah tidak mengabaikan tugasnya untuk mendukung Gaza.

“Seandainyapun semua armada tentara dunia berkumpul, Hizbullah tidak akan berhenti mendukung Gaza, juga tidak akan berhenti melindungi negara Lebanon,” tegasnya.

Sehari sebelumnya, Hizbullah menargetkan barak Branit dan pos-pos Israel lainnya yang menghadap kota Naqoura di Lebanon selatan. Pasukan Hizbullah juga berhasil menggempur tank tempur Israel di daerah Avivim serta membunuh dan melukai sejumlah tentara di dalamnya.

Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober, menyusul aksi Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang sangat mengejutkan Israel.

Wasekjen Hizbullah Sheikh Naim Qassem pada tanggal 24 Oktober menegaskan bahwa Hizbullah merupakan inti dari kampanye perlawanan regional untuk mempertahankan Jalur Gaza dari penjajah. (presstv)

Presiden Brazil Sebut Perang Israel terhadap Gaza sebagai Genosida

Presiden Brazil Lula da Silva mengatakan bahwa eskalasi yang terjadi di Gaza bukanlah perang melainkan “genosida” yang telah menyebabkan kematian ribuan anak.

“Apa yang terjadi saat ini di Timur Tengah sangatlah serius,” kata Lula.

“Ini bukan soal membahas siapa yang punya alasan atau siapa yang salah. Masalahnya ini bukan perang, ini adalah genosida yang telah menewaskan 2000 anak-anak yang tidak ada hubungannya dengan perang ini tapi menjadi korbannya,” tambahnya.

Sedikitnya 7.028 warga Palestina, termasuk 2.913 anak-anak, gugur dan 18.484 luka-luka akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Israel juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat wilayah yang terkepung itu mengalami krisis kemanusiaan.

Rezim Zionis itu juga memerintahkan kepada 1,1 juta orang di Gaza Utara untuk mengungsi dan pindah ke wilayah selatan. (aljazeera)