Jakarta, ICMES. Iran sukses menguji coba rudal balistik kelas Khorramshahr yang dinamai “Kheibar”, rudal berpemandu presisi jarak menengah yang dapat membawa hulu ledak seberat 1.500 kg.

Saluran 12 TV Israel mempertanyakan motif Iran memamerkan rudal balistik baru bernama “Kheibar”, yang merupakan generasi keempat dari rudal kelas Khorramshahr.
Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah memastikan bahwa jika suatu saat perang besar melawan Rezim Zionis Israel berkobar maka skalanya akan mencakup semua perbatasan Israel di mana ratusan ribu kombatan Poros Resistensi terlibat di dalamnya.
Berita Selengkapnya:
Iran Pamerkan Rudal Balistik Presisi Hipersonik Terbaru “Kheibar”, Ini Kedahsyatannya
Iran sukses menguji coba rudal balistik kelas Khorramshahr yang dinamai “Kheibar”, rudal berpemandu presisi jarak menengah yang dapat membawa hulu ledak seberat 1.500 kg.
Rudal tercanggih Iran itu diluncurkan di hadapan Menteri Pertahanan Brigjen Mohammad Reza Ashtiani dalam acara yang menandai peringatan 41 tahun pembebasan kota barat daya Khorramshahr, Kamis (25/5).
Rudal Kheibar dirancang oleh Organisasi Industri Dirgantara Kementerian Pertahanan dengan menggunakan bahan bakar cair untuk jarak jangkau 2000 kilometer dan hulu ledak seberat 1500 kilogram.
Rudal ini memperkuat status Iran sebagai kekuatan rudal yang tangguh, karena jangkauan rudalnya yang diperpanjang, sistem panduan dan kontrol dipercanggih, dan fitur struktural yang ditingkatkan.
“Pesan Kementerian Pertahanan adalah bahwa kami berkomitmen penuh untuk mempertahankan negara kami dan pencapaian Revolusi Islam,” kata Ashtiani saat upacara pembukaan.
“Kami mengambil langkah-langkah untuk melengkapi Angkatan Bersenjata di berbagai sektor pertahanan seperti rudal, drone, pertahanan udara, dan lainnya. Tidak diragukan lagi, lebih banyak (prestasi) akan terungkap di masa mendatang,” sambungnya.
Rudal kelas Khorramshahr memiliki kemampuan strategis dan taktis yang mengesankan. Rudal ini dikenal karena panduan dan sistem kontrolnya yang unik selama fase tengah jalan dan bentangan penerbangan terpanjang saat rudal meluncur, ataupun terjun bebas menuju target.
Fitur ini memungkinkan Kheibar untuk mengontrol dan menyesuaikan lintasannya di luar atmosfer Bumi, dan menonaktifkan sistem panduannya saat memasuki atmosfer, memberikan kekebalan penuh terhadap serangan peperangan elektronik.
“Salah satu fitur yang membedakan dari rudal ini adalah penghindaran radarnya dan kemampuannya melewati pertahanan udara musuh karena radar cross-section (RCS) yang rendah,” kata Jenderal Ashtiani.
Berkat sistem kontrolnya yang canggih, hulu ledak Kheibar tidak memerlukan pengaturan sayap tipis yang khas, yang pada gilirannya memungkinkan rudal mengemas beban ledak yang lebih berat.
Rudal Kheibar juga memungkinkan waktu persiapan dan peluncuran yang sangat singkat.
Penggunaan bahan bakar self-igniting (hypergolic) dan tidak diperlukannya injeksi bahan bakar dan penyelarasan horizontal setelah fase vertikalisasi telah memangkas waktu peluncuran Kheibar menjadi kurang dari 12 menit.
Selain itu, Kheibar ditenagai oleh mesin berbahan bakar cair canggih yang memungkinkan rudal mencapai kecepatan 16 Mach di luar atmosfer dan 8 Mach di dalam atmosfer, memberikan rudal ini kekuatan tumbukan yang luar biasa.
Kecepatan tinggi di mana hulu ledak berdampak pada target yang ditentukan juga mencegah sistem pertahanan udara musuh mendeteksi, melacak, dan mengambil tindakan untuk menembak jatuh rudal.
Dipamerkannya Kheibar menandai kemajuan signifikan dalam kemampuan rudal balistik Iran dan komitmen negara iniuntuk meningkatkan pertahanan dan kekuatan pencegahannya. (presstv)
Iran Pamerkan Rudal Balistik Terbaru, Ini Tanggapan Pengamat Israel
Saluran 12 TV Israel mempertanyakan motif Iran memamerkan rudal balistik baru bernama “Kheibar”, yang merupakan generasi keempat dari rudal kelas Khorramshahr.
Seperti telah diberitakan, Kementerian Pertahanan Iran, Kamis (25/5), telah memamerkan rudal balistik hipernosik jarak jauh itu, yang telah sukses dalam ujicoba dan berhasil menghantam target secara presisi dengan daya tumbuk yang luar biasa.
Pengamat Israel urusan Arab, Ohad Hamo, di saluran itu menyinggung kelanjutan dari “pertukaran peringatan dan ancaman, yang telah berlangsung lama antara Israel dan Iran”. Dia menekankan bahwa langkah terbaru Iran itu jelas merupakan kelanjutan dari “dialog” ini.
Hamo menyebutkan bahwa jangkauan rudal Kheibar yang diperkirakan mencapai 2.000 km dengan hulu ledaknya berbobot satu setengah ton bahan peledak, bukanlah rudal pertama yang menjangkau Israel. Namun, dia juga menyebutkan bahwa rudal itu bukan hanya untuk menyerang Israel, melainkan bisa jadi juga untuk menggempur target-target AS di kawasan Timur Tengah.
Ditanya mengenai motif mengapa Iran sekarang memamerkan rudal itu, Hamo mengatakan, “Ceritanya panjang terkait dengan timing.” Dia menilai hal ini terkait dengan aspek defesif, bukan ofensif.
“Ini merupakan upaya Iran membangun pencegahan di depan Israel,” ujarnya, sembari menyebutkan bahwa Iran “mendengar suara-suara yang keluar dari Israel” dalam masalah ini.
Untuk memastikan bahwa Iran mendengar suara itu, Hamo menyinggung pertanyaan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi, dua hari sebelumnya, di mana dia memperingatkan kemungkinan serangan Israel terhadap program nuklir Iran, dan bahwa dengan memamerkan rudal baru, Iran bermaksud mengirim pesan untuk menghalangi Israel dari petualangan apa pun. (raialyoum)
Sayid Nasrallah: Ratusan Ribu Kombatan Poros Resistensi Siap Menghabisi Israel
Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah memastikan bahwa jika suatu saat perang besar melawan Rezim Zionis Israel berkobar maka skalanya akan mencakup semua perbatasan Israel di mana ratusan ribu kombatan Poros Resistensi terlibat di dalamnya.
Dalam pidato pada peringatan Hari Resistensi dan Pembebasan Lebanon, Kamis (25/5), Sayid Nasrallah mula-mula membicarakan mengenai mengenai pentingnya hari peringatan itu sendiri, antara lain dengan menegaskan, “Setelah Israel mundur dari Lebanon pada tahun 2000 dan dari Gaza, tak ada lagi apa yang disebut Israel Raya dan Agung. Israel sekarang justru bersembunyi di balik dinding dan api, dan sudah tak berdaya memaksakan persyaratannya dalam negosiasi apapun dengan bangsa Palestina.”
Sekjen Hizbullah memastikan bahwa pertaruhan apa yang disebut “Arab Springs” telah buyar, diikuti oleh buyarnya “Perjanjian Abad Ini”, dan bahwa Amerika Serikat (AS) sudah tak berdominasi lagi atas dunia, karena dunia kini sedang bertransformasi menuju tatanan multipolar, dan ini menjadi realitas yang meresahkan Israel.
Dia juga menjelaskan bahwa perpecahan dalam tubuh Israel justru berbarengan dengan konsolidasi Poros Resistensi, sebagaimana juga terlihat dari pernyatan sikap Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam kunjungannya ke Suriah setelah 12 tahun negara pimpinan Presiden Bashar Al-Assad ini dilanda “perang eksistensial”.
“Sumber daya manusia istimewa di Poros Resistensi berbanding dengan mundurnya sumber daya manusia Israel serta kaburnya orang-orang Israel dari pertempuran,” ungkapnya.
Menanggapi ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sayid Nasrallah menegaskan, “Bukan kamu lagi yang mengancam dengan perang besar, melainkan kamilah yang mengacammu dengannya.”
Dia menambahkan, “Jika perang besar terjadi maka akan mencakup semua perbatasan (Israel); area dan medan-medan laganya akan dipersempit oleh ratusan ribu pejuang; dan kami memiliki keunggulan yang sangat besar dalam aspek daya manusia.”
“Kita punya harapan untuk pembebasan Palestina, shalat di Masjid Al-Aqsa, kebinasaan entitas pendudukan, dan keyakinan penuh akan kemenangan kita,” tegasnya. (raialyoum)