Jakarta, ICMES. Pusat Komunikasi Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengeluarkan laporan awal tentang kecelakaan helikopter Presiden Ebrahim Raisi, yang menyebabkannya gugur bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian dan beberapa pejabat lainnya.

Jenazah Mantan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi telah dimakamkan di komplek makam suci Imam Ali Ridha ra di kota Masyhad pada hari Kamis (23/5) dengan diiringi oleh jutaan pelayat.
Berita selengkapnya:
Militer Iran Rilis Laporan Awal Ihwal Jatuhnya Helikopter Presiden
Pusat Komunikasi Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengeluarkan laporan awal tentang kecelakaan helikopter Presiden Ebrahim Raisi, yang menyebabkannya gugur bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian dan beberapa pejabat lainnya.
Laporan awal itu menyatakan sebagai berikut;
Kami informasikan kepada umat Islam Iran tercinta bahwa delegasi tingkat tinggi dari Staf Umum Angkatan Bersenjata untuk penyelidikan berbagai dimensi dan faktor penyebab jatuhnya helikopter yang membawa presiden yang gugur syahid, Ayatullah Ibrahim Raisi dan rekan-rekannya, berkepedulian mengorganisasikan tim-tim ahli dan teknis pada Senin pagi dari Teheran pada pukul 5:30 pagi dan tiba di lokasi jatuhnya helikopter pada pukul 9 pagi pada hari yang sama.
Sejumlah besar informasi telah dikumpulkan di berbagai bidang khusus, teknis, dan umum yang mungkin terkait dengan kecelakaan tersebut. Beberapa kasus memerlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pendapat pasti tentangnya, dan masih dalam proses penyelidikan, dan beberapa kasus lainnya dapat dipastikan sebagai berikut;
1- Helikopter benar-benar melanjutkan rute yang direncanakan dan tidak menyimpang dari jalur penerbangan yang ditentukan.
2- Sekitar satu setengah menit sebelum kecelakaan helikopter terjadi, pilot helikopter yang mengalami kecelakaan tersebut berkomunikasi dengan dua helikopter lain yang ada dalam kloter.
3- Tidak ada bekas peluru atau benda serupa yang terlihat pada serpihan komponen helikopter yang jatuh.
4. Terjadi kobaran api pada helikopter itu setelah terhempas ke tanah.
5. Kompleksitas kondisi area, adanya kabut, dan rendahnya suhu membuat operasi pencarian diperpanjang hingga malam tiba dan berlanjut sepanjang malam, dan pada Senin pagi (5 pagi), dengan bantuan drone (Iran), titik lokasi kejadian dapat diketahui pasti, dan pasukan darat yang bertugas melakukan operasi pemantauan dan pencarian hadir di lokasi itu.
6- Dalam percakapan menara kontrol dengan awak pesawat, tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa sebagian besar dokumen terkait kecelakaan helikopter tersebut telah dikumpulkan, dan diperlukan lebih banyak waktu untuk meninjau beberapa bagian dan dokumen, yang hasil tinjauan akan diumumkan setelah proses teknis dan keahlian rampung.
Karena itu, laporan itu itu juga mengimbau masyarakat untuk tidak mengindahkan komentar-komentar orang-orang yang tak berkompeten dan dipublikasikan berdasarkan spekulasi minim informasi tentang fakta-fakta yang terjadi, atau bahkan terkadang tergiring oleh media asing di ruang virtual. (alalam)
Diiringi Jutaan Pelayat, Jenazah Sayid Raisi Dimakamkan di Komplek Makam Imam Ali Ridha ra
Jenazah Mantan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi telah dimakamkan di komplek makam suci Imam Ali Ridha ra di kota Masyhad pada hari Kamis (23/5) dengan diiringi oleh jutaan pelayat.
Wali Kota Masyhad menyebutkan tiga juta pelayat mengiringi peti jenazah Raisi di kota kelahirannya tersebut, setelah prosesi dilangsungkan di kota Tabriz, Qom, Teheran dan Birjand.
Kemudian saat senja, jenazah presiden diturunkan ke liang makam di komplek besar maklam Imam Reza (AS), yang diziarahi jutaan orang setiap tahunnya.
Presiden berusia 63 tahun itu gugur pada hari Ahad lalu bersama menteri luar negerinya dan enam orang lainnya setelah helikopter mereka jatuh di pegunungan barat laut negara itu ketika hendak meresmikan unit kilang minyak di Tabriz.
Insiden ini tak pelak mengejutkan bangsa Iran dan membangkitkan duka cita mendalam mereka, dan kemudian memancing gelombang empati dan solidaritas dari umat Islam dan bahkan non-Muslim di seluruh dunia.
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengungkapkan duka cita mendalamnya dan menyebut gugurnya Sayid Raisi sebagai “kematian yang bernuansa kesyahidan”, serta mengumumkan lima hari berkabung nasional pada hari Senin.
Di mana pun di Iran, iring-iringan kendaraan yang membawa peti jenazah para “syuhada” selalu memancing kedatangan dan partisipasi banyak pelayat sehingga mereka memadati jalan-jalan utama dan jalan-jalan yang bersebelahan sejauh beberapa kilometer.
Di Teheran, Ayatullah Khamenei dan perwakilan kelompok-kelompok resistensi regional anti AS dan Israel menunaikan shalat jenazah pada hari Rabu, sebelum jutaan orang mengikuti prosesi di jalan utama Teheran.
“Ya Allah, kami tidak melihat apa pun selain kebaikan darinya,” bunyi bacaan Ayatullah Khamenei dalam bahasa Arab ketika mengimami shalat jenazah. Penjabat presiden Iran, Mohammad Mokhber, dan para pejabat lainnya berdiri di dekatnya, dan beberapa di antara mereka menangis.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menghadiri shalat jenazah tersebut. Dalam kata sambutannya dia menceritakan bahwa Presiden Raisi pada pertemuan di bulan suci Ramadhan lalu mengatakan kepadanya bahwa Badai Al-Aqsa yang dilancarkan oleh faksi-faksi pejuang Palestina terhadap Rezim Zionis Israel pada tanggal 7 Oktober merupakan “gempa di jantung entitas Zionis”.
Rabu malam, para pemimpin Poros Resistensi bertemu dengan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayjen Hossein Salami, dan komandan Pasukan Quds IRGC Brigjen Esmail Qaani untuk membicarakan perkembangan situasi perang Israel yang terus berlangsung di Gaza.
Para pejabat tinggi dari Timteng dan lain-lain dari sekitar 60 negara menghadiri upacara penghormatan terakhir, termasuk Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Tunisia Kais Saied.
Para wakil negara-negara sahabat yang datang ke Teheran serta bertemu dengan petinggi Iran untuk menyampaikan belasungkawa antara lain ialah Presiden Tajikistan Imomali Rahmon, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan Syeikh Abdullah bin Zayed, menteri luar negeri UEA.
Jutaan pria dan wanita berpakaian serba hitam berkonsentrasi di sekitar komplek besar makam Imam Reza (AS) di kota Masyhad. Mereka menangis sembari menepuk-nepuk dada sebagai ekspresi dukacita nan mendalam.
Beberapa orang memegang karangan bunga putih, sementara yang lain mengangkat tinggi-tinggi plakat sebagai penghormatan kepada Presiden Raisi sebagai “ksatria di medan perang” ketika sebuah truk besar yang membawa jenazahnya membelah lautan pelayat.
Pada truk yang membawa peti jenazah, terpampang tulisan besar berupa kalimat yang ditujukan kepada Imam Ali Ridha ra; “Aku datang, duhai Baginda, berilah aku perlindungan.
Poster Presiden Raisi, bendera hitam dan simbol keagamaan dipasang di sepanjang jalan Masyhad, khususnya di sekitar tempat peristirahatan terakhirnya. (presstv/fna)