Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 24 Mei 2019

video serangan drone ansarullah ke saudiJakarta, ICMES: Saluran TV al-Masirah milik kelompok pejuang Ansarullah (Houthi), Kamis (23/5/2019), merilis video yang disebutnya sebagai rekaman detik-detik serangan nirawaknya ke Bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yang terjadi pada tahun lalu.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, memastikan bahwa jari-jari pasukan negara republik Islam berada di pelatuk senjata dan sepenuhnya siap menghancurkan pasukan agresor.

Komandan Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Abdulrahim Mousavi, menuduh Arab Saudi berada di balik serangan roket ke Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk Irak di Baghdad, dan menegaskan bahwa Iran tidak menghendaki perang tapi juga tak gentar menghadapi serangan.

Rusia menentang pengiriman pasukan Amerika Serikat (AS) ke Timur Tengah jika Washington memutuskan untuk mengimplementasikan rencana demikian.

Berita selengkapnya:

Ansarullah Yaman Rilis Video Serangan Nirawak Ke Bandara Abu Dhabi

Saluran TV al-Masirah milik kelompok pejuang Ansarullah (Houthi), Kamis (23/5/2019), merilis video yang disebutnya sebagai rekaman detik-detik serangan nirawaknya ke Bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yang terjadi pada tahun lalu.

Dalam video itu terlihat pesawat nirawak berbahan peledak meledak dengan sasaran kendaraan pengangkut logistik pada sebuah instalasi.

Dilaporkan bahwa nirawak yang terlihat dalam video itu berjenis Samad-3 yang telah menempuh jarak sejauh 1500 kilometer untuk mencapai Bandara Abu Dhabi.

TV al-Masirah memastikan bahwa serangan nirawak itu menyasar kendaraan pengangkut logistik yang ada di halaman bandara dan terparkir di sisi ruang tunggu penumpang nomor 1.

Rekaman video itu dapat disaksikan pada link ini:

Laporan lain menyebutkan Angkatan Udara Yaman dan Komite Rakyat yang berafiliasi dengan kelompok pejuang Ansarullah telah menggempur sistem pertahanan udara Patriot di Bandara Najran, Arab Saudi, Kamis (23/5/2019).

Serangan itu dilancarkan dengan menggunakan pesawat nirawak Qasef-K2 ke bandara regional Najran di bagian selatan Saudi dalam serangan ketiga kalinya ke bandara itu dalam jangka waktu 72 jam.

Sumber militer di Angkatan Udara Yaman kepada laman TV al-Masirah milik Ansarullah mengatakan bahwa  sasaran serangan itu “sistem Patriot” yang terpasang di bandara tersebut.

Sumber anonim ini menjelaskan bahwa serangan udara itu sukses dan dilakukan setelah dilakukan pemantauan intelijen secara cermat.

Pada hari Selasa lalu, Ansarullah juga menggunakan pesawat yang sama dan menggempur gudang senjata di bandara tersebut hingga mengakibatkan kebakaran.

Pada 14 Mei Angkatan Udara Yaman melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap sasaran di Saudi dengan melesatkan 7 pesawat nirawak dan melakukan serangkaian serangan terhadap instalasi vital di kedalaman wilayah Saudi.

Menteri Energi Saudi mengakui bahwa dua stasiun pompa minyak milik perusahaan minyak Saudi, Aramco, di provinsi Dawadmi dan provinsi Afif di kawasan Riyadh terhenti untuk sementara akibat serangan pesawat nirawak.

Pihak Ansarullah menegaskan bahwa semua serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas agresi dan blokade pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap Yaman.  (rt/alalam)

Militer Iran: Jari Kami Ada Di Pelatuk Senjata Penghancur Agresor

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, memastikan bahwa jari-jari pasukan negara republik Islam berada di pelatuk senjata dan sepenuhnya siap menghancurkan pasukan agresor.

Sebagaimana dilaporkan al-Alam, Kamis (23/5/2019), dalam pidatonya pada peringatan hari pembebasan kota Khorramshahr dalam perang Iran-Iran 1980-1998 dan “Hari Perlawanan, Pengorbanan dan Kemenangan Nasional’, Bagheri menegaskan, “Jari-jari kami ada di pelatuk dan siap untuk secara tegas menghancurkan setiap agresor dan ambisius…  Situasi baru ini adalah untuk melawan rezim tiran AS dan menyerukan kepada semua orang Iran untuk berjihad, bangkit, dan menjadi lebih kuat.”

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran menyatakan bahwa musuh negaranya harus menyadari bahwa ”prajurit gagah berani dan kuat Iran berdiri di garis depan konfrontasi suci dan historis, dan tidak akan pernah lengah di depan aksi makar musuh barang sejenak, terutama pemerintah AS yang dengki dan presidennyapun penghayal dan arogan.”

Menurutnya, situasi saat ini di dalam dan luar negeri Iran, termasuk di arena konfrontasi melawan “Setan Besar” dan rezim AS, membuat semua orang Iran terpanggil untuk berkiprah dalam jihad dan kebangkitan untuk mencetak kisah-kisah epik baru seperti dalam epik pembebasan kota Khorramshahr dari pendudukan pasukan agresor rezim diktator Irak mendiang Saddam Hossein.

“Dalam situasi sensitif ini, musuh merasa putus asa, tidak berdaya, dan kalah atas keinginan rakyat revolusioner Iran. Tak ada saat bagi gertakan terhadap bangsa ini, dan bagi upaya pemaksaan terhadap negara ini untuk menyerah, yang dilakukan dengan menggunakan media propagandanya untuk membesar-besarkan ancaman perang imajiner,” pungkasnya. (alalam)

Militer Iran Tuding Saudi Ada Di Balik Serangan Ke Kedubes AS Di Baghdad

Komandan Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Abdulrahim Mousavi, menuduh Arab Saudi berada di balik serangan roket ke Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk Irak di Baghdad, dan menegaskan bahwa Iran tidak menghendaki perang tapi juga tak gentar menghadapi serangan.

Dalam pidatonya pada Rabu (22/5/2019) Mousavi menegaskan, “Musuh terlihat kompak, padahal berusaha sedapat mungkin saling menjarah satu sama lain… Tidak ada keraguan bahwa jika dokumen-dokumen faktual diungkapkan maka Anda akan melihat betapa mereka berada di balik banyak peristiwa di kawasan.”

Dia menambahkan, “Peristiwa yang  terjadi baru-baru ini di Irak adalah ulah Saudi… Jika dokumen-dokumen itu diungkap maka janganlah terkejut bahwa AS sendirilah (pelakunya), dan karena mereka belum maksimal memeras beberapa negara Arab, mereka lantas menyulut kobaran ini untuk semakin menakut-nakuti mereka.”

Mousavi mengingatkan, “Apa yang terjadi hari ini dengan kedatangan AS ke kawasan ini adalah bahwa mereka ingin mengatakan bahwa Anda perlu kekacauan untuk mempertahankan tahta, jadi Anda harus membayar uang.”

Komandan Angkatan Bersenjata Iran mengimbau beberapa negara Arab agar mengikuti jejak Iran dan berhenti menjadi agen kekuatan-kekuatan asing.

“Kami menginginkan keamanan dan stabilitas kawasan dan kami tidak memiliki keinginan untuk menyalakan api. Kami tidak mencari perang dan kami tidak akan menjadi penggagasnya, tapi kami berdiri teguh untuk membela negara kami,”imbuhnya.

Mousavi kemudian mengingatkan, “Negara-negara di kawasan ini sendirilah yang harus memberikan keamanan bagi mereka… Pasukan asing harus keluar. Kami tidak takut perang, musuhlah yang takut karena perang akan kehilangan segalanya di kawasan sejak peluru pertama ditembakkan.” (raialyoum)

Ansarullah Mengaku Telah Menggempur Sistem Patriot Di Bandara Najran

Angkatan Udara Yaman dan Komite Rakyat yang berafiliasi dengan kelompok pejuang Ansarullah menyatakan pihaknya telah menggempur sistem pertahanan udara Patriot di Bandara Najran, Arab Saudi, Kamis (23/5/2019).

Disebutkan bahwa serangan itu dilancarkan dengan menggunakan pesawat nirawak Qasef-K2 ke bandara regional Najran di bagian selatan Saudi dalam serangan ketiga kalinya ke bandara itu dalam jangka waktu 72 jam.

Sumber militer di Angkatan Udara Yaman kepada laman TV al-Masirah milik Ansarullah mengatakan bahwa  sasaran serangan itu “sistem Patriot” yang terpasang di bandara tersebut.

Sumber anonim ini menjelaskan bahwa serangan udara itu sukses dan dilakukan setelah dilakukan pemantauan intelijen secara cermat.

Pada hari Selasa lalu, Ansarullah juga menggunakan pesawat yang sama dan menggempur gudang senjata di bandara tersebut hingga mengakibatkan kebakaran.

Pada 14 Mei Angkatan Udara Yaman melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap sasaran di Saudi dengan melesatkan 7 pesawat nirawak dan melakukan serangkaian serangan terhadap instalasi vital di kedalaman wilayah Saudi.

Menteri Energi Saudi mengakui bahwa dua stasiun pompa minyak milik perusahaan minyak Saudi, Aramco, di provinsi Dawadmi dan provinsi Afif di kawasan Riyadh terhenti untuk sementara akibat serangan pesawat nirawak.

Pihak Ansarullah menegaskan bahwa semua serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas agresi dan blokade pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap Yaman.  (alalam)

Rusia Kecam Rencana Pengiriman Pasukan AS Ke Timteng

Rusia menentang pengiriman pasukan Amerika Serikat (AS) ke Timur Tengah jika Washington memutuskan untuk mengimplementasikan rencana demikian.

“Rusia tentu saja akan menentang rencana tersebut jika dideklarasikan. Siapa yang akan rela atas langkah lain menuju ketegangan di Timteng ini? ” ungkap Wakil Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Federasi Rusia Vladimir Jabbarov kepada Sputnik, Kamis (23/5/2019).

Pernyataan ini merupakan komentar  atas laporan Associated Press (AP) yang menyebutkan bahwa Pentagon akan menyerahkan kepada Gedung Putih rencana pengiriman 10.000 bala pasukan ke Timur Tengah.

Jabbarov menyebut rencana demikian sebagai “penabuhan genderang perang” dan “upaya untuk membangkitkan keresahakan”.

AS belakangan ini meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah dengan intensitas yang lebih tinggi; mengirim pesawat pembom B-52, kapal induk Abraham Lincoln dan kapal-kapal perang lain ke Timur Tengah.

Beberapa sumber media menyebutkan bahwa Pentagon berencana mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah. Menurut informasi AP, Pentagon berencana mengirim 10.000 tentara ke kawasan rawan konflik itu. (raialyoum)