Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 17 September 2021

Jakarta, ICMES.  Iran menyatakan bahwa negara ini mengirim bahan bakar minyak ke Lebanon sesuai konstitusi Republik Islam Iran ihwal dukungan kepada umat Islam.

Wakil Sekjen kelompok pejuang Irak Asaib Ahl Al-Haq, Syeikh Qais Al-Khazali, mengomentari pernyataan AS yang menepis keterlibatan negara ini dalam serangan udara terhadap pasukan relawan Irak.

Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al-Tayyib menyatakan bahwa Palestina merupakan urusan utama umat Islam, dan bahwa perjuangan bangsa Palestina melawan rezim pendudukan Zionis merupakan kebanggaan dan sumber inspirasi.

Taliban meminta masyarakat internasional mengakui pemerintahan sementara Afghanistan yang dibentuk Taliban, dan mencabut pembekuan aset Afghanistan.

Berita Selengkapnya:

Iran Nyatakan Kirim Minyak ke Lebanon Seusai Konstitusi tentang Dukungan kepada Umat Islam

Iran menyatakan bahwa negara ini mengirim bahan bakar minyak ke Lebanon sesuai konstitusi Republik Islam Iran ihwal dukungan kepada umat Islam.

 â€œPengiriman bahan bakar minyak Iran ke Lebanon untuk memecah blokade AS merupakan perwujudan nyata penerapan salah satu pasal konstitusi Iran, yang menganjurkan pemerintah menggunakan kebijakan luar negerinya untuk menyokong bangsa-bangsa Muslim,” ungkap Badan Garda Konstitusi Iran, Hadi Tahan Nazif, di halaman Twitter-nya, Kamis (16/9).

Belakangan ini para netizen Lebanon memublikasi rekaman-rekaman video konvoi truk tanki yang mengangkut bahan bakar minyak Iran dari Pelabuhan Baniyas, Suriah, ke Lebanon. Konvoi pertama truk itu telah memasuki Lebanon pada hari Kamis kemarin.

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah Senin lalu mengumumkan bahwa kapal tanker minyak pertama Iran telah tiba di Pelabuhan Baniyas satu hari sebelumnya, dan mulai membongkar muatannya yang dijadwalkan tiba di Lebanon pada hari Kamis.

Pujian dari Irak

Wakil Sekjen Gerakan Al-Nujaba Irak Nasr Al-Shammari memuji  pengiriman minyak Iran demi meringankan krisis bahan bakar yang mendera bangsa Lebanon tersebut, meski harus menerjang blokade AS.

“Untuk kesekian kalinya, bangsa resisten Lebanon meraih kemenangan, sebagaimana sudah biasa bagi kita selama 40 tahun terakhir, di bawah pimpinan Sang Pemuka Resistensi dan Hizbullah nan jaya, dan musuhpun mundur, harapannya kandas, dan jerih payah dan penghamburan dananya sia-sia,” ungkap Al-Shammari di Twitter.

Dia menambahkan, “Sekali lagi, Republik Wali Faqih (Iran) membuktikan statusnya sebagai sekutu yang tangguh dan setia. Bukankah ini adalah perwujudan dari firman Allah SWT; ‘Maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (QS. Al-Maidah [5]: 56) (alalam)

AS Bantah Lakukan Serangan, Ini Tanggapan Pasukan Relawan Irak

Wakil Sekjen kelompok pejuang Irak Asaib Ahl Al-Haq, Syeikh Qais Al-Khazali, mengomentari pernyataan AS yang menepis keterlibatan negara ini dalam serangan udara yang terjadi pada Selasa malam lalu terhadap pasukan relawan Irak Al-Hashd Al-Shaabi atau Pasukan Mobilasi Popular (PMF).

“Bantahan AS atas pelanggaran yang terjadi belakangan ini terhadap kedaulatan Irak dengan serangan terhadap fasilitas PMF tidaklah meloloskan mereka dari tanggungjawab,” tegas Al-Khazali di Twitter, Kamis (16/9), sembari mendesak pemerintah Irak agar menunaikan kewajibannya mengadakan sistem pertahanan udara yang sanggup mempertahankan kedaulatan Irak.

Dia menjelaskan, “Jika pelaku tindakan ini bukan AS maka ini berarti pelakunya adalah Israel, sementara semua orang tahu bahwa jet tempur Israel tak dapat mengundara di angkasa Irak dan menyerang fasilitas militer di wilayah Irak tanpa persetujuan dari pihak AS.”

Khazali menegaskan, “Hal ini mengkonfirmasi apa yang telah kami katakan sebelumnya bahwa Zionis adalah musuh hakiki yang pertama dan terbesar bagi Irak, dan bahwa opsi bergabung dengan perimbangan deterensi regional untuk resistensi adalah pilihan yang benar.”

Wakil Sekjen Asaib Ahl Al-Haq menambahkan, “Kebungkaman pihak pemerintah dan tidak adanya celaan dari sejumlah elemen politik terhadap perbuatan itu adalah sesuatu yang tak dapat diterima dan bertolak belakang dengan klaim-klaim nasionalisme dan rasa peduli kedaulatan. Tidak adanya inisiatif pemerintah untuk membeli sistem pertahanan udara agar Irak dapat mempertahankan angkasanya dan mencegah pelanggaran Israel dan Turki yang berkelanjutan menimbulkan tanda tanya mengenai penyebab dan latar belakangnya.” (alalam)

Imam Besar Al-Azhar Serukan Kepedulian Umat Islam kepada Isu Palestina

Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al-Tayyib menyatakan bahwa Palestina merupakan urusan utama umat Islam, dan bahwa perjuangan bangsa Palestina melawan rezim pendudukan Zionis merupakan kebanggaan dan sumber inspirasi.

Hal tersebut ditegaskan Syeikh Al-Tayyib dalam pertemuan dengan Mahmoud Al-Habash, Hakim Agung dan Penasehat Ketua Otoritas Palestina urusan Agama dan Hubungan Islam di Kantor Al-Azhar, Kairo, ibu kota Mesir, Kamis (16/9).

“Urusan Palestina adalah urusan utama Al-Azhar dan Muslimin, dan perjuangan bangsanya Arab merupakan sumber kebanggaraan, kekuatan dan inspirasi mengenai mekanisme perjuangan melawan rezim pendudukan yang zalim,” ujar Syeikh Al-Tayyib.

Dia menambahkan, “Terorisme Zionis menjadi bukti kuat atas kekacauan nilai dan standar masyarakat internasional dalam interaksi dengan urusan bangsa-bangsa.”

Di pihak lain, Mahmoud Al-Habash mengatakan, “Upaya dan pendirian mulia Al-Azhar atas urusan Palestina patut mendapat apresiasi… Al-Azhar telah mendapatkan universalitasnya dalam misi dan peranan globalnya, yang telah melayani urusan umat dan perdamaian dunia selama lebih dari seribu tahun.”

Rabu lalu ratusan warga (imigran) Zionis Israel kembali melurug komplek Masjid Al-Aqsa dengan pengawalan polisi Israel.

Kantor Wakaf Islam di Quds (Yerussalem) dalam sebuah pernyataannya menyebutkan, “300 imigran Zionis menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari ini dengan pengawalan polisi Israel.”

Sebelumnya, berbagai kelompok ekstremis Israel menyerukan peningkatan intensitas serbuan ke Masjid Al-Aqsa pada peringatan Yom Kippur yang dimulai pada Rabu sore dan berakhir pada Kamis sore. (raialyoum)

Taliban Minta Masyarakat Internasional Akui Pemerintahan Sementara Afghanistan

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, meminta masyarakat internasional mengakui pemerintahan sementara Afghanistan yang dibentuk Taliban, dan mencabut pembekuan aset Afghanistan.

Zabihullah Mujahid adalah tokoh Taliban yang muncul di depan media untuk pertama kalinya dalam satu dekade pada konferensi pers setelah kelompok militan itu merebut Kabul pada bulan lalu,.

Saat itu dia mengatakan bahwa dia tinggal di ibukota Afghanistan tepat di bawah hidung musuh-musuhnya yang menganggapnya sebagai sosok ‘seperti hantu’ selama Perang.

Mujahid, yang beroperasi dalam bayang-bayang selama bertahun-tahun, juga mengakui bahwa ia belajar di seminari Haqqania di Nowshera di barat laut Pakistan, yang juga dijuluki Universitas Taliban atau ‘Universitas Jihad’ secara internasional.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan dan Transportasi Afghanistan mengajukan permohonan kepada otoritas Pakistan untuk membuka kembali zona udaranya untuk penerbangan komersial antara kedua negara dalam waktu dekat.

Bersamaan dengan ini, Bank Sentral Afghanistan mengaku telah menerima dari Taliban dana sebesar US$ 12 juta serta beberapa emas batangan yang mereka temukan dari rumah-rumah para pejabat pemerintahan Afghanistan sebelumnya. (alalam/it)