Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 16 Desember 2022

Jakarta, ICMES. Ribuan orang di Istanbul, Turki, Kamis (15/12), memrotes hukuman dan larangan politik terhadap Wali Kota Ekrem Imamoglu, 52 tahun.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pidatonya di hadapan ribuan masyarakat di kota Birjan, provinsi Khorasan Selatan, memuji andil besar rakyat Iran dalam perlawanan terhadap neo-imperialisme Barat dan menegaskan bahwa bangsa Iran pantang menyerah kepada sanksi dan intimidasi Barat.

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Jenderal Hossein Salami ,mengatakan bahwa barisan musuh negara republik Islam ini menggunakan semua kekuatannya untuk mendominasi Iran, tapi impian mereka untuk mendominasi Iran Islam tidak akan pernah terwujud.

Berita Selengkapnya:

Ribuan Massa Memrotes Vonis Hukuman terhadap Wali Kota Istanbul

Ribuan orang di Istanbul, Turki, Kamis (15/12), memrotes hukuman dan larangan politik terhadap Wali Kota Ekrem Imamoglu, 52 tahun.

Sehari sebelumnya, Pengadilan Turki menjatuhkan vonis hukuman dua tahun tujuh bulan penjara terhadap Imamoglu, saingan berat Erdogan, dengan dakwaan telah menghina pejabat publik.

Hukuman dan larangan politik harus dikonfirmasi oleh pengadilan banding, dan Imamoglu akan terus menjabat sebagai wali kota Istanbul, kota terbesar di Turki dan berpenduduk 16 juta orang.

Putusan itu menuai kecaman luas di dalam dan luar negeri.

Di tengah gempita musik patriotik, massa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Turki di depan gedung kota Istanbul. Spanduk potret besar pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk dipasang di gedung itu.

Imamoglu yang berusia 52 tahun dan para pemimpin enam partai oposisi Turki berjalan bahu-membahu melewati kerumunan pendukung pada hari Rabu.

Dalam orasinya di hadapan massa, Imamoglu menegaskan, “Saya sama sekali tidak takut dengan vonis tidak sah mereka. Saya tidak memiliki hakim untuk melindungi saya, tapi saya memiliki 16 juta warga Istanbul dan bangsa kami mendukung saya.”

Dia menyebut hukuman penjara itu sebagai hukuman terhadap kesuksesannya.

“Terkadang di negara kita, tidak ada kesuksesan yang luput dari hukuman. Saya melihat hukuman yang tidak berarti dan ilegal ini dikenakan pada saya sebagai hadiah atas kesuksesan saya,” ujarnya.

Imamoglu dihukum karena menghina pejabat publik dalam pidatonya setelah dia memenangkan pemilihan Istanbul pada 2019. Para kritikus mengatakan pengadilan Turki tunduk pada kehendak Erdogan, sementara pemerintah pusat mengatakan peradilan itu independen.

Kemlu AS mengatakan “sangat terganggu dan kecewa” dengan potensi pencopotan Imamoglu.

Jerman menyebutnya sebagai “pukulan berat bagi demokrasi”, sementara Prancis mendesak Turki untuk “membalik keterpurukannya dari supremasi hukum, demokrasi, dan penghormatan terhadap hak-hak dasar”.

Pemilihan presiden dan parlemen akan diadakan pada bulan Juni 2023, dan diperkirakan akan menjadi tantangan politik terbesar bagi Erdogan setelah dua dekade berkuasa, karena rakyat Turki mengalami kenaikan biaya hidup akibat anjloknya nilai mata uang Turki dan terjadinya lonjakan inflasi. (aljazeera)

Presiden Raisi: Bangsa Iran Pantang Menyerah kepada Sanksi dan Intimidasi Barat

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pidatonya di hadapan ribuan masyarakat di kota Birjan, provinsi Khorasan Selatan, Kamis (15/12), memuji andil besar rakyat Iran dalam perlawanan terhadap neo-imperialisme Barat dan menegaskan bahwa bangsa Iran pantang menyerah kepada sanksi dan intimidasi Barat.

“Kami di negara ini sangat memerlukan dukungan rakyat seperti ini, sebab negara-negara yang kekuatannnya bertumpu pada senjata, elemen kekuatannya adalah militer. Sedangkan elemen terpenting kekuatan dan keamanan di negara kita adalah rakyat yang religius, yakni Anda sekalian dengan segala partisipasi Anda di berbagai kancah,” ujarnya,

“Ini adalah elemen terpenting kekuatan dan keamanan di negara kita. Elemen kekuatan inilah yang hendak digembosi oleh musuh.  Mereka ingin menciderai kepercayaan rakyat. Mereka ingin menciptakan keraguan di benak orang pada modal besar dan tulang punggung pemerintahan ini, atau menimbulkan kerapuhan di tengah masyarakat. Tapi rakyat telah menunjukkan bahwa dalam berbagai tipe konspirasi dan fitnah yang ada sejak awal kemenangan revolusi Islam serta fitnah dan kerusuhan yang terjadi belakangan ini, rakyat dengan segala kesadaran, kecerdasan dan ketercerahan mereka sungguh telah mengandaskan musuh,” imbuhnya, yang segera disambut dengan teriakan takbir dan yel-yel dari massa.

Presiden Raisi menegaskan, “Apa yang kami ketahui adalah kehendak rakyat untuk independensi ekonomi, politik, kebudayaan, dan semua bidang.  Spirit perjuangan untuk independensi ini terhubung dengan Anda semua sebagai rakyat. Musuh tak ingin kita independen. Mereka ingin kita selalu bergantung.  Rakyat Iran, termasuk penduduk provinsi Khorasan Selatan, muak terhadap kebergantungan.”

Menurutnya, kemajuan Iran di berbagai bidang telah membangkit amarah musuh-musuhnya.

“Musuh melihat putra dan putri kita tekun belajar, orang-orang kita giat berusaha, dan para ilmuan kita bersusah payah di berbagai bidang demi kemajuan negara ini. Musuh gusar menyaksikan kemajuan ini. Mereka tak ingin melihat negara kita independen dalam produksi, industri, pertanian, dan berbagai bidang sains dan teknologi. Spirit perjuangan demi independensi telah menyulut amarah musuh,” turutnya.

Sayid Raisi menambahkan, “Negara ini sedang menjalani kemajuan, tapi sebagian orang mencoba menimbulkan keraguan terhadapnya  Kita mengatakan bahwa kereta kemajuan sedang bergerak, tapi musuh ingin menghentikan pergerakan kereta ini.  Benarkah kereta ini sedang bergerak? Apakah kalian (musuh) lupa bahwa sebanyak 700 rumah tangga Iran pernah ketar-ketir di tengah pandemi Covid-19? Sekjen PBB di New York pada awal pembicaraannya meminta maaf kepada saya; ‘Kami mohon maaf kepada Anda dan rakyat Iran karena kami tak dapat mencabut  boikot vaksin terhadap negara Anda.’ Saya menjawab, ‘Tuan Sekjen, sekarang di Iran terdapat enam vaksin baru yang akan diproduksi di dalam negeri. Kami yang semula importir vaksin sekarang sudah menjelma menjadi eksportir vaksin. Sebanyak lebih dari 70% penduduk Iran sudah divaksin.’”

Sayid Raisi menambahkan, “Sekjen PBB pun keheranan. Saya mengatakan;  â€˜Tuan Sekjen, Anda membayangkan sanksi dan intimidasi AS dan musuh Iran lainnya akan dapat menghentikan gerakan negara dan putra putri bangsa Iran? Kami sama sekali tak kan pernah berhenti bergerak di depan sanksi!’”

Selanjutnya, setelah menjelaskan berbagai kemajuan dicapai Iran belakangan ini, Presiden Raisi menyindir musuh-musuh Iran dengan mengatakan, “Memang, sanksi kalian (musuh) bisa jadi menimbulkan kesulitan-kesulitan tertentu bagi negara dan rakyat. Tapi yang penting ialah bahwa rakyat berjuang melawan sanksi ini. Pertama, membuat sanksi ini jalan di tempat. Kedua, di tengah sanksi dan intimidasi ini, rakyat hendaknya menciptakan kesempatan. “

Dia juga mengatakan, “Sekarang putra dan putri kita justru menjadikan sanksi dan intimidasi sebagai kesempatan. Kami mengupayakan pencabutan sanksi ,  tapi di saat yang sama upaya untuk mematahkan sanksi ini ada dalam agenda kami dan terus diupayakan dengan sungguh-sungguh.  Ketika suatu komoditas atau komponen tidak diberikan kepada kita, lantas apa yang harus kita lakukan? Harus berhenti bekerja? Tidak, ini bukan spirit bangsa kita. Saya sendiri sebagai santri yang mengabdi kepada rakyat tidak berspirit demikian. Spirit kita adalah spirit yang dimiliki oleh Syahid Haji Qasem (Soleimani), yaitu: kita bisa!” (irib)

Panglima IRGC: Ayatullah Khamenei Ubah Jadi Kekuatan Besar, Mimpi Musuh Takkan Pernah Menjadi Kenyataan

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Jenderal Hossein Salami ,mengatakan bahwa barisan musuh negara republik Islam ini menggunakan semua kekuatannya untuk mendominasi Iran, tapi impian mereka untuk mendominasi Iran Islam tidak akan pernah terwujud.

“Tidak ada tempat bagi bangsa yang lemah dalam kancah politik dunia, bangsa yang lemah mau tidak mau menyerah,” tegas Salami, Kamis (15/12).

“Menjadi kuat berarti masyarakat harus mengatur tindakannya dan hubungan internasional berdasarkan kehendaknya sendiri, dan membuat pola persahabatan dan permusuhannya sendiri serta bertindak berdasarkan aturannya sendiri,” lanjutnya.

Dia menjelaskan bahwa musuh gusar dan tidak ingin Iran berpengaruh di kawasan Timur Tengah, sementara Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei telah mengubah Iran menjadi kekuatan yang besar di kawasan ini.

Mengenai persenjataan Iran, Salami mengatakan, “Hari ini, Iran terus meningkatkan kekuatan drone dan rudal serta militernya, yang tidak dapat diterima oleh musuh.”

Dia juga menegaskan, “Musuh telah mencoba segala cara, termasuk sanksi ekonomi, untuk memaksakan perang, operasi psikologis, mencoba mengisolasi Iran di arena internasional dan menghentikan Iran memainkan peran dalam krisis regional, tapi gagal.”

Dia lantas menegaskan, “Impian musuh untuk mendominasi Republik Islam Iran tidak akan pernah menjadi kenyataan, tapi itu ada dalam pikiran musuh dan mereka menggunakan semua kekuatannya untuk mencapainya.” (mna)