Rangkuman Berita Utama Timteng, Jumat 14 Oktober 2016

kapal-perang-asJakarta, ICMES:  Partai Kongres Nasional menyatakan serangan terhadap kapal perang AS dilakukan oleh teroris kiriman Arab Saudi agar tuduhan kemudian mengarah kepada pasukan komite rakyat. Bersamaan dengan ini, Iran memberangkatkan dua kapal perangnya ke Teluk Aden dan Selat Bab al-Mandeb, Laut Merah, menyusul terjadinya serangan pertama kali Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas para pejuang Yaman.

Di Suriah,  sedikitnya 17 orang tewas terkena ledakan bom mobil yang menerjang pos pemeriksaan milik pasukan pemberontak Suriah di provinsi Aleppo. Di Irak, pemerintah menyiapkan fasilitas penampungan untuk 1 juta pengungsi menjelang operasi pembebasan kota Mosul dari cengkraman ISIS. Di Afghanistan, 100 tentara dan polisi tewas disergap milisi Taliban. Dan di Mesir, media mengecam rezim Riyadh di tengah ketegangan antara Mesir dan Arab Saudi.

Demikian beberapa peristiwa utama Timteng dengan rangkuman berita sebagai berikut:

Pejuang Yaman Nyatakan Kapal AS Diserang Teroris Agar AS Membalas

Kelompok pejuang Yaman derakan Ansarullah (Houthi) dan sekutunya, mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, mengecam serangan Amerika Serikat (AS) terhadap posisi pasukan Ansarullah  di provinsi Hudaidah, Kamis (13/10/2016).

Pemimpin Ansarullah, Abdul Malik al-Hothi, menyatakan AS sengaja ingin melancarkan agresi di provinsi Hudaydah untuk menambahk tekanan dan penganiayaan terhadap bangsa Yaman. Karena itu dia meminta tentara dan komite-komite rakyat untuk waspada dan bersiaga menghadapi agresi AS.

Partai Kongres Nasional Yaman pimpinan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menyatakan bahwa Saudi sengaja mendatangkan para petempur al-Qaeda dan ISIS dari Suriah untuk menyerang kapal-kapal di kawasan pantai Yaman agar tuduhan kemudian mengarah kepada pasukan komite rakyat yang terdiri atas milisi Houthi dan pasukan pendukung Saleh.

Kamis dini hari sebelumnya, kapal perang AS USS Nitze di Laut Merah menggempur situs radar  pasukan Ansarullah dengan menggunakan rudal Tomahawk di kawasan yang dikuasai Ansarullah setelah Presiden AS Barack Obama menyutujui rekomendasi Menhan Ashton B. Carter dan Kepala Staf Gabungan Mayjen AL Joseph F. Dunford.

AS menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan terhadap dua peristiwa penembakan rudal terhadap dua kapal perang AS di perairan dekat pantai Yaman.  AS menyatakan siap melancarkan serangan baru terhadap pasukan Ansarullah jika kapal AS kembali mendapat serangan.

Pasca Serangan AS ke Yaman, Iran Kirim 2 Kapal Perang ke Laut Merah

Iran menyatakan telah memberangkatkan dua kapal perangnya ke Teluk Aden dan Selat Bab al-Mandeb, Laut Merah, menyusul terjadinya serangan pertama kali Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas para pejuang Yaman.

“Angkatan Laut Iran telah mengirim armada yang terdiri atas kapal perusak al-Wand dan kapal logistik Bushehr ke kawasan strategis Teluk Aden dan Selatan Bab al-Mandeb,” lapor kantor berita Tasnim milik Iran, Kamis (13/10/2016).

Berita pengiriman kapal perang Iran ini mengemuka beberapa jam setelah terjadi serangan rudal Tomahawk AS terhadap tiga instalasi radar di kawasan Yaman yang dikuasi milisi Ansarullah (Houthi) yang didukung Iran. Namun demikian, pengiriman kapal perang Iran ini disebutkan “untuk melindungi kapal-kapal kargo Iran dari serangan bajak laut di kawasan-kawasan rawan.”

Bom Mobil Guncang Pos Pemberontak Suriah, 17 Orang Tewas

Sedikitnya 17 orang tewas terkena ledakan bom mobil yang menerjang pos pemeriksaan milik pasukan pemberontak Suriah di provinsi Aleppo di Suriah utara, Kamis (13/10/2016).

Hal itu dinyatakan oleh lembaga Observatorium Suriah untuk HAM sembari menyebutkan bahwa 14 di antara korban tewas adalah anggota kubu pemberontak, dan ledakan terjadi di dekat distrik Azaz yang bersebelahan dengan perbatasan Turki.

Ledakan ini juga melukai puluhan orang lainnya, dan jumlah korban tewas bisa jadi akan bertambah karena sebagian korban luka berada dalam kondisi kritis. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Jelang Pembebasan Mosul, Irak Siapkan Penampungan 1 Juta Pengungsi

Operasi pembebasan kota Mosul di Irak utara dari pendudukan kelompok teroris ISIS dikabarkan semakin dekat. Menjelang operasi ini, Kementerian Imigrasi Iran dan kementerian dalam negeri pemerintahan semi-otonomi Kurdistan Irak meneken kesefahaman untuk menangani para pengungsi yang diperkirakan akan mencapai hampir 1 juta jiwa.

Kesefahaman itu diteken oleh Menteri Imigrasi Irak Darbaz Mohammad dan Menteri Dalam Negeri Kurdistan Irak Karim Sinjari, Kamis (13/10/2016).

“Sesuai kesepakatan ini, semua fasilitas Baghdad, Arbil, dan PBB akan dikerahkan seoptimal mungkin untuk penampuangan para pengungsi,” ungkap Darbaz Mohammad.

100 Pasukan Afghanistan Tewas Disergap Taliban

Sekitar 100 tentara dan polisi Afghanistan tewas disergap milisi Taliban awal pekan ini ketika pasukan Afghanistan itu berusaha mundur dari posisinya. Peristiwa ini menjadi mimpi yang terburuk bagi pasukan Afghanistan dalam pertempuran yang berlangsung selama beberapa bulan terakhir ini di kawasan dekat Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand di bagian selatan negara ini.

Puluhan polisi dan tentara Afghanistan Selasa lalu (11/10/2016) diserang ketika mereka berusaha menarik diri dari posisi mereka di Chah-e-Anjir, sekitar 12 km di luar kota Lashkar Gah, setelah  terkepung selama berhari-hari.

Pejabat senior keamanan menyebutkan bahwa puluhan personil keamanan menyerah, dan kawanan bersenjata Talibanpun merebut 22 unit mobil lapis baja Humvee, puluhan truk, dan ratusan senapan.

Media Mesir Kecam Keras Pemerintah Saudi

Menyusul ketegangan antara Kairo dan Riyadh terkait Suriah dan Yaman, media-media Mesir mengkritik keras kebijakan dinasti Saud.

Ketegangan antara dua negara ini muncul karena Mesir mendukung draft resolusi Rusia terkait Suriah, sementara Saudi menolak keras draft ini.

Sikap Kairo membuat Aramco, perusahaan minyak Saudi, menghentikan pengiriman 7000 ton hasil minyak ke Mesir di bulan ini.

Ahmad Musa, seorang figur televisi terkenal di Mesir, mengecam Saudi dalam acara talk show-nya Selasa malam. Ia menyatakan dukungannya terhadap hastag #EgyptWillNotKneel di dunia maya.

Khalid Shalah, redaktur koran pemerintah al-Yaum al-Sabi’, juga menyatakan, rakyat Mesir mesti menahan diri melakukan haji dan umrah selama setahun, sebab ini akan menghemat anggaran Mesir.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Arabi al-Jadid, seorang pejabat Departemen Perminyakan Mesir mengatakan, sikap Saudi menghentikan pengiriman minyak adalah keputusan politis. Kondisi ini mungkin berlanjut hingga akhir tahun ini.

Koran al-Watan mengecam keras kebijakan luar negeri Raja Salman, penguasa Saudi. Dia dianggap menyokong kelompok teroris Front Pembebasan Syam di Suriah dan Ikhwanul Muslimin di Yaman.

(al-masirah/reuters/dpa/afp/raialyoum/anadolu/irna/presstv)