Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 14 April 2023

Jakarta, ICMES. Menyongsong peringatan Hari Al-Quds Internasional yang jatuh pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan Iran menyerukan persatuan  negara-negara Muslim untuk melawan rezim Zionis dan mendukung bangsa tertindas Palestina.

Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) menyatakan bahwa peringatan Hari Al-Quds Internasional tahun ini tiba di tengah gencarnya serangan kaum Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Ziyad al-Nakhala  mengatakan bahwa dia berkunjung ke Baghdad, ibu kota Irak, sebagai “sebagai tanggapan atas serangan musuh di Masjid Al-Aqsa.”

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad berkunjung ke Arab Saudi, dan tiba di Jeddah atas undang sejawatnya dari Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.

Berita Selengkapnya:

Hari Al-Quds Internasional, Iran Serukan Persatuan Umat Islam untuk Melawan Israel

Menyongsong peringatan Hari Al-Quds Internasional yang jatuh pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan (14/4), Iran menyerukan persatuan  negara-negara Muslim untuk melawan rezim Zionis dan mendukung bangsa tertindas Palestina.

Kemlu Iran, Kamis (13/4), dalam sebuah pernyataan menegaskan,  “Palestina dan Al-Quds sekarang telah berubah menjadi simbol persatuan dunia Muslim dan merepresentasikan alasan pencarian dunia akan hak kaum tertindas dan pencari kebebasan dari ras dan agama apa pun.”

Kementerian ini mengkritik kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia (HAM) di AS dan Eropa karena tetap bungkam di depan kejahatan Israel, yang hanya dalam triwulan pertama tahun 2023 saja telah menewaskan sekitar 100 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak kecil.

Kemlu Iran menekankan kebijakan “prinsipal dan tidak dapat diubah” Republik Islam Iran untuk mendukung perjuangan pembebasan dan perlawanan yang sah dari bangsa Palestina dan perlunya konfrontasi yang efektif terhadap Israel.

Kemlu Iran “meminta semua pemerintah dan negara Muslim serta para pencari kebebasan dunia untuk bersatu menghadapi tumor kanker (Israel) dan pengganggu stabilitas dan keamanan regional dan internasional ini, serta untuk memberikan dukungan dan bantuan yang nyata kepada bangsa tertindas Palestina.”

Sementara itu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam sebuah pernyataannya, Kamis, menegaskan bahwa hitungan mundur untuk kemusnahan Zionisme telah dimulai.

“Setelah 75 tahun berlalu sejak pendudukan resmi Zionis atas wilayah Palestina melalui plot arogan Inggris yang jahat dan rezim mafia AS, serta pengepungan bertahap terhadap orang-orang Palestina yang tertindas, pemberani dan mulia di depan mata dunia , luka lama ini masih menyakitkan umat Islam dan orang-orang merdeka di dunia, dan isu ini masih berada di puncak isu penting di kawasan dan dunia Islam dan dunia,” bunyi pernyataan itu.

Pernyataan itu menambahkan, “Inisiatif bersejarah, strategis dan bijak yang diambil oleh arsitek besar Revolusi Islam, Imam Khomaini ra, pada tahun 1980 dengan menyebut Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Al-Quds Internasional merupakan titik perubahan bagus pada tataran kepedulian umat Islam, dan kemudian masyarakat manusia, dalam mendukung perjuangan Palestina. Hal ini terjadi di tengah berbagai kebanggaan bangsa Iran dalam mendukung bangsa tertindas Palestina serta mengobarkan amarah dan kemuakan bangsa-bangsa merdeka terhadap rezim yang senantiasa menduduki Al-Quds. Kondisi historis dan strategis ini adalah berkat darah suci semua pejuang Poros Resistensi, terutama Syahid Jenderal Haji Qasem Soleimani.”

Menyinggu gejolak politik yang melanda Israel, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran menyatakan, “Serangkaian krisis ini belum terjadi sebelum dalam sejarah entitas (Zionis) ini sejak awal pendudukan. Karena itu, telah dimulai hitungan mundur menuju keruntuhan Zionisme, sehingga dengan anugerah Allah Swt, tidak akan ada lagi eksistensi entitas Zionis pada masa mendatang yang tak jauh.”

Mengenai isu normalisasi Arab-Israel, pernyataan itu menegaskan, “Pengalaman telah membuktikan bahwa setiap rencana penyelesaian, termasuk normalisasi hubungan antara entitas Zionis dan beberapa negara Islam, selalu saja gagal. Dan kubu resistensi Islam percaya bahwa satu-satunya solusi untuk masalah Palestina adalah pengusiran penjajah dan Zionis dari tanah pendudukan, kepulangan para pengungsi Palestina dan orang-orang yang terlantar, dan penyelenggaraan pemilihan bebas untuk muwujudkan kehendak mereka untuk menentukan nasib mereka sendiri.” (alalam/presstv)

Jihad Islam Palestina: Hari Al-Quds Internasional adalah Peringatan Agung

Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Kamis (13/4), menyatakan bahwa peringatan Hari Al-Quds Internasional tahun ini tiba di tengah gencarnya serangan kaum Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Dia menyebutkan bahwa serangan itu telah menjadi blunder bagi Rezim Zionis Israel dan berbalik menjadi tamparan keras bagi para petinggi Zionis setelah bangsa Palestina melawan dan terjadi operasi-operasi resistensi.

PIJ menyebutkan, “Pertempuran Persatuan Gelanggang yang dijalani oleh Brigade Al-Quds (sayap militer PIJ) pada Agustus 2022, dan yang terjadi sebagai  susulan dari Perang Pedang Al-Quds serta pergerakan jihad yang berkepanjangan di Jenin, Al-Quds, Al-Khalil, Gaza dan tanah-tanah Palestina lain merepresentasikan fokus penting pertempuran dan konfrontasi melawan musuh dengan bertolak dari semua gelanggang resistensi.”

PIJ kemudian menegaskan bahwa “umat Islam akan memperingati Hari Al-Qud Internasional pada Jumat terakhir bulan suci Ramadhan dengan tema ‘Tepi Barat Tameng Al-Quds” sebagai pembaharuan ikrar dan keteguhan mereka pada cita-cita pembebasan Al-Quds, dukungan kepada Palestina, dan pencegahan terhadap sepak terjang musuh untuk mengoyak dunia Arab dan Islam kita melalui normalisasi keji, yang menjadi ancaman bagi kawasan, identitas dan masa depan kita.”

PIJ menambahkan, “Hari Al-Quds Internasional yang telah dideklarasikan oleh Imam Khomaini ra merupakan mimbar penting dan peringatan yang agung untuk memperlihatkan persatuan Muslimin di berbagai penjuru dunia, dan kesepakatan mereka untuk melindungi dan membela Al-Quds.”

PIJ juga menyerukan kepada orang-orang Palestina untuk bergegas ke Masjid Al-Aqsa dan berkonsentrasi dan beribadah di sana, karena hal ini efektif untuk membendung rencana-rencana para gembong teroris Zonis Israel. (alalam)

Israel Serang Al-Aqsa, Sekjen Jihad Islam Palestina Berkunjung ke Irak

Sekjen Gerakan Jihad Palestina (PIJ),  Ziyad al-Nakhala  mengatakan bahwa dia berkunjung ke Baghdad, ibu kota Irak, sebagai “sebagai tanggapan atas serangan musuh di Masjid Al-Aqsa.”

Dia mengatakan bahwa keberadaan delegasi PIJ di Irak  merupakan “pesan kuat yang menunjukkan kejelasan posisi Irak dalam mendukung  bangsa kami dan perlawanan mereka, dan ini juga sangat berpengaruh di kawasan dan membawa pesan kuat kepada Israel mengenai dukungan Irak untuk Palestina.”

Al-Nakhala juga mengatakan, “Panorama Arab dan resistensi, serta sinergitas besar ini, tidak datang tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari akumulasi kekuatan perlawanan dan akumulasi pelanggaran musuh…. Kita berada di puncak tantangan, dan merasakan pentingnya persatuan resistensi terhadap Israel, serta pentingnya pendirian resmi Arab yang kini termanifestasi dalam pendirian resmi Irak berupa keberpihakan kepada bangsa Palestina.”

Al-Nakhala tiba di Baghdad pada Rabu malam (12/4), bersama rombongan delegasi Palestina pada kunjungan resmi pertama dalam beberapa dekade terakhir. Kunjungan ini rencananya akan berlangsung selama beberapa hari dengan agenda pertemuan-pertemuan dengan para tokoh politik Irak.

Media Irak melaporkan bahwa Al-Nakhalah rencananya akan berorasi dalam peringatan Hari Al-Quds Internasional di Baghdad pada hari ini, Jumat (14/4). (raialyoum)

Pertama Sejak 2011, Menlu Suriah Berkunjung ke Arab Saudi

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad berkunjung ke Arab Saudi, dan tiba di Jeddah pada hari Rabu (12/4) atas undang sejawatnya dari Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.

Media pemerintah Saudi dan Suriah mengutip pernyataan Kemlu Saudi bahwa kedua menteri itu akan “mengadakan sesi pembicaraan tentang upaya mencapai solusi politik untuk krisis Suriah yang menjaga persatuan, keamanan dan stabilitas Suriah.”

Mereka juga akan membahas “upaya memfasilitasi kepulangan pengungsi Suriah ke tanah air mereka, dan mengamankan akses kemanusiaan ke daerah yang terkena dampak di Suriah”, tambah pernyataan itu.

Kunjungan tersebut adalah kunjungan pertama seorang menteri luar negeri Suriah ke Arab Saudi sejak 2011, ketika perang di Suriah mulai berkobar. Arab Saudi mendukung oposisi Suriah, namun hubungan Riyadh-Damaskus telah mencair dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Suriah Bashar al-Assad berhasil mengalahkan oposisi dengan dukungan Rusia dan Iran.

Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan aktivitas diplomatik al-Assad, yang sempat lama diisolasi sejak awal perang Suriah.

Al-Assad telah mengunjungi  Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman tahun ini, dan bulan lalu Arab Saudi mengatakan telah memulai pembicaraan dengan Damaskus untuk melanjutkan layanan konsuler.

Sementara itu, Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri regional pada hari Jumat untuk membahas kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Upaya diplomatik telah mendapatkan momentum sejak Arab Saudi menyetujui pemulihan hubungan dengan Iran, sekutu utama pemerintah Suriah, pada bulan lalu. (aljazeera)