Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (12/5), dijumpai oleh Emir Qatar Syeikh Tamim Hamad Al-Thani di Teheran, dan mengimbau kepada dunia Arab untuk “secara terbuka turun kancah aksi politik menghadapi kejahatan para Zionis”.

Otoritas Palestina menolak permintaan Rezim Zionis Israel untuk mendapatkan peluru tentara Zionis yang membunuh reporter Al Jazeera, Shireen Abu Aqleh, karena Otoritas Palestina akan melakukan penyelidikan secara independen.
Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian mengecam penembak matian wartawati Al Jazeera oleh pasukan Israel dan menyebutnya sebagai bukti bahwa Rezim Zionis Israel tak suka kejahatannya terhadap bangsa Palestina diungkap kepada khalayak dunia.
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menegaskan bahwa angkatan lautnya “memantau pergerakan musuh di sekitar perbatasan perairan Iran saat demi saat”.
.Berita Selengkapnya:
Emir Qatar Temui Pemimpin Besar Iran, Israel Jadi Sorotan
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (12/5), dijumpai oleh Emir Qatar Syeikh Tamim Hamad Al-Thani di Teheran, dan mengimbau kepada dunia Arab untuk “secara terbuka turun kancah aksi politik menghadapi kejahatan para Zionis”.
Sembari menekankan pentingnya peningkatan kerjasama politik dan ekonomi Iran-Qatar, pada kesempatan itu Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa dialog tanpa campur tangan asing merupakan satu-satunya jalan penyelesaian berbagai persoalan regional.
Mendukung kecaman Syeikh Tamim terhadap kejahatan Rezim Zionis Israel, Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa kezaliman rezim ini terhadap Palestina selama puluhan tahun menjadi kenyataan yang pahit dan menyakitkan bagi dunia Islam dan Arab.
“Republik Islam Iran berharap kepada dunia Arab untuk turun secara terbuka ke kancah aksi politik anti kejahatan ini,” imbuhnya.
Menurutnya, dukungan sebagian negara Arab kepada bangsa Palestina terkait dengan konflik di kawasan Sheikh Jarrah di Quds (Yerussalem) bahkan tak sebesar dukungan sebagian negara Eropa.
“Seandainya sikap negara-negara Arab ini adalah karena ketakutan kepada Rezim Zionis ataupun tamak (meminta-minta) kepadanya seharusnya mereka mengetahui bahwa rezim ini sekarang tidak berada di posisi yang layak ditamaki ataupun ditakuti,” ujarnya.
Mengenai keharusan dialog antarnegara regional, Ayatullah Khamenei menekankan urgensi penyelesaian krisis Suriah dan Yaman melalui dialog dalam suasana di mana semua pihak berada posisi sejajar, bukan pada posisi di mana satu pihak lemah sedangkan pihak lain semisal AS kuat secara militer dan finansial.
Menyindir negara-negara Arab yang pro-normalisasi hubungan dengan Israel, Pemimpin Besar Iran mengingatkan bahwa Rezim Zionis selalu meninggalkan jejak kejahatan di manapun mereka berada, dan tak akan bisa memberikan kekuatan apapun kepada negara lain.
“Jadi, kita di negara-negara kawasan harus bekerja melalui kerjasama dan pendekatan untuk makin memperkuat hubungan di antara kita,” lanjutnya.
Di pihak lain, dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi tersebut, Emir Qatar memuji kedudukan Pemimpin Besar Iran di dunia Islam, dan mengecam kejahatan Zionis di Palestina.
“Kejahatan entitas Zionis di Palestina mengerikan, dan kita semua harus berdiri bersama menghadapi aneke peristiwa di Palestina,” tuturnya.
Dia mengaku sangat prihatin atas gugurnya wartawati Al Jazeera Shireen Abu Akleh di tangan pasukan Zionis Israel di Jenin, Tepi Barat.
“Para Zionis melakukan semua kejahatan ini dengan darah dingin,” ujarnya.
Syeikh Tamim juga menyerukan penyelesaian semua persoalan di kawasan Timur, termasuk Suriah, Irak dan Yaman, melalui kanal dialog. (alalam)
Otoritas Palestina Tolak Serahkan Peluru yang Tewaskan Wartawati Al Jazeera kepada Israel
Otoritas Palestina menolak permintaan Rezim Zionis Israel untuk mendapatkan peluru tentara Zionis yang membunuh reporter Al Jazeera, Shireen Abu Aqleh, karena Otoritas Palestina akan melakukan penyelidikan secara independen.
Hussein al-Sheikh, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), di Twitter, Kamis (12/5), menyatakan, “Israel meminta penyelidikan bersama dan penyerahan peluru yang menewaskan jurnalis Shireen, dan kami menolaknya.”
“Kami telah mengkonfirmasi bahwa penyelidikan kami akan diselesaikan secara independen, dan kami akan memberi tahu keluarganya, Amerika Serikat, Qatar, dan semua otoritas resmi dan populer dengan hasil penyelidikan bertransparansi tinggi.”
Dia menjelaskan, “Semua indikasi, bukti dan saksi mengkonfirmasi pembunuhan Shireen oleh unit khusus Israel.”
Otoritas Palestina melakukan otopsi jenazah Shireen. Direktur Institut Kedokteran Forensik, Rayan Al-Adli, mengatakan bahwa serpihan peluru yang mengena kepala Shireen telah dikeluarkan, namun dia tidak memberikan rincian mengenai jenis peluru atau senjata yang digunakan dalam penembakan.
Dalam konferensi pers Rabu lalu dia mengatakan bahwa masalah itu memerlukan penyelesaian prosedur di laboratorium forensik.
Israel menolak bertanggung jawab atas penembakan itu, dan mengaku ingin melakukan penyelidikan untuk memastikan peluru itu berasal dari tentara Israel atau militan Palestina.
Juru bicara militer Israel, Avichai Adraei, di Twitter mengatakan, “Kami telah memulai penyelidikan dan membentuk tim profesional khusus untuk memeriksa keadaan pembunuhan jurnalis Shirin Abu Aqleh. Kami akan sampai pada fakta.”
Dia menambahkan, “Kami tidak mengesampingkan hipotesis apa pun.”
Penembak matian Shireen, yang memegang kewarganegaraan AS, mendapat kecaman khalayak internasional dan seruan penyelidikan secara transparan.
Shireen gugur terkena peluru di bagian kepala, sementara rekannya, Ali Al-Samudi, menderita luka terkena tembakan di bagian bahu ketika keduanya bersama para wartawan lain meliput peristiwa serbuan pasukan Zionis Israel di Jenin, Tepi Barat.
Jenazah Shireen pada hari Kamis dibawa dari kota Ramallah menuju kampung halamannya di kota Quds (Yerusalem), untuk dikebumikan di pemakaman Quds pada hari ini Jumat. (raialyoum)
Menlu Iran: Pembunuhan Wartawati Al Jazeera Bukti Israel Tak Suka Kejahatannya Dibongkar
Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian mengecam penembak matian wartawati Al Jazeera oleh pasukan Israel dan menyebutnya sebagai bukti bahwa Rezim Zionis Israel tak suka kejahatannya terhadap bangsa Palestina diungkap kepada khalayak dunia.
“Teror terhadap Abu Aqleh yang ditujukan untuk menyembunyikan kejahatan rezim imitasi Israel menunjukkan rezim pendudukan ini takut khalayak dunia mengetahui fakta kezaliman di kancah Palestina,” tulis Amir-Abdollahian di Twitter, Kamis (12/5).
Dia menambahkan, “Palestina tetap hidup, Israel menuju kemusnahaan, dan kezaliman rezim ini harus berakhir.”
Sehari sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh juga melontarkan kecaman atas pembunuhan Abu Aqleh oleh tentara Zionis di Jenin, Tepi Barat. (fna)
IRGC: Kami Memantau Semua Pergerakan Musuh dari Saat ke Saat di Perbatasan Perairan
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menegaskan bahwa angkatan lautnya “memantau pergerakan musuh di sekitar perbatasan perairan Iran saat demi saat”.
kepada kantor berita Fars, Kamis (12/5), Komandan Angkatan Laut (AL) IRGC Brigjen Alireza Tangsiri, memuji kesiapan dan kemampuan tempur AL IRGC dan mengatakan, “Keamanan stabil di perbatasan perairan negara dan tidak menghadapi bahaya apa pun.”
Dia menambahkan, “Di perairan negara ini tak ada musuh di hadapan para pemuda revolusioner dan orang-orang percaya. Pasukan Iran berada pada jarak 12 mil dari perbatasan air negara ini, dan musuh tak ada di dekat dengan perbatasan ini , yang diawasi oleh Iran, sementara pergerakan mereka dipantau langsung.”
Dia menegaskan, “Setiap gerakan musuh menuju perbatasan air dan kehadiran fisik mereka akan dipaksa mundur dengan intervensi pasukan Iran pada waktu yang tepat.”
Sebelumnya, Panglima IRGC Mayjen Hossein Salami menuduh musuh-musuh Iran menyebarkan kebohongan dan terus berusaha mengisolasi Iran dan melumpuhkan ekonominya.
“Musuh-musuh kita terbelit masalah, sedangkan kita sekarang semakin kuat, kita akan mengatasi kesulitan yang ada dan berbagi kebahagiaan, dan kita akan kalahkan musuh-musuh kita dalam waktu dekat,” tegasnya, seperti dikutip Tasnim.
Dia juga memastikan bahwa musuh-musuh Iran akan menyesal jika nekat menyerang kepentingan dan kekayaan Iran di laut. (alalam/raialyoum)