Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 13 Januari 2023

Jakarta, ICMES. Kantor berita resmi Iran IRNA, merilis sebuah video yang menunjukkan bahwa mantan petinggi Alireza Akbari yang telah divonis hukuman mati berperan dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran pada tahun 2020.

Alireza Akbar

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa semua rencana musuh, termasuk menebar agitasi untuk mengacaukan keamanan dan instabilitas Iran, telah gagal karena mereka “salah perhitungan”.

Pasukan Zionis Israel membunuh tiga warga Palestina di Tepi Barat.

Wasekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menyatakan banyak orang berhutang budi kepada Imam Khomaini yang telah mencetak tokoh sebesar jenderal legendaris Qasem Soleimani.

Berita Selengkapnya:

Mantan Pejabat Iran Terpidana Mati Berperan dalam Pembunuhan Ilmuwan Nuklir

Kantor berita resmi Iran IRNA, Kamis (12/1),merilis sebuah video yang menunjukkan bahwa mantan petinggi Alireza Akbari yang telah divonis hukuman mati karena menjadi agen mata-mata Inggris telah berperan dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran pada tahun 2020.

Kementerian intelijen Iran menyebut Akbari adalah “salah satu agen paling penting d dinas intelijen Inggris di Iran yang memiliki akses ke beberapa pusat yang sangat sensitif di Iran” dan ” dengan sengaja memberikan informasi kepada dinas mata-mata musuh”.

Dilaporkan bahwa Akbari semula adalah orang dekat Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional, Ali Shamkhan, yang menjabat sebagai menteri pertahanan dari tahun 1997 hingga 2005 ketika Akbari menjadi wakilnya.

Video yang dirilis IRNA menyebutkan bahwa Akbari terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh dalam serangan di luar Teheran pada  tahun 2020.

Pada Februari 2021, Kementerian Intelijen Iran menyatakan seorang anggota angkatan bersenjata Iran terlibat dalam pembunuhan itu.

Fakhrizadeh dipandang oleh intelijen Barat sebagai dalang upaya rahasia Iran untuk mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang selalu dibantah oleh Teheran.

Inggris menyebut hukuman mati terhadap Reza Akbari yang berkewarganegaraan ganda Iran-Inggris bermotivasi politik, dan menuntut pembebasannya segera. (raialyoum)

Ayatullah Khamenei: Musuh Gunakan Segala Cara, tapi Gagal karena Salah Perhitungan

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengecam permusuhan AS dan sekutu terhadap Iran yang telah berlangsung selama lebih dari empat dekade , dan menekankan bahwa semua rencana musuh, termasuk menebar agitasi untuk mengacaukan keamanan dan instabilitas Iran, telah gagal karena mereka “salah perhitungan”.

“Mereka (musuh) mengira bangsa Iran akan mendukung plot subversi dan disintegrasi mereka karena masalah ekonomi mereka,” ungkap Ayatullah Khamenei dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para penyair dan pelantun pujian untuk Ahlul Bait Nabi saw di Teheran , Kamis 912/1).

“Musuh berpikir bahwa melalui berbagai bentuk penghinaan dan penebaran perselisihan di antara otoritas tinggi negara itu melalui hura-hura, mereka akan dapat memaksa pejabat Iran untuk tidak berbuat apa-apa. Mereka mengira akan dapat mempengaruhi kehendak Republik Islam dengan menggunakan petrodolar antek AS dan membuat frustrasi pemuda Iran dengan mendorong beberapa elemen pasukan bayaran untuk mencari suaka di negara lain,” sambungnya.

Ayatullah Khamenei menegaskan, “Ini adalah saat mereka melakukan kesalahan dan tidak ada yang memperhatikan mereka. Mereka melakukan kesalahan karena kehendak Republik Islam muncul lebih kuat dan lebih solid dari semua komponen kekuatan mereka.”

Menurutnya, selama 40 tahun terakhir, musuh telah berusaha merongrong Iran dengan segala cara yang memungkinkan, “tetapi sejauh ini mereka menderita kekalahan karena perhitungan mereka salah dan mereka akan tetap mengalami kekalahan di masa mendatang.”

Pemimpin Besar Iran menyebutkan bahwa “kesulitan ekonomi” adalah salah satu faktor yang dieksploitasi oleh musuh dalam kerusuhan yang melanda Iran beberapa waktu lalu.

Dia juga menjelaskan, “Demikian pula faktor keamanan, infiltrasi tim mata-mata, kampanye Iranfobia oleh kekuatan arogan di seluruh dunia dengan berbagai metode propaganda, perekrutan sejumlah oknum dalam negeri, pembangkitan sentimen etnis, agama, politik dan pribadi, dan propaganda masif, tergolong faktor pengganggu lain yang telah mereka aktifkan pada beberapa bulan sebelumnya.”

Dia lantas menegaskan, “Siapa pun yang merusak persatuan bangsa telah melayani musuh dan bermain di istananya dan berbuat sesuai dengan rencananya.” (fna)

Israel Bunuh Tiga Orang Palestina di Tepi Barat

Pasukan Zionis Israel membunuh tiga warga Palestina pada hari Kamis (12/1).

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa dua korban di antaranya, yaitu Habib Kamil, 25 tahun, dan Abdulhadi Nazal, 18 tahun, ditembak mati oleh pasukan Israel dalam serangan di kota Qabatiya, dekat kota Jenin di bagian utara Tepi Barat utara.

Militer Israel menyatakan pihaknya menggelar operasi penangkapan dan penyitaan senjata di seluruh Tepi Barat, dan pasukan Zionis melepaskan tembakan setelah ditembak dan “kerusuhan kekerasan” meletus.

Sebelumnya, tentara Israel telah membunuh seorang pria Palestina bernama Sameer Aslan, 41 tahun.  Aslan dibidik oleh penembak jitu Israel ketika sedang berdiri di atap rumahnya saat tentara Israel menyerang sebuah kamp pengungsi di Quds (Yerussalem) Timur.

Ayah delapan anak itu dinyatakan meninggal pada Kamis dini hari oleh kementerian kesehatan Palestina, yang menyebutkan bahwa dia ditembak di bagian dada di kamp pengungsi Qalandiya.

Dia terbunuh sekitar 10 menit setelah putranya, Ramzi, 17 tahun, ditangkap oleh tentara Israel dari rumah mereka.

 Aslan adalah orang Palestina ketujuh yang dibunuh oleh tentara Israel sejak awal tahun 2023, termasuk tiga anak kecil. Dia juga adalah orang Palestina ketiga yang terbunuh dalam waktu kurang dari 24 jam.

Pada Rabu malam, pasukan Israel membunuh Sanad Samamreh, 18 tahun, setelah dia diduga melakukan serangan penikaman di kota Hebron, di wilayah selatan Tepi Barat.

Sebelumnya pada hari itu, tentara Zionis menembak mati Ahmad Abu Junaid , 21 tahun, dalam peristiwa  penggerebekan di kamp pengungsi Balata di kota Nablus, Tepi Barat utara.

Perkembangan itu terjadi sebagai akibat dari kampanye militer Israel yang terus-menerus melakukan penggerebekan dan pembunuhan intensif yang telah berlangsung hampir setahun.

Pada Kamis pagi, tentara Israel menyerbu kota Nablus, termasuk Kota Tua. Setidaknya tujuh warga Palestina telah dilaporkan terluka oleh peluru tajam Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

PBB menyebut tahun 2022 sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak tahun 2006.

Korban gugur Palestina pada tahun lalu antara lain 30 anak kecil, dan sedikitnya 9000 warga Palestina lainnya terluka. (aljazeera)

Hibzullah: Semua Berhutang Budi kepada Imam Soleimani yang Telah Mencetak Jenderal Soleimani

Wasekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menyatakan banyak orang berhutang budi kepada Imam Khomaini yang telah mencetak tokoh sebesar jenderal legendaris Qasem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang telah dibunuh oleh AS.

Dalam sebuah acara mengenang jasa Jenderal Soleimani yang diselenggarakan oleh Persatuan Ulama Muslimin Lebanon di Beirut, Kamis (12/1), Syeikh Naim Qassem mengatakan, “Kita berhutang budi kepada Imam Besar Khomeini, yang telah membesarkan putra revolusi, Syahid Soleimani, dan khittah resistensi (anti AS dan Israel) pun meningkat, dan semakin tahun semakin kuat di sepanjang kawasan (Timteng).”

Dia menyebut Syahid Soleimani sebagai orang yang telah menjual dunia untuk membeli akhirat, dan yang telah gugur membawa kemenangan karena banyak bangsa  mengikuti jejak, prinsip dan gagasannya.

Mengenai kerusuhan yang sempat melanda Iran, Wasekjen Hizbullah menyatakan bahwa pembunuhan, dan intervensi AS dan Eropa di Iran bukan sebatas untuk menolak hijab ataupun membela kebebasan, melainkan demi menggulingkan rezim Republik Islam, namun dia memastikan bahwa Iran tetap solid dan cahaya Republik Islam akan tetap bersinar di dunia.

Para pembicara lain dalam acara tersebut menyinggung berbagai prestasi besar yang dicetak oleh Syahid Soleimani, terutama terkait isu Palestina. Mereka juga menyatakan bahwa penggalang Poros Resistensi itu berhasil menggerakkan komunitas-komunitas umat Islam di berbagai negara dalam satu semangat meski mereka berbeda organisasi. (alalam)