Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 11 November 2022

Jakarta, ICMES. Anggota perwakilan rakyat daerah Ma’rib Alawi Basha Bin Zaba yang berafiliasi dengan Partai Reformasi, salah satu pendukung koalisi pimpinan Arab Saudi, memperingatkan kemungkinan jatuhnya kota Ma’rib ke tangan pasukan Yaman Kubu Sanaa (Ansarullah/Houthi) dalam waktu dekat.

Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, mengatakan bahwa pembuatan rudal balistik hipersonik Iran memperburuk “kekhawatiran” internasional terhadap Iran.

Penasehat Pemimpin Besar Iran urusan militer, Mayjen Yahya Safavi, memberikan peringatan keras terhadap sejumlah negara Arab Teluk Persia yang ditengara Teheran menjadikan media mereka sebagai alat untuk memprovokasi Iran terkait dengan kerusuhan yang melanda Iran belakangan ini.

Iran kembali membuat kejutan dalam kemajuan industri militernya. Komandan Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Amir-Ali Hajizadeh menyatakan negara ini telah membuat rudal hipersonik baru.

Berita Selengkapnya:

Mengejutkan, Iran Membuat Rudal Hipersonik Baru

Iran kembali membuat kejutan dalam kemajuan industri militernya. Komandan Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Amir-Ali Hajizadeh menyatakan negara ini telah membuat rudal hipersonik baru.

Hal ini dia nyatakan kepada wartawan di sela-sela peringatan gugurnya Syahid Tehrani Moghaddam, bapak industri rudal Iran, Kamis (10/11).

Dia mengatakan, “Rudal ini memiliki kecepatan yang amat dan sangat tinggi serta memiliki kemampuan manuver di dalam maupun di luar atmosfir Bumi.”

Dia menjelaskan, “Selain ada sistem rudal yang melakukan pertahanan di dalam atmosfir, juga ada sistem rudal luar biasa mahal  yang melakukan pertahanan terhadap rudal di luar atmosfir. Nah, rudal baru Republik Islam Iran ini menerobos semua itu, dan saya kira sampai puluhan tahun lagi tidak akan ditemukan teknologi yang dapat menghadapi rudal ini.”

Dia menambahkan, “Yang lebih penting lagi ialah bahwa kami dapat memilih target apapun, terutama sistem payung rudal musuh, dan dan ini merupakan prestasi besar serta merupakan sebuah lompatan generatif di bidang rudal.”

Pada Ahad lalu Kementerian Pertahanan Iran meluncurkan versi upgrade sistem rudal permukaan-ke-udara Bavar-373 buatannya, dan meresmikan jalur produksi rudal jarak jauh Sayyad B4, yang dapat merontokkan hingga enam target sekaligus.

Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani mengatakan, “Sistem Bavar-373 pada awalnya mampu menghancurkan target pada jarak 200 kilometer dan sekarang sistem yang diupgrade ini bertujuan menyerang target pada jarak yang sangat jauh, (termasuk) rudal balistik, jet tempur, dan pesawat pembom, serta dapat menghancurkan target pada jarak 300 kilometer.”

Dia juga mengatakan banyak negara berteknologi maju ingin memiliki sistem pertahanan udara demikian. (fna)

Dirjen IAEA: Rudal Hipersonik Iran Memperburuk Kekhawatiran Dunia

Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, mengatakan bahwa pembuatan rudal balistik hipersonik Iran memperburuk “kekhawatiran” internasional terhadap Iran.

Dalam sebuah wawancara dengan AFP di  sela-sela Konferensi Iklim COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Kamis (10/11), dia mengatakan bahwa masalah ini sebenarnya berada di luar kompetensi IAEA.

 â€œTapi kita tidak dapat melihat masalah secara terpisah, pengumuman ini memperburuk ketakutan dan menarik perhatian pada isu nuklir Iran. Pasti ada pengaruhnya,” lanjut Grossi.

Surat kabar Janes yang membidangi pertahanan dan persenjataan menyebutkan bahwa rudal hipersonik menimbulkan tantangan bagi perancang radar, karena kecepatan dan kemampuan manuvernya yang tinggi.

Dan pada awal pekan ini, Iran mengaku telah menguji roket “ Qaem 100”, wahana pertama Iran yang diluncurkan dalam 3 tahap, dan akan dapat menempatkan satelit seberat 80 kilogram ke orbit berketinggian 500 kilometer dari permukaan Bumi.

Barat telah berulang kali menyatakan keprihatinan bahwa operasi peluncuran itu akan memperkuat teknologi rudal balistik Iran.  Amerika Serikat menyebut langkah-langkah demikian sebagai “pengganggu stabilitas.”

Iran sendiri menyangkal pihaknya berusaha mengembangkan senjata nuklir. Teheran menegaskan bahwa peluncuran satelit dan misilnya murni untuk tujuan sipil atau pertahanan, dan tidak melanggar perjanjian 2015 maupun perjanjian internasional lainnya. (raialyoum)

Panesehat Ayatullah Khamenei: Campuri Urusan Iran, Sejumlah Negara Teluk akan Bayar Mahal

Penasehat Pemimpin Besar Iran urusan militer, Mayjen Yahya Safavi, memberikan peringatan keras terhadap sejumlah negara Arab Teluk Persia yang ditengara Teheran menjadikan media mereka sebagai alat untuk memprovokasi Iran terkait dengan kerusuhan yang melanda Iran belakangan ini.

“Kami sebagai prajurit Allah pantang mundur dari jalan kebenaran, kami bergandeng tangan dengan rakyat dan bersama Wali Fakih (Pemimpin Besar),” tegas Safavi dalam pidatonya pada upacara peringatan 11 tahun gugurnya Mayjen Hassan Tehrani Moghaddam, peletak batu pertama industri rudal Iran.

Safavi menyebutkan bahwa kemenangan kebenaran atas kebatilan merupakan sunnatullah, dan memastikan bahwa apa yang akan terjadi di dunia pada masa mendatang sepenuhnya berbeda dengan apa yang terjadi sekarang di kawasan Timteng dan dunia.

“Dalam konfrontasi baru, kubu arogan dan para ekornya yang dipimpin AS di satu pihak dan kubu resistensi yang dipimpin Iran di pihak lain saling berhadapan, dan sekarang apa yang sedang dan akan Anda saksikan pada tahun-tahun mendatang  pada hakikatnya disebabkan oleh gerakan pasif di depan kekuatan bangsa Iran yang besar,” ujar Safavi.

Dia menyinggung sepak terjang musuh-musuh Iran terkait gelombang kerusuhan yang beberapa kali melanda negara ini.

Safavi mengatakan, “Dalam aneka peristiwa yang terjadi belakangan ini musuh datang membidik keamanan negara ini dengan mengerahkan semua kekuatan media dan jaringan yang merasuki kawasan. Mereka bahkan menggunakan para oknum korup dan mata-mata di dalam Iran, tapi berkat pertolongan Allah dan petunjuk Pemimpin Besar, mereka gagal, dan bangsa kamipun mengandaskan fitnah sebagaimana yang sudah-sudah.”

Dia lantas melontarkan peringatan keras terhadap sejumlah negara Arab Teluk Persia yang getol memusuhi Iran semisal Arab Saudi dan Bahrain.

“Negara-negara malang di pesisir selatan Teluk Persia hendaklah mengetahui bahwa mereka harus memilih antara (ulah) media mereka dan keamanan mereka, dan hendaklah mengetahui pula bahwa mereka akan membayar mahal jika mencampuri urusan internal Iran,” tegasnya.

Safavi menambahkan, “Kalian adalah negara-negara lemah, dan ketahuilah bahwa AS tidak akan membela kalian di masa-masa kritis sebagaimana mereka dulu tidak membela Syah Iran.”

Sebelumnya, peringatan keras terhadap sejumlah negara Arab Teluk sekutu AS juga dilontarkan oleh Menteri Intelijen Iran Ismail Khatib dengan menegaskan bahwa tak ada jaminan Teheran akan berkelanjutan dalam “strategi kesabaran”.

Dia juga menandaskan, “Jika Iran memutuskan untuk bereaksi dan menghukum maka istana-istana kaca akan berantakan, dan sejak itu negara-negara ini tak kan pernah stabil.” (alalam)

Kota Ma’rib Dikhawatirkan Segera Jatuh ke Tangan Pasukan Yaman Kubu Sanaa

Anggota perwakilan rakyat daerah Ma’rib Alawi Basha Bin Zaba yang berafiliasi dengan Partai Reformasi, salah satu pendukung koalisi pimpinan Arab Saudi, memperingatkan kemungkinan jatuhnya kota Ma’rib ke tangan pasukan Yaman Kubu Sanaa (Ansarullah/Houthi) dalam waktu dekat.

Peringatan itu dia sampaikan menyusulnya eskalasi gerakan politik untuk menyingkirkan Sultan Al-Aradah dari jabatan gubernur provinsi Ma’rib serta bermulanya gelombang aksi teror.

Selasa lalu, kawanan bersenjata tak dikenal meneror Mohammad Al-Jaradi, penasehat menteri pertahanan Yaman kubu lawan Ansarullah. Peristiwa itu tercatat sebagai serangan teror keempat kalinya terhadap para tokoh di Ma’rib dalam dua bulan terakhir.

Serangan terhadap Al-Jaradi terjadi bersamaan dengan meluasnya konflik antarsuku besar provinsi Ma’rib di mana mereka saling lempar tanggungjawab atas terjadi gelombang aksi teror dan eskalasi konflik. (fna)