Jakarta, ICMES: Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menyatakan pasukannya bersama tentara Suriah berhasil mengusai penuh kawasan Jaroud Falita di Pegunungan Qalamoun, Suriah, setelah tiga hari berturut-turut menggempur pasukan teroris Jabhat al-Nasra .
Sumber oposisi Suriah menyatakan bahwa kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham alias Jabhat al-Nusra telah menguasai penuh kota Idlib di bagian barat laut Suriah, setelah mengusir kelompok teroris Ahrar al-Sham dari beberapa posisi yang semula dikuasai Ahrar al-Sham.
Khatib Masjid al-Aqsa Syeikh Ikrimah Sabri menegaskan bahwa aksi protes warga Palestina akan terus berlanjut dan “tidak akan mundur” sampai Rezim Zionis Israel menghentikan tindakannya di tempat suci umat Islam ini.
Satuan pasukan rudal aliansi militer dan milisi Ansarullah Yaman menyatakan pihaknya telah melesatkan rudal dengan sasaran kilang minyak Arab Saudi, dan dengan demikian maka jarak tempuh rudal-rudal Yaman telah melampau Riyadh, ibu kota Saudi.
Berita selengkapnya;
Gempur Al-Nusra, Hizbullah Kuasai Jaroud Falita
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, Minggu (23/7/2017), menyatakan pasukannya bersama tentara Suriah berhasil mengusai penuh kawasan Jaroud Falita di Pegunungan Qalamoun, Suriah, setelah tiga hari berturut-turut menggempur pasukan teroris Jabhat al-Nasra .
Hal ini terjadi bersamaan dengan gempuran Hizbullah terhadap kawanan teroris yang sama di Jaroud Arsal yang terletak di sisi Lebanon di kawasan perbatasan negara ini dengan Suriah.
Media perang Hizbullah sebelumnya di hari yang sama melaporkan bahwa 64% kawasan Jaroud Arsal sudah dikuasai Hizbullah, sementara pasukan Jabhat al-Nusra terkepung di kawasan yang tersisa.
Sebelum digempur Hizbullah, Jabhat al-Nusra yang merupakan cabang jaringan teroris al-Qaeda menguasai sekira 90 kilometer persegi di Jaroud Arsal dan 35 kilometer persegi di Joroud Falita (Perbukitan Jarda).
Hizbullah dalam statemennya menyebutkan bahwa kelompok Saraya Ahl al-Sham mengumumkan gencatan senjaat di Jaroud Arsal, Lebanon, sebagai persiapan untuk negosiasi.
Minggu sore kemarin Hizbullah juga mengumumkan bahwa sebanyak 200 personil Saraya Ahl Sham menarik diri dari pertempuran di Jaroud Arsal. Mereka bergerak menuju kamp-kamp pengungsi di kawasan Wadi Hamid dan al-Malahi “setelah berkoordinasi dengan para komandan Hizbullah.”
Hizbullah juga menyebutkan bahwa dalam pertempuran di Arsal korban meninggal di pihak Hizbullah 19 orang sedangkan di pihak al-Nusra 49 orang, dan di Joroud Falita, Qalamoun barat, 23 orang juga tewas di pihak al-Nusra.
Sejak Rabu pekan lalu Hizbullah dan pasukan udara Suriah menggempur posisi kawanan teroris di Jaroud Arsal yang ditempati oleh sekira 2000 kawanan teroris yang sebagian besar anggota Jabhat al-Nusra dan ISIS. Di kawasan ini juga terdapat kamp-kamp yang ditempati oleh puluhan ribu pengungsi Suriah. (rayalyoum)
Jabhat al-Nusra Usir Ahrar al-Sham Dan Kuasai Penuh Kota Idlib
Sumber oposisi Suriah menyatakan bahwa kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham alias Jabhat al-Nusra telah menguasai penuh kota Idlib di bagian barat laut Suriah, setelah mengusir kelompok teroris Ahrar al-Sham dari beberapa posisi yang semula dikuasai Ahrar al-Sham, Minggu (23/7/2017).
“Hayat Tahrir al-Sham menguasai penuh kota Idlib setelah mengusir kawanan bersenjata Ahrar Sham di kota ini dan memperkuat beberapa barikadenya di gerbang kota dengan tank-tank,” ungkap sumber itu kepada kantor berita Jerman, DPA.
Sumber itu menambahkan, “Kawanan bersenjata Jabhat al-Nusra menguasai perusahaan listrik kota Idlib dan mengusir semua petugas penjaga keamanan yang ada di sana dan di semua pos dan titik yang dikuasai petugas.”
Seorang pemimpin Harakah Nour el-Din el-Zenki menjelaskan, “Gerakan Ahrar al-Sham telah menarik diri sepenuhnya dari jalur Bab al-Hawa di bagian utara Rif Idlib sesuai kesepakatan dengan Hayat Tahrir al-Sham, dan sebuah konvoi militer bergerak menuju dua kota Ariha dan Banash di Rif Idlib dan kawasan Sahl al-Ghab di bagian barat laut Rif Hama.”
Kota Idlib tercatat sebagai kota pertama yang dikuasai al-Nusra setelah mereka mengusir kelompok-kelompok pemberontak Suriah, sekaligus provinsi provinsi kedua yang dikuasai kawanan bersenjata setelah kota dan provinsi Raqqah yang masih dikuasai ISIS di Suriah. (rayalyoum)
Khatib Masjid al-Aqsa Serukan Kontinyuitas Aksi Protes
Khatib Masjid al-Aqsa Syeikh Ikrimah Sabri menegaskan bahwa aksi protes warga Palestina akan terus berlanjut dan “tidak akan mundur” sampai Rezim Zionis Israel menghentikan tindakannya di tempat suci umat Islam ini.
“Aksi protes akan terus berlanjut selama rezim pendudukan al-Quds (Baitul Maqdis/Jerussalem) tidak menarik klaim-klaimnya mengenai pendudukan Masjid al-Aqsa. Kami tidak akan mundur dari garis kami, dan rezim pendudukan tak bolek menduduki Masjid al-Aqsa,” tegasnya dalam wawancara dengan TV Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon, Minggu (23/7/2017).
Dia menambahkan, “Kami tidak akan memasuki Masjid al-Aqsa selama Israel memasang CCTV, dan kami memutuskan untuk menunjukkan orang-orang tertentu untuk menangani masalah ini.”
Syeikh al-Sabri juga menilai orang-orang Palestina tidak terlalu mementingkan reaksi resmi negara-negara Arab karena “mereka berperang satu sama lain.”
“Negara-negara Arab menelantarkan Palestina dalam konfrontasi melawan musuh,” sesalnya.
Menurutnya, Rezim Zionis memiliki rencana-rencana tertentu terkait dengan Masjid al-Aqsa dan mencari-cari kesempatan untuk mengimplementasikannya, namun orang-orang Palestina tetap bertekad untuk membela tempat suci ini.
Bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Israel memuncak pada hari Jumat lalu setelah ketegangan berlangsung selama satu minggu menyusul tewasnya dua polisi Israel di kota lama al-Quds pada 14 Juli 2017. Selanjutnya Israel menutup komplek Masjid al-Aqsa sampai 16 Juli 2017, dan setelah itu menerapkan sistem pengamanan ekstra ketat antara lain dengan memasang CCTV dan pintu metal detector.
Sementara itu Israel dilaporkan berkemungkinan mengubah sistem keamanan yang telah diterapkan dalam beberapa hari terakhir di gerbang-gerbang Masjid al-Aqsa.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat dengan kabinetnya, Minggu, mengatakan, “Sejak dimulainya bentrokan, dalam pertemuan dengan pasukan keamanan telah dilakukan berbagai evaluasi dan diambil pula kesimpulan di mana kami akan mengambil keputusan sesuai kesimpulan ini.”
Di pihak lain, Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengingatkan Israel agar tidak “bermain api” dan bahwa al-Quds merupakan “garis merah”.
“Al-Quds merupakan garis merah yang tak boleh disentuh di mata Arab dan umat Islam,” katanya dalam mengecam sistem pengamanan yang berlebihan terhadap warga Muslim yang akan masuk ke area suci Masjid al-Aqsa. (rayalyoum/irna)
Gempur Kilang Minyak Saudi, Pasukan Yaman Nyatakan Rudalnya Lampaui Riyadh
Satuan pasukan rudal aliansi militer dan milisi Ansarullah Yaman menyatakan pihaknya telah melesatkan rudal dengan sasaran kilang minyak Arab Saudi, dan dengan demikian maka jarak tempuh rudal-rudal Yaman telah melampau Riyadh, ibu kota Saudi.
Dalam statemennya yang dirilis Minggu (23/7/2017) mereka menyebutkan bahwa serangan rudal itu merupakan balasan atas pembantaian pasukan antek Saudi cs terhadap para pejuang Yaman yang tertawan di provinsi Taiz.
“Kami telah memasuki babak lintas Riyadh, dan kami jadikan kilang-kilang minyak Saudi sebagai sasaran militer,” bunyi statemen itu.
Beberapa jam setelah melesatkan rudal balistik Burkan 2 ke arah kilang minyak Saudi di provinsi Yanbu, militer Yaman menegaskan bahwa serangan rudal terhadap posisi Saudi akan berlanjut selagi pasukan aliansi Arab pimpinan Saudi masih menyerang dan memblokade Yaman.
Dilaporkan bahwa militer Yaman melesatkan rudal Burkan 2 ke arah kilang minyak Saudi di kawasan pantai Laut Merah tersebut pada Sabtu malam . Sumber-sumber Yaman memastikan bahwa rudal itu tepat mengena sasaran. (alahed)