Jakarta, ICMES: Sekretaris Dewan Kebijakan Republik Islam Iran Mohsen Rezaei, menyatakan negaranya akan meratakan Tel Aviv, ibu kota Israel, dengan tanah.
Kepala Komisi Pertahanan Parlemen Rusia menyatakan Angkatan Udara Rusia telah menghabisi 60,000 kawanan bersenjata selama melancarkan operasi serangan udara di Suriah.
Militer Israel menyatakan bahwa angkatan udaranya telah menggempur “bangunan bawah tanah” di bagian selatan Jalur Gaza.
Jenderal Arab Saudi Ahmad Hassan Mohammad Asiri yang semula kerap dan antusias mengadakan konferensi pers sejak pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi menyerang Yaman belakangan ini sudah lama tak muncul lagi.
Kabar mengenai kemungkinan masuknya tentara Suriah atau kelompok milisi dukungan pemerintah Suriah ke kawasan Afrin, provinsi Aleppo, masih simpang siur.
Selengkapnya:
Rezaei: Iran Akan Ratakan Tel Aviv Dengan Tanah
Sekretaris Dewan Kebijakan Republik Islam Iran Mohsen Rezaei, Senin (19/2/2018), menyatakan negaranya akan meratakan Tel Aviv, ibu kota Israel, dengan tanah. Ancaman ini dia lontarkan sebagai komentar atas pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada konferensi Forum Keamanan Munich, Jerman, sehari sebelumnya.
“Iran akan meratakan Tel Aviv dengan tanah jika rezim Zionis ini melakukan tindakan apapun terhadap Iran,” ancamnya.
Seperti pernah diberitakan, dalam konferensi yang juga dihadiri oleh Menlu Iran Mohammad Javad Zarif itu Netanyahu telah mengacungkan kepingan logam yang diklaimnya sebagai serpihan nirawak Iran yang ditembak jatuh di wilayah Israel.
“Kami akan bertindak tanpa ragu untuk membela diri, dan jika perlu kami akan bertindak tidak hanya terhadap proksi Iran yang menyerang kami, melainkan juga terhadap Iran sendiri,” ancam Netanyahu.
Menanggapi ancaman ini Rezaei balik mengancam, “Anda tak dapat melakukan tindakan bodoh. Jika Anda melakukan satu gerakan saja maka kami tidak akan memberikan kesempatan bagi Anda untuk kabur, dan kami akan membuat Tel Aviv rata dengan tanah.”
Rezaei juga menyindir Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang masing-masing terlibat korupsi dan pelanggaran pemilu.
“Beruntung kami berhadapan dengan dua lawan ini, yang satu terlibat kasus korupsi besar, dan yang lain terlibat banyak kasus di pengadilan terkait dengan pemilu,” pungkas Rezaei. (alalam)
Rusia Nyatakan Operasi Militernya Di Suriah Tewaskan 60,000 Militan
Kepala Komisi Pertahanan Parlemen Duma Rusia Vladimir Shamanov menyatakan bahwa Angkatan Udara Rusia telah menghabisi 60,000 kawanan bersenjata selama melancarkan operasi serangan udara di Suriah.
“60,000 orang bersenjata tewas, termasuk sekira 3000 orang dari Rusia,” katanya, seperti dikutip Sputnik, Senin (19/2/2018).
Dia menambahkan bahwa serangan udara Rusia juga telah menghancurkan konstruksi keuangan dan ekonomi kawanan teroris yang semula memungkinkan mereka mendapatkan dana tak kurang dari US$ 3 juta/sehari dari hasil minyak.
Menurutnya, di awal operasi militer Rusia di Suriah para ekstremis menguasai lebih dari 70% wilayah Suriah, tapi sekarang mereka hanya menguasai kurang dari 10%.
Rusia memulai operasi militernya di Suriah pada September 2015 untuk membantu pasukan pemerintah Suriah melawan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris. (rayalyoum)
Israel Mengaku Menyerang “Bangunan Bawah Tanah” Di Gaza
Militer Israel, Senin (19/2/2018), menyatakan bahwa angkatan udaranya telah menggempur “bangunan bawah tanah” di bagian selatan Jalur Gaza pada Minggu malam (18/2/2018).
Jubir militer Israel menjelaskan bahwa serangan udara itu dilancarkan sebagai reaksi atas peluncuran roket dari Jalur Gaza ke Israel pada Minggu sore lalu.
Militer Israel kembali menyebut nama Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, sebagai kelompok yang bertanggungjawab “atas segala yang terjadi di atas dan bawah tanah Jalur Gaza.”
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa beberapa pesawat tempur Israel Senin pagi telah menembakkan sepuluh rudal ke area pertanian di daerah Al-Nahdah di timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Pesawat-pesawat itu membom area dekat Bandara Internasional Gaza dengan 10 rudal hingga menimbulkan lubang yang dalam di lokasi tersebut, namun tidak ada korban yang jatuh akibat serangan ini.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan eskalasi ketegangan antara Israel dan Palestina pasca ledakan bom yang melukai empat tentara Israel di dekat pagar perbatasan Jalur Gaza . Selama dua hari sebelumnya Israel telah menggempur 18 posisi di Jalur Gaza dan menyebabkan dua anak kecil Palestina gugur. (rayalyoum)
Koalisi Saudi Melempem Dalam Perang Yaman, Mayjen Asiri Menghilang
Perwira tinggi Arab Saudi Mayjen Ahmad Hassan Mohammad Asiri yang semula kerap dan antusias mengadakan konferensi pers sejak pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi menyerang Yaman belakangan ini sudah lama tak muncul lagi untuk memberikan penjelasan kepada media mengenai jalannya pertempuran di Yaman.
Ahmad Asiri menghilang dari sorotan media sejak posisinya sebagai jubir pasukan koalisi itu digeser oleh Kolonel Turki Al-Maliki.
Bergaya ala Pentagon, Asiri semula hampir setiap satu minggu sekali menggelar konferensi pers untuk memberikan keterangan dan analisa di depan berbagai media terkemuka dunia mengenai sengitnya serangan Saudi dan sekutunya terhadap pasukan Ansarullah (Houthi). Di awal-awal konferensi dia yang seakan menjadi bintang dalam perang Yaman tampak sangat percaya diri dan mengaku yakin bahwa riwayat Houthi hanya tinggal beberapa minggu akibat serangan itu.
Namun, setelah perang ini ternyata berkelanjutan sampai tiga tahun dan Ansarullah tetap tegar dan bahkan semakin eksis di Sanaa, ibu kota Yaman, dia tiba-tiba lenyap secara total sorotan kamera media. sementara penggantinya, Al-Maliki, ternyata jarang tampil, dan pasukan koalisi juga tidak lagi mengumbar statemen kecuali berupa pengaduan rezim Saudi mengenai serangan rudal-rudal balistik Houthi terhadap berbagai sasaran berupa bandara dan pangkalan militer di wilayah Saudi.
Semua ini tak pelak menandakan realitas betapa impian Saudi dan sekutunya untuk membasmi Ansarullah ternyata hanyalah isapan jempol belaka, dan pasukan koalisi tak mendapatkan kemajuan apapun dalam pengerahan semua ototnya di Yaman.
Kenyataan ini membuat Asiri tak lagi percaya diri untuk tampil di depan media dunia, sebab dia tentu akan kesulitan menjelaskan sebab mengapa Ansarullah tetap bugar meskipun Saudi dan sekutunya sudah tiga tahun menghujani Yaman dengan rudal.
Tak hanya itu, Asiri juga tidak akan fasih menjawab mengapa serangan itu menjatuhkan banyak korban sipil, apalagi PBB bahkan menyebut intervensi Saudi dan sekutunya itu telah berbuah kejahatan perang yang antara lain telah menewaskan banyak anak kecil dan menghancurkan fasilitas publik. (rayalyoum)
Kurdi Bantah Telah Bersepakat Mengenai Masuknya Tentara Suriah Ke Afrin
Kabar mengenai kemungkinan masuknya tentara Suriah atau kelompok milisi dukungan pemerintah Suriah ke kawasan Afrin, provinsi Aleppo, masih simpang siur.
Milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) membantah laporan bahwa pihaknya telah mencapai kata sepakat dengan Damaskus mengenai masuknya tentara Suriah ke Afrin untuk membantu milisi Kurdi melawan serangan militer Turki.
“Tak ada kesepakatan apapun, hanya ada ajakan dari pihak kami supaya tentara Suriah datang dan melindungi perbatasan,” ungkap jubir YPG Nouri Mahmoud kepada Reuters, Senin (19/2/2018).
Sebelumnya dikabarkan bahwa seorang pejabat anonim Kurdi Minggu lalu mengatakan bahwa pihak Kurdi menyetujui masuknya pasukan Suriah ke kota Afrin dalam tempo dua hari. Disebutkan bahwa bahwa semua persiapan logistik sudah dilakukan untuk masuknya pasukan Suriah ke kawasan Afrin melalui dua distrik Nubl dan Zahra di bagian timur kawasan Afrin.
Turki sendiri yang sudah sebulan menggelar operasi militer terhadap milisi Kurdi di kawasan Afrin menyatakan siap menghadapi resiko jika pasukan pemerintah Suriah masuk ka kawasan ini. (rayalyoum)