Rangkuman Berita Timteng Selasa 14 November 2017

bendera isis di raqqaJakarta, ICMES: Lembaga penyiaran Inggris BBC telah membuat laporan rinci mengenai adanya perjanjian yang memperkenankan ratusan anggota kelompok teroris ISIS bersama keluarga masing-masing keluar dari kota Raqqa, Suriah utara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pihaknya menginginkan keluarnya pasukan Rusia dan Amerika Serikat (AS) dari Suriah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku tidak dapat mengungkapkan aspek-aspek detail hubungan negara Zionis ilegal ini dengan sejumlah negara Arab.

Presiden Lebanon Michel Aoun menyambut baik pengakuan Saad Hariri untuk kembali ke Beirut setelah sekira 10 hari berada di Arab Saudi dan menyatakan mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon.

Berita selengkapnya;

BBC Ungkap Kasus Pembebasan Ratusan Anggota ISIS Dari Raqqa

Lembaga penyiaran Inggris BBC telah membuat laporan rinci mengenai adanya perjanjian yang memperkenankan ratusan anggota kelompok teroris ISIS bersama keluarga masing-masing keluar dari kota Raqqa, Suriah utara, di bawah pengawasan pasukan koalisi internasional dan milisi Kurdi yang menguasai Raqqa.

Menurut BBC, perjanjian ini membantu keluarnya sebagian tokoh dan puluhan teroris asing ISIS sehingga mereka menyebar ke berbagai kawasan lain di Suriah dan sebagian di antaranya bahkan menjangkau Turki.

BBC menyebutkan bahwa salah seorang pengemudi bus yang ikut serta dalam iringan kendaraan yang membawa ISIS keluar dari Raqqah memastikan bahwa pemindahan kawanan ISIS dimulai pada 12 Oktober lalu dan berlangsung selama tiga hari, dan mereka keluar bahkan dengan membawa beberapa ton senjata dan amunisi.

Pengemudi itu mengaku bahwa dia dan puluhan sopir lain dijanjikan mendapat upah uang ribuan US$ untuk menjalankan tugas ini dengan syarat menjaga kerahasiaan masalah ini, tapi sampai sekarang mereka ternyata belum mendapatkan upah itu meskipun sudah menyelesaikan misi yang disebutnya “perjalanan emas menuju neraka.”

“Kami mengangkut sekira 4000 orang, termasuk perempuan dan anak kecil, dengan kendaraan kami  dan kendaraan mereka sendiri. Ketika kami masuk Raqqa, kami mengira di sana hanya ada 200 orang untuk diangkut , tapi ternyata di dalam bus saya saja terdapat 112 orang,” kisahnya.

Perjanjian dengan ISIS untuk pemindahan ini dijalin usai pertempuran yang berkobar selama empat bulan dan menimbulkan banyak kehancuran dan korban sipil.

Perjanjian ini dinilai perlu untuk menekan jumlah korban di pihak Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang merupakan koalisi milisi Kurdi dan milisi Arab dalam perang melawan ISIS untuk membebaskan Raqqa, tapi di saat yang sama juga memungkinkan ratusan anggota ISIS untuk lolos dari Raqqa.

Pasukan koalisi internasional maupun SDF enggan mengakui adanya perjanjian ini.  Namun, BBC mengaku dapat mengungkap “rahasia kotor” ini setelah dapat menghubungi puluhan narasumber yang terdiri atas para pengemudi bus, saksi mata, dan orang-orang yang menegosiasikan perjanjian itu.  (rayalyoum)

Presiden Turki Minta Tentara Rusia Dan AS Keluar Dari Suriah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pihaknya menginginkan keluarnya pasukan Rusia dan Amerika Serikat (AS) dari Suriah.

Dalam wawancara dengan wartawan di kota Sochi, Rusia, menjelang perundingan dengan sejawat Rusianya, Vladimir Putin, Senin (13/11/2017), Erdogan menyinggung pernyataan terbaru presiden Rusia dan AS bahwa krisis Suriah tak dapat diselesaikan melalui cara militer.

“Jika keduanya meyakini masalah Suriah tak dapat diselesaikan dengan cara militer maka mereka harus menarik pasukan masing-masing dari Suriah dan menggunakan solusi diplomatik… Harus ada kerjasama lagi untuk kita selenggarakan pemilu di Suriah,” katanya.

Dia menambahkan, “Turki pada tahun 2003 menentang masuknya pasukan AS ke Irak, tapi pasukan ini malah menyerang dan para pejabat AS pun mengatakan bahwa pasukannya tidak akan tinggal di Irak, tapi ternyata tidak demikian. Masyarakat dunia tidak bodoh. Perkataan para politisi (AS) sering tidak sesuai dengan tindakannya.”

Menurut Erdogan, AS memiliki lima pangkalan militer di Suriah utara dan tujuh pusat militer di berbagai wilayah lain Suriah serta mendatangkan berbagai jenis senjata ke negara ini. Sedangkan Rusia memiliki lima pangkalan militer.

Di pihak lain, dalam jumpa pers bersama Erdogan usai pertemuan keduanya di Sochi, Putin menjelaskan bahwa keduanya telah mendiskusikan upaya penyelesaian kemelut Suriah pasca perang melawan teroris di Suriah.

“Kami telah sepakat untuk meningkatkan upaya penyelesaian krisis Suriah secara politik,” katanya.

Menyinggung ISIS dia mengatakan, “Kita harus membasmi IS (ISIS) dan meyakini integritas dan keulatan Suriah.”

Putin juga mengatakan, “Saya juga telah memberitahu Presiden Turki ihwal kunjungan saya ke Iran belakangan ini, dan kerjasama dengan Iran dan Turki di Astana masih terus membuah hasil-hasil signifikan.”

Berbagai laporan menyebutkan bahwa dalam kunjungan Erdogan ke Rusia ini hubungan keduanya dinyatakan telah benar-benar pulih.  (irna/alalam)

Netanyahu Enggan Ungkap Hubungan Israel Dengan Sejumlah Negara Arab

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku tidak dapat mengungkapkan aspek-aspek detail hubungan negara Zionis ilegal ini dengan sejumlah negara Arab.

Dalam pidato dengan parlemen Israel, Knesset, Senin malam (13/11/2017), mengatakan bahwa Israel sedang dalam kondisi bangkit dan tidak terkucil secara politik, namun dia enggan menjelaskan bagaimana persisnya hubungan yang sedang berkembang “antara kami dan negara-negara Arab moderat” dan “berguna bagi penegakan perdamaian.”

Mengenai Iran, Netanyahu mengatakan Israel tidak akan menyerah pada eksistensi Iran di Suriah, dan mengklaim bahwa Iran sudah lama mendapatkan senjata nuklir seandainya Israel tidak bersusah payah untuk menggagalkannya.

Dia menambahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berterima kasih kepadanya atas sikap Israel terhadap “ancaman Iran.”

Untuk menunjukkan adanya hubungan baik Israel dengan berbagai negara penting, dia juga mengaku telah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, dan berencana mengadakan kunjungan resmi ke India dalam waktu dekat ini.

Perdana Menteri India Narendra Modi berkunjung ke Israel pada Juli lalu. Kunjungan ini dinilai historis bukan saja karena merupakan kunjungan pertama kali perdana menteri India ke Israel, melainkan juga karena terjadinya perubahan strategis dalam hubungan kedua negara yang dibarengi dengan berbagai perjanjian besar di bidang persenjataan serta kerjasama luas di bidang-bidang ekonomi, sains, dan teknologi. (rayalyoum)

Presiden Lebanon Nilai Positif Isyarat Hariri

Presiden Lebanon Michel Aoun menyambut baik pengakuan Saad Hariri untuk kembali ke Beirut setelah sekira 10 hari berada di Arab Saudi dan menyatakan mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon.

Saat menyatakan hal tersebut Presiden Aoun menekankan lagi bahwa dirinya sangat menantikan kedatangan Hariri untuk menyimak langsung alasan mengapa dia mundur dan bagaimana kondisinya selama berada di Saudi.

“Saya bergembira atas penyataan Perdana Menteri Hariri bahwa dia akan pulang ke Lebanon dalam waktu dekat, dan ketika (pulang) itu kami akan mengetahui darinya semua kondisi, keadaan, dan kekuatiran yang memerlukan penyembuhan,” tulis Aoun melalui halaman Twitter-nya, Senin (13/11/2017).

Ahad malam lalu Hariri diwawancara oleh saluran TV Lebanon Al-Mustaqbal yang berafiliasi dengan kubu politiknya sendiri. Dalam wawancara pertama kali dengan media sejak dia di Riyadh pada 4 November lalu tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya ini dia mengatakan, “Saya akan kembali ke Lebanon dalam waktu yang sangat dekat ini untuk menempuh tindakan-tindakan konstitusional yang diperlukan (terkait dengan pengunduran dirinya).”

Aoun belum bersedia menerima dan mengakui mundurnya Hariri. Dia bersikukuh untuk tetap menunggu kedatangan Hariri guna mendapatkan penjelasan langsung darinya ihwal pengunduran dirinya.

Sebelumnya, Aounmengatakan bahwa kondisi yang dialami Hariri di Saudi “membatasi kebebasannya” dan bahwa “apa yang telah dan akan keluar darinya meragukan, tidak jelas, dan tak dapat dijadikan pegangan, atau dianggap sebagai sikap yang sepenuhnya berasal dari kehendaknya.”

Lawan politik Hariri di Lebanon, khususnya Hizbullah, menyatakan Hariri mundur akibat “didekte oleh Saudi. “

Hingga kini Hariri masih berada di Riyadh dan dilaporkan telah menerima kunjungan dubes Jerman dan dubes Inggris serta ketua utusan Uni Eropa untuk Saudi, Senin (13/11/2017). (rayalyoum)