Rangkuman Berita Timteng Selasa 12 Desember 2017

hassan nasrallah lebanonJakarta, ICMES: Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel merupakan awal dari tamatnya riwayat Israel.

Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengadakan kontak telefon dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh yang berkuasa di Jalur Jaza dan mendapat dukungan dari Iran.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan menarik pasukan negara ini dari Suriah, meskipun Rusia telah memutuskan untuk menarik pasukannya dari Suriah.

Militer Israel mengaku bahwa sistem Kubah Besinya telah merontokkan satu rudal yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke bagian selatan Israel, dan akibat rudal ini sirine berbunyi di 13 daerah Israel.

Berita selengkapnya;

Nasrallah: Impian Pengungsi Palestina Untuk Pulang Akan Segera Terwujud

Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dalam pidato pada unjuk rasa akbar di pinggiran Beirut, ibu kota Lebanon, Senin (11/12/2017), menyatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel merupakan awal dari tamatnya riwayat Israel.

“Saya menyambut gembira semua orang yang mengikuti demonstrasi ini dari berbagai partai dan elemen, terutama saudara dan saudari kami dari Gerakan Amal, dan saudara-saudara kami di kamp pengungsi Palestina yang masih bersikukuh pada haknya untuk pulang (ke Palestina), menolak imigrasi dan negara altenatif, dan mendidik anak dan cucu dengan impian untuk pulang Palestina. Impian ini akan segera terwujud,” tegasnya.

Nasrallah mengajak kepada semua kelompok muqawamah (resistensi anti Israel) di kawasan dan kepada semua orang yang percaya kepada muqawamah agar bertemu guna menentukan strategi perjuangan dan garis pergerakan yang sama di mana tugas-tugas yang ada dapat terbagi dengan baik.

Dia  mengingatkan bahwa prioritas sekarang bagi poros resistensi adalah Al-Quds dan Palestina setelah sekian tahun lesu, dan poros ini “tidak pernah memasuki medan pertempuran kecuali keluar sebagai pemenangnya.”

“Mereka (AS) ingin keputusan (Trump) itu menjadi awal bagi kesudahan Al-Quds, namun mari kita menjadikan keputusan ini sebagai awal bagi tamatnya riwayat rezim perampas ini untuk selamanya. Biarlah slogan dan jalan kita adalah ‘mampus Israel’…. Reaksi terpenting terhadap keputusan agresif Trump itu ialah mendeklarasikan intifada ketiga di semua wilayah pendudukan Palestina, dan dunia Arab dan Islam hendaknya berpihak kepada mereka (para pejuang muqawamah Palestina).”

Sekjen Hizbullah menyerukan boikot terhadap Israel dan penghentian komunikasi serta proses normalisasi sebagian negara Arab, termasuk Arab Saudi, dengan rezim penjajah Palestina tersebut.

“Saya mengimbau kepada saudara-saudara kami di Palestina; usirlah dan hantamlah delegasi manapun yang datang kepada kalian untuk normalisasi, walaupun dia mengenakan serban, atau membawa salib, atau seorang kepala suku, atau pejabat,” tegasnya.

Dia mengapresiasi reaksi penolakan bangsa Palestina dan berbagai negara di dunia terhadap keputusan Trump.

“Saya mengepresiasi bangsa Palestina di wilayah pendudukan dan Baitul Maqdis atas pendirian monumental mereka sejak jam-jam pertama keluarnya keputusan agresif yang diumumkan oleh Trump, dan kami menjunjung tinggi semua pendirian yang menolak agresi keji terhadap al-Quds dan kehormatan umat ini,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Kami menghargai sikap semua negara dan pemerintah di dunia yang telah menolak keputusan Trump, dan ini merupakan perkara penting yang harus diperhatikan oleh seluruh bangsa Arab dan Islam yang terlibat dalam perjuangan ini…. Trump mengira bahwa ketika dia mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel maka seluruh dunia akan tunduk dan berlomba ikut mengakui apa yang dia akui, namun dia telah mendapat penolakan dari dunia atas arogansinya, dan terkucil sendirian.”

Beberapa hari sebelumnya Sayyid Hasrallah menyerukan kepada rakyat Lebanon dan para pengungsi Palestina untuk menggelar unjuk rasa akbar yang akan diakhiri dengan pidatonya.  (alalam/rayalyoum)

Presiden Iran Hubungi Ketua Biro Politik Hamas

Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengadakan kontak telefon dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh yang berkuasa di Jalur Jaza dan mendapat dukungan dari Iran, Senin (11/12/2017). Bersamaan dengan ini Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Qasem Soleimani juga mengadakan pembicaraan telefon dengan sayap militer Hamas dan sayap militer Jihad Islam Palestina.

Dalam kesempatan ini Rouhani menegaskan bahwa muqawamah bangsa Palestina yang tertindas dan dukungan umat Islam pasti dapat menggagalkan rencana Amerika Serikat (AS) dan Israel terkait dengan status Al-Quds (Yerussalem).

Dia mengimbau semua komponen Palestina agar bersatu dan serius menyikapi “keputusan Amerika-Zionis” tersebut.

“Intifada baru ini akan berlanjut sampai bangsa Palestina mendapatkan hak-haknya yang sah…  Identitas AS dan rezim Zionis yang sesungguhnya sekarang terungkap lebih jelas di depan khalayak dunia,” ungkap Rouhani.

Dia juga memastikan bahwa Republik Islam Iran menolak keras keputusan Trump menempatkan Al-Quds sebagai ibu kota Israel.

Di pihak lain, Ismail Haniyeh meminta “negara-negara Islam  bersikap tegas dan menyokong Palestina dan Al-Quds dalam konferensi tingkat tinggi Islam yang akan diselenggarakan di Turki Rabu mendatang.”

Kamis pekan lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Rabu mendatang untuk mengambil sikap bersama terhadap keputusan Trump.

Sementara itu, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Qasem Soleimani Senin malam mengadakan kontak telefon secara terpisah dengan pimpinan sayap militer Hamas, Brigade Ezzeddin Al-Qassam, dan pimpinan sayap militer Jihad Islam Brigade Al-Quds, untuk membahas kesiapan para pejuang muqawamah (resistensi) Palestina dalam menghadapi Israel.

Dalam kontak telefon ini Solaeimani menegaskan kesiapan Iran memberikan dukungan penuh dan komprehensif kepada pasukan muqawamah Palestina.  (rayalyoum)

Rusia Menarik Pasukan Dari Timteng, AS Enggan

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan menarik pasukan negara ini dari Suriah, meskipun Rusia telah memutuskan untuk menarik pasukannya dari Suriah.

AS keberatan menarik pasukannya dari Suriah dan Irak dengan dalih melanjutkan penumpasan teroris di dua negara Arab yang bersebelahan ini.

“AS akan terus maju… dan mengerahkan kemampuan untuk menang atas ISIS di semua front, dan tentunya juga untuk melindungi nyawa orang-orang AS,” ungkap jubir Gedung Putih Sarah Sanders, Senin (11/12/2017).

Sanders menegaskan bahwa pasukan AS akan terus menjalankan misinya selagi ISIS belum binasa, dan akan berusaha mencegah kembalinya kawanan teroris di Suriah.

Sebelumnya di hari yang sama jubir Pentagon Erick Bahon berkomentar bahwa keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulai penarikan pasukan Rusia dari Suriah tidak akan mempengaruhi misi dan prirotas AS di Suriah.

Pada akhir bulan lalu Pentagon secara resmi mengumumkan bahwa pasukan militernya di Suriah berjumlah 1720 personil.

Bulan lalu Washington Post juga mengungkap bahwa AS berencara mempertahankan keberadaan pasukannya di Suriah utara meskipun kelompok teroris ISIS sudah kalah. (rayalyoum)

Israel Mengaku Telah Merontokkan Rudal Palestina

Militer Israel mengaku bahwa sistem Kubah Besinya telah merontokkan satu rudal yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke bagian selatan Israel, dan akibat rudal ini sirine berbunyi di 13 daerah Israel, Senin malam (11/12/2017).

Dilaporkan bahwa rudal itu jatuh di kawasan terbuka dekat gedung dewan regional Eshkol, sementara jubir militer Israel Afichai Adrai mengatakan bahwa beberapa tank dan jet tempur Israel telah menyerang posisi-posisi Hamas di Jalur Gaza selatan sebagai reaksi atas penembakan rudal tersebut.

Di Al-Quds (Yerussalem), sejumlah warga Palestina terluka diterjang peluru pasukan Israel di distrik Al-Sawanah. Saat itu pasukan Israel menembaki sekelompok pemuda dengan peluru tajam. Satu di antara korban terluka di bagian paha kemudian dikejar dan ditangkap dalam kondisi pendarahan.

Sejumlah besar pasukan khusus dan polisi Israel menyerang distrik tersebut dan memblokirnya setelah melukai pemuda itu.

Bentrokan warga Palestina dengan pasukan Israel pecah di berbagai wilayah pendudukan Palestina dalam beberapa hari terakhir setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan keputusannya mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel. (rayalyoum)