Rangkuman Berita Timteng Sabtu 20 Oktober 2018

salman dan mohamedJakarta, ICMES: Kantor berita Reuters mengutip keterangan para narasumbernya bahwa di tubuh kerajaan Saudi sedang berkembang kecemasan atas beratnya konsekuensi yang akan menimpa Putra Mahkota Mohamed bin Salman terkait dengan kasus hilangnya jurnalis dan kritikus Jamal Khashoggi.

Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah menilai Kerajaan Arab Saudi sedang menghadapi sebentuk boikot dari khalayak internasional akibat kasus hilangnya jurnalis ternama Saudi Jamal Khashoggi, dan kedok perang terhadap Yaman mulai runtuh akibat kasus ini.

Twitter menangguhkan operasi jaringan bot pro-Saudi yang menyebarkan tweet mengenai kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi setelah NBC News, Jumat (19/10/2018), menyoal adanya ratusan akun dengan tweet dan retweet berisi cuitan pro-Saudi dalam satu waktu.

Sebanyak 32 orang tewas akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) terhadap daerah yang menjadi kantung terakhir kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/DAESH) di provinsi Deir Ezzor, Suriah timur.

Berita selengkapnya:

Kecemasan Melanda Lingkungan Kerajaan, Raja Salman Turun Tangan

Kantor berita Reuters mengutip keterangan para narasumbernya bahwa di tubuh kerajaan Saudi sedang berkembang kecemasan atas beratnya konsekuensi yang akan menimpa Putra Mahkota Mohamed bin Salman terkait dengan kasus hilangnya jurnalis dan kritikus Jamal Khashoggi.

Dua narasumber yang mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungan kerajaan Saudi mengatakan bahwa Raja Salman semula tidak mengetahui seberapa besar dampak kemelut ini.

“Ketidak tahuan Raja adalah karena para pembantu Pangeran Mohamed (bin Salman/MbS) selalu mengarahkannya untuk berita-berita positif  pada saluran-saluran Saudi,” ungkap salah satu sumber.

Namun, mereka kemudian tak dapat menutupi masalah ini di depan raja ketika kasus hilangnya Khashoggi tersiar di semua saluran Arab hingga Saudi sendiri.

Menurut sumber-sumber itu, MbS lantas meminta kepada ayahnya agar turun tangan ketika kasus Khashoggi menjadi berita paling heboh di dunia, dan Sang Raja dinilai harus memiliki pandangan yang komprehensif demi mempertahankan kedudukan anaknya dan bahkan kelestarian klan yang berkuasa.

MbS dan para asistennya semula mengira krisis akan berlalu, tapi mereka ternyata keliru dalam memperkirakan implikasinya. Raja Salman lantas menghadapi sendiri masalah ini dan terlihat betapa kemelut kali ini jauh berbeda dengan tantangan sebelumnya.

Sumber-sumber yang dekat lingkungan Kerajaan Saudi menyebut Raja Salman kini berada dalam “gelembung buatan.”  Menurut mereka, para penasehat Raja Salman terlihat frustasi dan mulai mengingatkan resiko kevakuman kedudukan putra mahkota.

Sementara itu, Jaksa Agung Saudi Saud Al-Mojeb mengumumkan bahwa hasil penyelidikan awal kasus Khashoggi menunjukkan bahwa jurnalis ternama ini telah meninggal. Dia juga mengumumkan bahwa sebanyak 18 warga telah ditahan terkait dengan kasus ini dan penyidikan masih berlanjut.

“Investigasi masih berlangsung dan 18 warga Saudi telah ditangkap,” ungkap al-Mujeb dalam sebuah statemennya.

Pengumuman ini terjadi bersamaan dengan pencopotan Ahmad Asiri dari jabatan wakil ketua Badan Intelijen Umum Saudi Ahmed Assiri dan Saud al-Qahtani, pembantuan senior MbS telah dicopot dari jabatan masing-masing. (raialyoum/alalam)

Nasrallah: Saudi Tertekan, Kedok Perang Yaman Mulai Runtuh

Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah menilai Kerajaan Arab Saudi sedang menghadapi sebentuk boikot dari khalayak internasional akibat kasus hilangnya jurnalis ternama Saudi Jamal Khashoggi, dan kedok perang terhadap Yaman mulai runtuh akibat kasus ini.

Dalam pernyataan pada momen peringatan 25 tahun Lembaga Tarbiyah dan Pendidikan Islam di Lebanon, Jumat (19/10/2018), Nasrallah menyampaikan komentarnya atas kasus Khashoggi yang menghebohkan dunia.  Dia menilai kasus ini sebagai “peristiwa besar” yang bahkan menyulitkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan terlebih para penguasa di Saudi.

Nasrallah memandang sekarang “ada krisis internasional dan sebentuk boikot” terhadap Saudi, dan “kedok internasional dan global untuk perang kalian (Saudi) terhadap Yaman mulai runtuh menyusul kasus Khashoggi.”

Karena itu dia mengimbau Saudi menghentikan invasi militernya terhadap Yaman.

“Sekarang adalah momentum untuk mengambil keputusan yang berani demi menghentikan perang terhadap Yaman…. Kalian hendaknya memperkenankan orang-orang Yaman beranjak menuju solusi politik,” seru Nasrallah.

Dia menekankan bahwa “sangat menggelikan” jika Hizbullah dituduh terlibat dalam kasus Khashoggi.  Menurutnya, Poros Resistensi masih berada dalam posisi mengamati kasus ini meskipun berkesempatan memanfaatkan sebaik mungkin peristiwa ini di tengah konflik pemikiran dan politik.

“Para penguasa Saudi dan AS berada dalam posisi sulit akibat kasus hilangnya Khashoggi,” imbuhnya.

Lebih lanjut Sekjen Hizbullah mengingatkan perkembangan situasi di Jalur Gaza yang kini diwarnai adegan saling ancam antara Israel dan para pejuang Palestina. Dia menilai perkembangan ini “sangat krusial bagi seluruh kawasan” dan “tak ada pilihan bagi orang-orang Palestina di Gaza kecuali keteguhan, konfrontasi, dan perlawanan”. (raialyoum)

Twitter Hapus Jutaan Akun Palsu Pro-Saudi Terkait Kasus Khashoggi

Twitter menangguhkan operasi jaringan bot pro-Saudi yang menyebarkan tweet mengenai kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi setelah NBC News, Jumat (19/10/2018), menyoal adanya ratusan akun dengan tweet dan retweet berisi cuitan pro-Saudi dalam satu waktu.

Menurut NBC, beberapa akun menggunakan tagar bahasa Arab yang menjadi tren dunia teratas pada hari Minggu. Tagar itu menggunakan kalimat yang jika diterjemah berarti “Kami Semua Percaya Kepada Mohammad Bin Salman (MbS).” MbS adalah putra mahkota Saudi yang dituduh oleh pejabat Turki terlibat dalam penghilangan Khashoggi dan dugaan pembunuhan.

Seorang karyawan Twitter yang meminta identitasnya dirahasiakan karena tidak berwenang berbicara kepada media mengatakan perusahaannya mendeteksi operasi akun bot dan telah menangguhkan lebih banyak akun pro-Saudi sebelum mereka diketahui oleh para peneliti.

Dia menjelaskan bahwa akun-akun itu dihapus karena melanggar peraturan tentang spam, dan menyebutnya sebagai penghapusan operasi spam.

Twitter mengklaim telah menindak lanjuti bot jaringan serta membersihkan jutaan akun palsu.

Selama satu pekan terakhir akun-akun bot itu membuat pesan yang mengajak para pengguna Twitter meragukan laporan bahwa Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul.

Ben Nimmo, senior di Laboratorium Forensik Digital Atlantic Council, yang melacak kesalahan informasi online, mengatakan bahwa cara pengoperasian bot itu memungkinkan mereka untuk ‘tidak terlacak radar’ sehingga menunjukkan bahwa kelompok di balik bot Twitter itu telah beradaptasi untuk menghindari larangan. (raialyoum/huffingtonpost)

32 Warga Sipil Tewas Dihantam Serangan Udara Koalisi Internasional Di Suriah

Sebanyak 32 orang tewas akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) terhadap daerah yang menjadi kantung terakhir kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/DAESH) di provinsi Deir Ezzor, Suriah timur.

Lembaga Observartorium Suriah untuk HAM (SOHR), Jumat (19/10/2018), melaporkan bahwa serangan itu terjadi dalam 24 jam terakhir.

“Pada pertengahan Kamis malam koalisi menyasar daerah al-Sausah hingga menewaskan 18 warga sipil, 7 di antaranya anak kecil, kemudian mengulangi serangan udara pada hari Jumat ke daerah yang sama terhadap posisi 14 warga sipil,” ujar Direktur Eksekutif SOHR, Rami Abdulrahman kepada AFP.

Dia menambahkan bahwa serangan ini juga menjatuhkan puluhan korban luka, dan masih ada sejumlah korban yang tertimbun reruntuhan. (raialyoum)