Rangkuman Berita Timteng Sabtu 16 Desember 2017

demo-palestina-anti-israelJakarta, ICMES: Empat orang Palestina, dua di Tepi Barat dan dua lainnya di Jalur Gaza, gugur syahid, sementara ratusan orang Palestina lain cidera dengan kondisi tujuh di antaranya kritis akibat bentrokan dengan pasukan Zionis Israel.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa kehilangan Al-Quds tak ubahnya dengan kehilangan Mekkah Al-Mukarromah dan Madinah Al-Munawwarah.

Jubir kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman, Mohammad Abdulsalam , menyatakan unjuk diri Amerika Serikat (AS) belakangan ini terkait dengan perang Yaman kembali memperlihatkan betapa serangan militer Saudi dan sekutunya ke Yaman pada dasarnya merupakan eksekusi atas agenda AS.

Tentara Yaman dan pasukan komite rakyat negara ini melesatkan rudal balistik ke sebuah markas komando militer di Jizan, Arab Saudi, dini hari Sabtu.

Berita selengkapnya;

Intifada Hari Jumat, Empat Orang Palestina Gugur, Ratusan Cidera

Empat orang Palestina, dua di Tepi Barat dan dua lainnya di Jalur Gaza, gugur syahid, sementara ratusan orang Palestina lain cidera dengan kondisi tujuh di antaranya kritis akibat bentrokan dengan pasukan Zionis Israel,  Jumat (15/12/2017).

Statemen Departemen Kesehatan Palestina menyebutkan bahwa korban terbaru adalah Mohammad Amin Aql yang berusia 20-an tahun dari distrik Beit Ula di bagian barat Al-Khalil (Hebron) di selatan Tepi Barat.

Korban gugur sebelumnya adalah Mostafa Ismail, 24 tahun, di distrik Anata yang tersambung dengan kota Al-Quds. Dia gugur setelah dua orang pemuda Palestina lain gugur di Gaza timur, yaitu Ibrahim Abu Tharya, 29 tahun, dan Yasir Sukr, 32 tahun.

Bentrokan dengan pasukan Zionis di Tepi Barat dan Jalur Gaza juga menjatuhkan korban cidera mencapai 367 orang, tujuh di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Jubir Depkes Palestina di Gaza mencatat korban luka di wilayah ini berjumlah 164 orang, 43 di antaranya terkena peluru tajam.

Jumat kemarin merupakan Jumat kedua yang diwarnai unjuk rasa akbar dan bentrokan warga Palestina dengan pasukan Zionis Israel setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan keputusan mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel serta pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Al-Quds pada 6 Desember lalu.

Anggota Biro Politik Hamas Khalil Al-Hayah, dalam aksi di Gaza menegeaskan, “Revolusi kami tidak akan reda sebelum keputusan zalim AS luruh, karena itu kami akan terus bangkit di gelanggang.”

Dia menyerukan kepada bangsa-bangsa Arab dan Muslim agar memboikot Kedubes dan konsulat Jenderal AS dan Israel. (mm/rayalyoum)

Erdogan: Kehilangan Al-Quds Akan Kehilangan Mekkah Dan Madinah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali membuat pernyataan panas terkait dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel. Kali ini dia menegaskan bahwa kehilangan Al-Quds tak ubahnya dengan kehilangan Mekkah Al-Mukarromah dan Madinah Al-Munawwarah.

“Jika kita kehilangan Al-Quds maka kita akan kehilangan Madinah, jika kita kehilangan Madinah maka kita akan kehilangan Mekkah, dan jika kita kehilangan Mekkah maka kita akan kehilangan Kaabah,” tegasnya dalam peresmian kereta api bawah tanah di Istanbul, Turki, Jumat (15/12/2017).

Dia mengingatkan bahwa keputusan Trump tersebut merupakan “bom baru” di Timteng dan “lonceng peringatan” mengenai konspirasi baru terhadap dunia Islam.

Presiden Truki juga mengingatkan bahwa jika umat Islam tak dapat menempuh tindakan yang tepat maka konspirasi ini akan menimpa mereka, sedangkan jika umat Islam berhasil maka ini merupakan satu peristiwa monumental bagi mereka.

Dia menyebutkan lagi bahwa Al-Quds merupakan kehormatan dan “garis merah” bagi Turki, dan bahwa kota ini tak lain adalah ibu kota Palestina yang kemudian diduduki oleh Israel.

Erdogan termasuk orang yang paling lantang mengecam keputusan Trump mengenai Al-Quds yang diumumkan pada 6 Desember lalu tersebut.

Dia telah mengundang 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk mengadakan konferensi tingkat tinggi luar biasa di Istanbul Rabu (13/12/2017) untuk menyatakan sikap dunia Islam terhadap keputusan Trump.

Perkembangan ini terjadi meskipun Turki justru menjalani proses normalisasi hubungan dengan Israel yang dimulai pada tahun 2016.

Pada tahun lalu itu Ankara dan Tel Aviv mengumumkan berakhirnya krisis hubungan kedua negara yang dipicu oleh serangan pasukan Israel terhadap kapal bantuan Turki untuk menerobos blokade Israel terhadap Jalur Gaza pada tahun 2010. Serangan itu menyebabkan 10 aktivis Turki gugur.

Sejak Trump mengumumkan keputusannya mengenai Al-Quds Erdogan berbalik menjadi sosok yang paling lantang mengecam keputusan itu dan bahkan berulangkali menyebut Israel negara teroris.  (fna/rayalyoum)

Ansarullah: AS Buktikan Lagi Keberadaannya Di Balik Serangan Saudi Ke Yaman

Jubir kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman, Mohammad Abdulsalam , menyatakan unjuk diri Amerika Serikat (AS) belakangan ini terkait dengan perang Yaman kembali memperlihatkan betapa serangan militer Saudi dan sekutunya ke Yaman pada dasarnya merupakan eksekusi atas agenda AS.

“ Pengangkatan isu rudal balistik Yaman kemarin di AS menunjukkan bahwa perang terhadap Yaman pada dasarnya adalah perang AS, dan Washington sedang kecewa berat atas kegagalan para antek dan sekutunya,” ungkap Abdulsalam.

Dia menambahkan bahwa Washington sedang berusaha berkelit dari dampak keputusan Trump mengenai Al-Quds (Yerussalem) sehingga “mengarang kedustaan-kedustaan yang tak satupun diantaranya unggul” , sementara “darah bangsa Yaman tidaklah halal sehingga musuh harus menerima resiko serangannya.”

Seperti diketahui, Dubes AS untuk PBB Nikki Haley Kamis lalu menyatakan pihaknya memiliki “bukti kongkret” bahwa rudal balistik yang digunakan Ansarullah untuk menyerang Riyadh, ibu kota Saudi, adalah buatan Iran.

Iran dan Ansarullah menepis keras klaim tersebut. Ansarullah menyatakan bahwa seandainya Yaman memang dapat menyelundupkan senjata dari Iran maka Yaman akan mendatangkan sistem penangkis serangan udara dari Iran untuk melawan serangan udara Saudi dan sekutunya, tapi kenyataannya Yaman sampai sekarang tidak memiliki sistem itu.

Sementara itu, Saudi dan sekutunya kembali melancarkan serangan udaranya , Jumat, hingga jatuh banyak korban meninggal dari kalangan sipil, yaitu 53 orang yang tersebar di tiga provinsi Yaman, yaitu Sa’dah, Hudaydah, dan Taiz. (alalam)

Yaman Lesatkan Lagi Rudal Balistik Ke Saudi

Tentara Yaman dan pasukan komite rakyat negara ini melesatkan rudal balistik ke sebuah markas komando militer di Jizan, Arab Saudi, dini hari Sabtu (16/12/2017).

Media perang Yaman melaporkan bahwa rudal itu tepat mengena sasaran sehingga menjatuhkan korban jiwa dan materi dalam jumlah besar, dan bahwa serangan ini dilancarkan demi membalas serangan udara Saudi yang dilancarkan setiap hari terhadap Yaman.

Jubir tentara Yaman Kol. Aziz Rashid mengatakan bahwa rudal itu menerjang markas komando militer Saudi di selatan Jizan untuk menggagalkan rencana pergerakan militer Saudi di wilayah tersebut.

Dia menambahkan bahwa korps pasukan rudal Yaman sanggup menambah sasaran-sasaran strategis di kedalaman wilayah Saudi.

Sumber militer Yaman menyatakan bahwa pasukan teknik perang Yaman juga menyerang dan menghancurkan tiga regu militer dan satuan pasukan lapis baja “pasukan bayaran” di kawasan Mukha di barat Taiz. (alalam)