Jakarta, ICMES: Satu unit pesawat militer milik Arab Saudi dilaporkan masuk ke wilayah Iran dalam penerbangan menuju Kizgizystan, sehingga kemudian segera diusir.
Sejumlah media yang dekat dengan kalangan teroris menyatakan bahwa kelompok-kelompok teroris takfiri resah dan ketakutan terhadap pengerahan perlengkapan perang baru tentara Suriah ke kota Daraa.
Moshe Arens, politisi Israel yang pernah menduduki berbagai jabatan strategis di negara ilegal Zionis ini, terutama sebagai menteri pertahanan, mengungkapkan kerisauannya terkait dengan potensi hujan rudal Hizbullah Lebanon terhadap Israel.
Berbagai surat kabar Qatar bereaksi terhadap serangan media Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) terhadap Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al-Thani.
Radio Israel melaporkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, sedang menyiapkan operasi besar-besaran anti tentara Israel di Tepi Barat.
Berita selengkapnya;
Melintas Di Wilayah Iran, Pesawat Militer Saudi Dipaksa Balik
Satu unit pesawat militer milik Arab Saudi dilaporkan masuk ke wilayah Iran dalam penerbangan menuju Kizgizystan, sehingga kemudian segera diusir. Demikian dikatakan oleh Karimi Ghodosi, anggota Komisi Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran, Majelis Syura Islam, kepada lembaga pemberitaan ISNA, sebagaimana dikutip Ray al-Youm, Selasa (30/5/2017).
“Kamis lalu satu unit pesawat terbang dari Bandara Dammam, Arab Saudi, menuju Kirgizystan, membawa para petinggi militer Saudi untuk mengadakan pertemuan dengan para petinggi Amerika Serikat (AS) mengenai ISIS… Menara pengawas lalu lintas udara di Bandara Yazd (Iran tengah) mendeteksi pesawat Saudi, dan setelah menanyakan ke Bandara Teheran ihwal perizinan pesawat itu melintas di wilayah Iran diketahuilah bahwa pesawat Saudi dilarang terbang di wilayah udara Iran,” katanya.
Dia melanjutkan, “Karena itu satu jet tempur Iran meluncur mendekati pesawat Saudi, dan kemduian sesuai keputusan Kemlu Iran, memaksa pesawat itu meninggalkan zona udara Iran dan kembali ke Bandara Dammam.”
Ghodosi juga mengatakan, “Sistem anti serangan udara Iran meminta pesawat Saudi itu mendarat di wilayah Iran, tapi menolak dengan alasan bahwa kondisi kelebihan bahan bakar tidak memungkinkannya untuk melakukan pendaratan.”
Ghodosi yang dikenal sebagai tokoh konservatif ini lantas mengritik pemerintahan Presiden Hassan Rouhani karena telah membiarkan pesawat Saudi itu kembali ke Dammam. Menurutnya, pesawat itu seharusnya dipaksa mendarat di wilayah Iran. Dia meminta Kemhan dan Kemlu Iran menjelaskan masalah ini. (rayalyoum)
Tentara Suriah Dikerahkan Ke Daraa, Para Teroris Ketakutan
Sejumlah media yang dekat dengan kalangan teroris, Selasa (30/5/2017), menyatakan bahwa kelompok-kelompok teroris takfiri resah dan ketakutan terhadap pengerahan perlengkapan perang baru tentara Suriah ke kota Daraa.
Media itu menilai tindakan Pasukan Arab Suriah (SAA) itu baru kali ini terjadi. SAA mengirim pasukan dalam jumlah besar disertai berbagai jenis peralatan tempur dan kendaraan-kendaraan lapis baja pengangkut personil. Kawanan teroris menduga pengerahan pasukan dan senjata itu bisa jadi dilakukan untuk merebut kembali distrik al-Manshiya atau bahkan lebih dari itu.
Kawanan teroris yang berafiliasi dengan kelompok Pasukan Kebebasan Suriah (FSA) sejak beberapa bulan lalu melancarkan operasi militer bersandi “Mati Ya, Hina Tidak” untuk menguasai distrik al-Manshiya di kota Daraa.
SAA dapat menahan serangan FSA hingga distrik ini tidak jatuh sepenuhnya ke tangan FSA. Sejauh ini sudah tiga bulan FSA berusaha mati-matian untuk menguasai penuh distrik ini tapi gagal.
Para teroris takfiri bercokol di kawasan Daraa, al-Balad dan desa-desa di sekitar Daraa. Mereka memenuhi kebutuhan senjatanya dari wilayah perbatasan Yordania yang hanya berjarak 13 kilometer dari kota Daraa. (irna)
Ini Kata Mantan Menhan Israel Soal Potensi Hujan Rudal Hizbullah
Moshe Arens, politisi Israel yang pernah menduduki berbagai jabatan strategis di negara ilegal Zionis ini, terutama sebagai menteri pertahanan, mengungkapkan kerisauannya terkait dengan potensi hujan rudal Hizbullah Lebanon terhadap Israel.
Sebagaimana dilaporkan al-Ahed, Selasa (30/5/2017), dalam wawancara dengan koran Israel Hayoum saat ditanya mengenai ancaman terbesar bagi keamanan Israel Arens mengatakan, “Apa yang kita hadapi sejak dulu ialah ancaman rudal Hizbullah di Lebanon, yang berpotensi menimbulkan kerusakan besar jika diluncurkan terhadap kita.”
Dia menambahkan, “Tidak bisa jutaan warga dimasukkan ke ruang bawah tanah, dan tak bisa pula dua kawasan Azrieli dan Tel Aviv dilindungi. Jika puluhan ribu rudal dilesatkan maka kemungkinan akan terjadi kerusakan besar.”
Dia kemudian mengingatkan bahwa bagaimanapun juga keselamatan warga Israel harus dilindungi dan jangan sampai diterlantarkan di ruang terbuka.
Dia juga menyebutkan bahwa penarikan pasukan Israel yang dulu dilakukan oleh Ehud Barak telah menimbulkan resiko di mana sebagian besar wilayah Israel terancam hujan rudal .
“Sekarang setiap orang di Israel terancam bahaya ini, dari kawasan Dan di utara hingga kawasan Eilat di selatan. Harus ada jaminan bahaya ini tidak menjadi kenyataan,” pungkasnya. (alhadathnews)
Krisis Saudi – Qatar Dinilai Bangkitkan Sentimen Kesukuan
Berbagai surat kabar Qatar, Senin (30/5/2017), bereaksi terhadap serangan media Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) terhadap Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al-Thani. Berikut ini petikan beragam komentar yang termuat di beberapa surat kabar Qatar:
Al-Watan: Kolumnis Abdul Aziz al-Khater dalam sebuah artikelnya menyebutkan, “Saya kira, serangan media Saudi dan UEA terhadap Qatar telah membalikkan kawasan kepada babak pra-negara, padahal sejak lebih dari 50 tahun silam atau sekira satu abad silam sudah terkait dengan masyarakat politik.”
Dia menyayangkan terjadinya “kemerosotan taraf interaksi politik hingga ke tahap pengintaian dan spionase.” Dia menuliskan, “Cara ini lebih menyerupai cara kelompok-kelompok gerilyawan atau fanatisme kekabilahan yang tak ada kaitannya dengan negara.”
Al-Raya: Kolumnis Nahed al-Qahtani mengecam media yang bersikeras mengaitkan sebuah pernyatan kontroversial dengan Emir Qatar. “Serangan ini dikelola oleh pihak-pihak yang hendak menghantam persatuan (negara-negara Arab) Teluk,” tulisnya.
Al-Sharq: Ada pihak-pihak yang sengaja menebar fitnah dan menyulut pertikaian yang jelas-jelas tidak menguntungkan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang selama ini dikenal tentram, kompak, dan bersatu.
Abdul Aziz Sabah al-Fadli, seorang muballigh yang juga anggota parlemen Kuwait menyerukan kepada para pemimpin yang berpengaruh di Teluk Persia agar mengendalikan krisis ini dan menghentikan serangan propaganda anti-Qatar.
“Sejak beberapa hari lalu sampai sekarang kita menyaksikan serangan yang zalim untuk mengisolasi Qatar dan menjauhkannya dari negara-negara Teluk,” tulisnya. (mm/fna)
Radio Israel: Hamas Siapkan Operasi Militer Besar Di Tepi Barat
Gal Burger, wartawan Radio Israel, melaporkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, sedang menyiapkan operasi besar-besaran anti tentara Israel di Tepi Barat dan wilayah Israel alias Palestina pendudukan 1948.
Dia menjelaskan bahwa operasi serangan itu akan dilancarkan Hamas untuk membalas serangan teror Israel terhadap Mazen Fuqaha, salah seorang komandan senior Brigade Ezeddin al-Qassam, sayap militer Hamas.
“Hamas sekarang mengetahui bahwa operasi di wilayah Gaza sendiri akan menimbulkan masalah bagi gerakan ini sendiri. Karena itu mereka sekarang termotivasi dengan baik untuk melancarkan operasi di Tepi Barat dan Yerussalem (Baitul Maqdis),’ lanjutnya.
Di bagian akhir dia mengklaim bahwa para anggota Hamas kini berkeyakinan bahwa operasi besar di Jalur Gaza tidak akan menimbulkan perang di Jalur Gaza. (fna)