Rangkuman Berita Timteng Rabu 28 Februari 2018

AS nikki hleyJakarta, ICMES: Amerika Serikat mengancam akan melakukan tindakan sepihak terhadap Iran, setelah Rusia menggunakan hak vetonya terhadap draf resolusi Dewan Keamanan PBB usulan Inggris terkait dengan perang Yaman.

Wakil Ketua parlemen Iran Majelis Syura Islam urusan internasional Hossein Amir Abdollahian menegaskan bahwa negara republik Islam ini tidak akan membiarkan rezim Zionis Israel mempermainkan situasi keamanan kawasan Timteng.

Kawanan teroris di Suriah menggunakan senjata dan kekerasan untuk menghalangi evakuasi warga sipil dari distrik Ghouta Timur di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah.

Berbagai kelompok oposisi Suriah di Ghouta Timur menegaskan kesiapan mereka mengeluarkan kawanan teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat Al-Nusra dari kawasan ini.

Selengkapnya:

AS Ancam Lakukan Tindakan Sepihak Terhadap Iran

Amerika Serikat (AS) mengancam akan melakukan tindakan sepihak terhadap Iran, setelah Rusia menggunakan hak vetonya terhadap draf resolusi Dewan Keamanan PBB usulan Inggris terkait dengan perang Yaman.

“Jika Rusia terus menyokong Iran maka saat kami dan para sekutu kami perlu mengambil tindakan sendiri…  Jika kita tidak mau bertindak di Dewan maka kita harus mengambil tindakan kita sendir,” ujar Dubes AS untuk PBB Nikki Haley kepada wartawan saat berkunjung ke ibukota Honduras, Tegucigalpa, Senin (26/2/2018).

Dia tidak menyebutkan apa tindakan sepihak yang dia maksud, dan yang pasti ialah bahwa AS akan bergerak di luar kerangka Dewan Keamanan PBB.

Draf resolusi usulan Inggris itu antara lain memuat desakan agar senjata Iran jangan sampai jatuh ke tangan kelompok Ansarullah (Houthi) yang sudah hampir tiga tahun di Yaman berjuang melawan invasi militer pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.

Veto Rusia tersebut merupakan kekalahan bagi AS yang telah melakukan lobi selama berbulan-bulan agar Iran dapat dimintai pertanggungjawaban di PBB, dan selama itu Washington juga menebar ancaman bahwa jika “bencana kekurangan” tidak diperbaiki maka  AS akan keluar dari kesepakatan nuklir Iran dengan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman yang dicapai pada tahun 2015.

Halley juga menegaskan, “Jelas pemungutan suara ini tidak akan membuat keputusan mengenai kesepakatan nuklir. Yang bisa saya katakan adalah tidak membantu… Itu hanya memvalidasi sebagian besar apa yang sudah kami pikirkan bahwa Iran mendapat izin untuk berperilaku berbahaya dan ilegal.”

Seperti pernah diberitakan, Dewan Keamanan PBB menyetujui draf resolusi usulan Rusia yang berisi perpanjangan sanksi terhadap Yaman sampai tahun 2019 tanpa menyinggung laporan PBB mengenai Iran ataupun kemungkinan dilakukannya suatu tindakan terhadap Iran.

Laporan mengenai Iran yang dibuat oleh tim pakar PBB menyebutkan bahwa Iran telah melanggar sanksi persenjataan yang diputuskan pada tahun 2015 terhadap Yaman. Mereka menyatakan bahwa rudal-rudal yang dilesatkan Ansarullah (Houthi) ke Saudi pada tahun lalu adalah buatan Iran.

Iran sendiri sudah berulangkali membantah tuduhan menyuplai senjata kepada Ansarullah, antara lain dengan mengingatkan bahwa bagaimana mungkin Iran dapat mengirim senjata ke Yaman yang diblokade secara ketat oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi yang dibantu oleh AS. (alalam/ businessinsider)

Iran Tuding Israel Berada Di Balik Tragedi Kemanusiaan Di Ghouta Timur

Wakil Ketua parlemen Iran Majelis Syura Islam urusan internasional Hossein Amir Abdollahian menegaskan bahwa negara republik Islam ini tidak akan membiarkan rezim Zionis Israel mempermainkan situasi keamanan kawasan Timteng.

“Iran tidak akan membiarkan para Zionis mempermainkan keamanan regional,” tegas Abdollahian dalam jumpa pers pada Festival Internasional “Jam Pasir” Pertama,  Selasa (27/2/2018).

Dia memastikan kaum Zionis berada di balik tragedi kemanusiaan di Ghouta Timur  di dekat Damaskus, ibu kota Suriah.

“Republik Islam Iran dan para sekutunya yang telah menang dalam perang melawan teroris nan batil sama sekali tidak akan membiarkan entitas Zionis menggunakan lagi para teroris takfiri untuk mengacaukan keamanan regional dan mengancam keamanan nasional Iran,” lanjut Abdollahian.

Dia juga menegaskan bahwa Iran tidak akan membiarkan lagi kaum Zionis berbuat kejahatan teror, termasuk terhadap para ilmuwan nuklir di Iran, menggunakan kelompok-kelompok teroris serta manfaatkan”segi tiga keji” Riyadh – Washington-Tel Aviv.

Dia berharap bangsa Irak dan Suriah serta kawasan Timteng secara umum sekarang mulai menikmati stabilitas, keamanan dan kesejahteraan pasca ISIS, serta mulai berbuat untuk melemahkan dan bahkan memusnahkan rezim Zionis penjajah Palestina.

Festival “Jam Pasir” merupakan acara simbolik yang, sesuai petunjuk Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, berarti hitungan mundur menuju kehancuran rezim Zionis Israel. (alalam)

Teroris Di Ghouta Timur Halangi Warga Sipil Mengungsi

Kawanan teroris di Suriah menggunakan senjata dan kekerasan untuk menghalangi evakuasi warga sipil dari distrik Ghouta Timur di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah.

Militer Rusia menyatakan bahwa kawanan teroris menembaki jalur evakuasi warga sipil dari daerah tersebut beberapa jam setelah pemberlakuan jeda kemanusiaan untuk membantu warga menyelematkan diri dari kawasan yang dikuasai oleh militan tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin Senin lalu memerintahkan pelaksanaan gencatan senjata lima jam sehari di Ghouta Timur sejak Selasa dan penyediaan koridor kemanusiaan untuk digunakan warga sipil meninggalkan kawasan tersebut.

Namun, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, kepala kelompok yang mengendalikan zona de-eskalasi di wilayah tersebut, Viktor Pankov,  Selasa (27/2/2018), menyatakan tidak ada satupun warga sipil yang dapat meninggalkan daerah tersebut melalui koridor di pemukiman Vafidin.

“Pada pukul 9 pagi 27 Februari sebuah koridor kemanusiaan dibuka sebagai pintu keluar warga sipil dari zona de-eskalasi. Sekarang serangan intensif sedang berlangsung dari pihak militan dan tidak ada warga sipil yang beranjak,” ujar Pankov.

Pasukan pemerintah Suriah yang dibantu tentara Rusia telah menciptakan kondisi yang diperlukan agar warga sipil dapat diterima dengan selamat di Vafidin, dan di sana tersedia fasilitas perawatan medis. Sejumlah armada bus telah disiagakan untuk membawa warga sipil ke penampungan sementara.

Kelompok militan takfiri Jaish al-Islam yang bercokol di pinggiran Damaskus itu membantah telah melakukan penembakan terhadap jalur tersebut.

PBB melaporkan bahwa pertempuran berkecamuk di Ghouta Timur pada hari Selasa, meskipun ada pemberlakuan gencatan senjata selama lima jam.

“Jelas situasi di lapangan tidak seperti konvoi yang bisa masuk atau evakuasi medis bisa keluar,” ungkap juru bicara kemanusiaan PBB Jens Laerke di Jenewa, Swiss.

Gencatan senjata itu diberlakukan tiga hari setelah Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui resolusi yang menuntut pemberlakuan gencatan senjata selama 30 hari “tanpa penundaan” untuk memungkinkan akses bantuan dan evakuasi medis.

Ghouta Timur, daerah yang terkepung di pinggiran kota Damaskus dan dihuni oleh sekitar 400.000 orang, diwarnai aksi kekerasan dalam beberapa hari terakhir. Dari kawasan itu kawanan teroris yang disponsori asing melancarkan serangan mortir ke Damaskus untuk menebus kekalahan, namun Barat selalu saja menyalahkan pemerintah Suriah dan Rusia atas kondisi tersebut. (presstv/alalam)

Militan Oposisi Suriah Bertekad Mengusir Jabhat Al-Nusra Dari Ghouta Timur

Berbagai kelompok oposisi Suriah di Ghouta Timur di pinggiran Damaskus, ibu kota Suriah, menegaskan kesiapan mereka mengeluarkan kawanan teroris Hayat Tahrir Sham alias Jabhat Al-Nusra dari kawasan ini setelah 15 hari penerapan gencatan senjata yang dituntut oleh Dewan Keamanan PBB.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang ditujukan kepada PBB dan Dewan Keamanan PBB kubu oposisi Suriah yang terdiri atas kelompok-kelompok Jaish al-Islam, Failaq al-Rahman, dan Ahrar al-Sham al-Islamiyyah, Selasa (27/2/2018), menegaskan, “Kami siap sepenuhnya mengeluarkan kawanan bersenjata Hayat Tahrir Sham, Jabhat Al-Nusra, Al-Qaeda, dan setiap orang orang yang terhubung dengan mereka bersama keluarga masing-masing dari Ghouta di timur kota Damaskus dalam tempo 15 hari sejak dimulainya penerapan gencatan senjata.”

Jaish al-Islam dan Failaq al-Rahman merupakan dua kelompok yang paling berpengaruh di Ghouta Timur dan terlibat dalam beberapa perundingan sebelumnya di PBB.

Tentara Rusia, Selasa, menuding oposisi Suriah menyerang pasukan pemerintah Suriah di Ghouta Timur di saat pemberlakuan “jeda kemanusiaan” yang diumumkan oleh Rusia.  (rayalyoum)