Rangkuman Berita Timteng Kamis 27 Juli 2017

demo-palestina-anti-israelJakarta, ICMES: Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, Rabu (26/7/2017) menegaskan bahwa perang pembebasan kawasan Jaroud Arsal  diputuskan di Lebanon sendiri, bukan di Iran ataupun Suriah, dan sudah dipersiapkan sejak musim panas lalu tanpa ada kaitan dengan perkembangan situasi regional dan Arab.

Faksi-faksi nasionalis maupun Islamis pejuang Palestina di Tepi Barat, Rabu (26/7/2017), menyerukan “mobilisasi umum dan unjuk rasa lanjutan” di semua kawasan demi membela Masjid al-Aqsa pada hari Jumat besok.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku bukan penggemar Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan menyatakan bahwa keberadaan Rusia dan Iran di Suriah tak lain adalah akibat kesalahan pemerintahan AS sebelumnya di bawah kepresidenan Barack Obama.

Koran Okaz milik Arab Saudi, Rabu (26/7/2017), mengutip pernyataan seorang pejabat tinggi negara Arab Teluk Persia bahwa empat negara pemboikot Qatar, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir sedang menyiapkan daftar teroris besar yang “akan mengguncang Qatar”.

Berita selengkapnya;

Nasrallah: Pembasmian Al-Nusra Di Arsal Sudah Lama Direncanakan

Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, Rabu (26/7/2017) menegaskan bahwa perang pembebasan kawasan Jaroud Arsal  diputuskan di Lebanon sendiri, bukan di Iran ataupun Suriah, dan sudah dipersiapkan sejak musim panas lalu tanpa ada kaitan dengan perkembangan situasi regional dan Arab.

Nasrallah mengucapkan selamat kepada warga Palestina yang berkonsentrasi di sekitar Masjid al-Aqsa serta mengapresiasi pemimpin Ansarallah Yaman, Abdul Malik al-Houhi, atas keberpihaknnya pada kubu muqawamah (resistensi anti Israel) di Lebanon dan Palestina. Dia menilai unjuk rasa akbar di Yaman  untuk Masjid al-Aqsa adalah yang terbesar di antara negara-negara Arab.

Mengenai perang pembasmian kelompok teroris Jabhat al-Nusra yang dikobarkan oleh para pejuang Hizbullah di Jaroud Arsal di sisi timur Lebanon yang berbatasan dengan Suriah sejak pekan lalu, Sayyid Nasrallah menggaris bawahi bahwa operasi ini memang ditujukan untuk menumpas dan menghalau kawanan teroris al-Nusra dari Jaroud Arsal sekaligus kawasan Falita di Suriah.

“Perang kami ini demi kebenaran dan tak ada keraguan padanya sehingga bagi orang yang meragukannya silakan bertanya kepada penduduk di kawasan yang dijatuhi rudal,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa penumpasan teroris di Jaroud Arsal sebenarnya merupakan operasi militer yang ditangguhkan sejak tahun 2015, dan penjadwalan ini bertolak dari berubahnya kawasan itu menjadi basis para pelaku serangan bom bunuh diri.

Lebih lanjut dia mengecam pernyataan miring Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai Hizullah dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri di Washington, Selasa. Namun demikian, dia mengaku berbicara kali ini bukan dalam rangka mengecam pemerintah AS mengenai Hizbullah agar tidak menimbulkan kesulitan pada delegasi pemerintah Lebanon di AS.

“Saya tidak ingin masuk dalam polemik dan perdebatan mendalam dengan siapapun. Saya akan memaparkan berbagai persoalan secara positif, tenang, dan bertanggungjawab, dan kami bukan berada dalam perang ‘unjuk amarah’, melainkan dalam perang yang penuh rasa tanggungjawab yang di dalamnya terkandung pengorbanan demi masa depan negara ini,” paparnya. (rayalyoum)

Faksi-Faksi Pejuang Palestina Serukan Unjuk Rasa Akbar Jumat Besok

Faksi-faksi nasionalis maupun Islamis pejuang Palestina di Tepi Barat, Rabu (26/7/2017), menyerukan “mobilisasi umum dan unjuk rasa lanjutan” di semua kawasan demi membela Masjid al-Aqsa pada hari Jumat besok.

Dalam sebuah statemen bersama yang dirilis usai pertemuan para pemimpin faksi-faksi itu di Ramallah, Tepi Barat, mereka menyerukan pendirian shalat Jumat besok di lapangan-lapangan umum.

Dalam statemen terpisah, Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, di Tepi Barat menyerukan kepada seluruh orang Palestina, terutama para kader Hamas sendiri, agar “keluar berunjuk rasa dan bergerak menuju titik-titik kontak dengan pasukan Israel demi mendukung kesolidan para pembela Baitul Maqdis.”

Hamas menegaskan, “Tekanan secara kontinyu dari bangsa kita akan dapat mengendalikan rezim pendudukan dan memaksa mereka menarik keputusannya terkait dengan al-Aqsa… Peniadaan pintu-pintu elektronik (metal detector) dan penggantiannya dengan kamera dan penggeledahan dilakukan untuk meredakan kemarahan rakyat setelah bangsa kita menyentak rezim pendudukan dengan kesolidan dan penolakannya terhadap pintu-pintu itu.”

Selama hampir dua pekan ini Baitu Maqdis diwarnai aksi protes dan bentrokan warga Palestina dengan pasukan Israel menyusul pemasangan pintu pemindai logam yang akhirnya dibongkar sendiri oleh Rezim Zionis tersebut pada dini hari Rabu kemarin setelah mendapat perlawanan hebat dari warga Palestina.

Perlawanan ini dilakukan antara lain dengan penyelenggaraan shalat bukan di dalam Masjid al-Aqsa melainkan di jalanan sekitar masjid. Namun, meskipun pintu itu sudah dibongkar, aksi protes dengan cara serupa terus dilakukan untuk menuntut penghentian agresi tergadap masjid ini, dan pemulihan keadaan seperti sebelum tanggal 14 Juli lalu. (rayalyoum)

Trump Mengaku Bukan Penggemar Bashar al-Assad

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku bukan penggemar Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan menyatakan bahwa keberadaan Rusia dan Iran di Suriah tak lain adalah akibat kesalahan pemerintahan AS sebelumnya di bawah kepresidenan Barack Obama.

Dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri di Washington, Selasa (25/7/2017), Trump menyalahkan Obama karena tidak melakukan tindakan yang efektif terhadap “aksi mengerikan terhadap kemanusiaan” yang terjadi dalam perang Suriah.

Menurutnya, seandainya Obama melakukan tindakan yang seharusnya maka Rusia dan Iran tidak akan bercokol di Suriah seperti yang terjadi sekarang.

“Seandainya Presiden Obama melakukan apa yang seharusnya dia lakukan maka, saya kira, kita tidak akan melihat sama sekali keberadaan Rusia dan Irak sekarang,” katanya.

Ditanya wartawan mengenai Presiden Suriah Basyar al-Assad dia mengatakan, “Saya bukan penggemar al-Assad. Saya tentu berpikir bahwa apa yang dia lakukan terhadap negara itu (Suriah) dan terhadap kemanusiaan mengerikan. Saya bukanlah orang yang akan berdiam membiarkannya berlalu bersama apa yang hendak dia lakukan.”

Dia memastikan bahwa al-Assad telah melakukan kejahatan itu berulangkali di masa kepresidenan pendahulunya, Barack Obama. (rt/businessinsider/hindustantimes)

“Daftar Teroris Besar Akan Guncang Qatar”

Koran Okaz milik Arab Saudi, Rabu (26/7/2017), mengutip pernyataan seorang pejabat tinggi negara Arab Teluk Persia bahwa empat negara pemboikot Qatar, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir sedang menyiapkan daftar teroris besar yang “akan mengguncang Qatar”.

Sebelumnya, empat negara itu telah menambahkan 18 nama lagi pada daftar kelompok dan tokoh teroris yang “didanai Qatar” dan mengancam keamanan negara-negara Teluk dan bahkan seluruh dunia.

Okaz juga mengutip pertanyaan para diplomat Barat di New Delhi, India, bahwa mereka meyakini adanya suara penentangan dari dalam tubuh keluarga kerajaan Qatar terhadap emir negara ini, Tamim Bin Hamad al-Thani, sehingga Doha tercekam oleh kemungkinan terjadinya kudeta terhadap al-Thani.

Empat negara yang dipimpin oleh Arab Saudi dalam menekan Qatar itu kemarin juga menegaskan bahwa tekanan terhadap Qatar akan terus berlanjut sampai Doha memenuhi semua desakan mereka. (okaz)