Rangkuman Berita Timteng Kamis 20 Juli 2017

krisis qatarJakarta, ICMES: Empat negara Arab pemboikot Qatar yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir mengendurkan sikapnya terhadap Doha dengan mengurangi 13 poin tuntuan menjadi 6 poin sebagai syarat untuk menyudahi boikot.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai pertemuan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan Tel Aviv menolak keras kesepakatan gencatan senjata yang diprakarsai Amerika Serikat dan Rusia di Suriah selatan, karena menurutnya kesepakatan itu dapat menguatkan eksistensi Iran di Suriah.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan pihaknya gamang berunding lagi mengenai program nuklir Iran dengan Amerika Serikat.

Ribuan warga Muslim Palestina menunaikan shalat Isyak untuk hari keempat berturut-turut di luar komplek Masjid al-Aqsa, Baitul Maqdis, sebagai aksi protes terhadap pemasangan metal detector di pintu-pintu masuk komplek.

Berita selengkapnya;

Para Pemboikot Qatar Kendurkan Tuntutan

Empat negara Arab pemboikot Qatar yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir mengendurkan sikapnya terhadap Doha dengan mengurangi 13 poin tuntuan menjadi 6 poin sebagai syarat untuk menyudahi boikot.

Seperti dilaporkan oleh BBC, para diplomat dari empat negara ini di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS), Rabu (19/7/2017), menyatakan hal tersebut dan menjelaskan bahwa enam poin tuntutan umum itu mencakup komitmen penumpasan terorisme dan radikalisme serta penghentian provokasi.

Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Qatar yang dengan tegas telah menolak tuduhan mereka. Kepada wartawan di PBB para diplomat menyatakan bahwa Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir mengharapkan penyelesaian krisis itu secara bersahabat.

Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdullah al-Muallimi, mengatakan bahwa para menteri empat negara itu menyepakati enam prinsip itu pada pertemuan di Kairo 5 Juli lalu. Menurutnya, mudah bagi Qatar untuk memenuhi enam tuntutan itu, dan tak ada peluang lagi bagi kubu Saudi untuk mundur darinya, meskipun kedua pihak masih perlu bersepakat mengenai mekanisme pelaksanaanya.

AP mengutip pernyataan al-Muallimi bahwa penutupan stasiun TV Al-Jazeera bisa jadi tidak urgen karena yang penting ialah penghentian provokasi, ajakan kepada kekerasan, dan ujaran kebencian.

“Jika hal ini tidak akan terwujud kecuali melalui penutupan Al-Jazeera maka tidak apa-apa, sedangkan jika hal itu bisa terwujud tanpa penutupan Al-Jazeera juga tidak apa-apa. Yang penting ialah terealisasinya tujuan dan prinsip-prinsip yang ada,” tuturnya.

Dubes UEA untuk PBB, Lana Nusseibeh, mengingatkan , “Penolakan Qatar terhadap prinsip-prinsip dasar untuk membatasi pengertian terorisme dan ekstrimisme ini akan menyulitkan kebertahanan Qatar di Dewan Kerjasama Teluk (GCC).”

13 persyaratan yang diajukan sebelumnya oleh empat negara pemboikot Qatar pada 22 Juni lalu antara lain mencakup penutupan stasiun TV Al-Jazeera, penutupan pangkalan militer Turki di Qatar, pemutusan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, dan penurunan taraf hubungan dengan Iran.

Doha menolak semua syarat ini dan menyebutnya ancaman bagi kedaulatan Qatar dan pelanggaran hubungan internasional, serta mengecam aksi boikot. (rayalyoum)

Israel Ancam Serang Posisi Iran Di Suriah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai pertemuan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan Tel Aviv menolak keras kesepakatan gencatan senjata yang diprakarsai Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Suriah selatan, karena menurutnya kesepakatan itu dapat menguatkan eksistensi Iran di Suriah.  Demikian dilaporkan koran Israel Haaretz, seperti dikutip Ray al-Youm, Rabu (19/7/2017).

Haaretz juga mengutip keterangan sumber papan atas di Tel Aviv bahwa Israel memahami “niat ekspansif” Iran di Suriah, dan bahwa Iran bukan hanya mengirim penasehat militer di Suriah, melainkan juga akan membangun pangkalan-pangkalan laut dan udara sehingga akan mengubah keadaan di kawasan.

Sebelumnya, lanjut Haaretz, usai pertemuan dengan Netanyahu, Macron menyatakan kesiapannya untuk melakukan upaya diplomatik demi mengatasi “ancaman” senjata Hizbullah di Lebanon.

Beberapa pernyataan keras juga meluncur dari mantan ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Yaakov Amidror dalam pertemuan dengan wartawan sejumlah media asing bahwa Israel meningkatkan level ancamannya terhadap Iran. Dia mengingatkan bahwa pembangunan pangkalan-pangkalan militer Iran di Suriah akan membuat Iran dan Hizbullah memiliki posisi yang dekat untuk meluncurkan rudal-rudalnya ke Israel.

Dia memastikan Israel akan melakukan segala sesuatu dan dengan harga apapun untuk mencegah hal tersebut jika pihak lain semisal AS dan Rusia tidak mencegahnya.

“Kami tidak akan membiarkan Iran maupun Hizbullah Lebanon memanfaatkan kemenangan mereka dalam perang panjang Suriah untuk menguatkan misinya menyentuh Israel,” katanya.

Amidror memang  bukan lagi pejabat resmi Israel, namun dia merupakan sosok penting di mata kabinet Netanyahu. Dia mengatakan hal tersebut sehari setelah Netanyahu di Paris mengecam kesepakatan AS-Rusia untuk penerapan gencata senjata di Suriah selatan, dan pernyataan ini mendapat perhatian dari sejumlah pejebat Israel.  (rayalyoum)

Iran Ngeri Bayangkan Berunding Lagi Dengan AS

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan pihaknya gamang berunding lagi mengenai program nuklir Iran dengan Amerika Serikat (AS).

“Membayangkan berunding nuklir lagi dengan AS saja sudah berbahaya, dan jika kesepakatan ini gagal maka tidak mungkin dicapai kesepakatan lain… Keliru membayangkan Iran akan berunding lagi dengan AS,” katanya dalam wawancara dengan New Yorker di markas PBB, New York, AS, dini hari Kamis (20/7/2019).

Dia beralasan bahwa hal itu berbahaya karena justru hanya akan meningkatkan taraf keinginan masing-masing pihak.

Menurutnya, untuk mencapai kesepakatan yang ada saja sudah sangat pelik sehingga tidak mungkin akan dicapai kesepakatan lain, dan berdialog dengan sejawatnya dari AS hanya akan mungkin terjadi apabila kesepakatan yang sudah dicapai sebelumnya terbukti efektif dan berguna.

“Jika dirasa perlu mengenai pelaksanaan perjanjian ini maka saya tidak menolak pertemuan dan perundingan dengan Rex Tillerson,” lanjutnya.

Hal yang sama juga dia ungkapkan kepada para wartawan AS dengan alasan demi memperkuat tahap-tahap implementasi perjanjian tersebut.

“Jika Iran melihat adanya iktikad baik AS dalam implementasi perjanjian maka perjanjian ini tidak akan menjadi titik akhir, dan bisa menjadi fondasi untuk interaksi antara kedua negara di masa mendatang. Tapi kami belum melihat adanya iktikad baik ini,” tuturnya.

Dia juga mengatakan, “Iran tidak pernah memohon untuk berunding dengan AS, dan saya tidak membayangkan bahwa ini akan terjadi di masa mendatang.”

Menyinggung ancaman yang pernah dilantarkan Presiden AS Donald Trump di masa kampanye pilpres negara ini bahwa dia akan mencabik perjanjian nuklir Iran, Zarif mengatakan, “Tak jelas apa tujuan yang dicari pemerintahan Trump, tapi saya kira dia menyadari bahwa menyobek perjanjian ini tidak akan diterima oleh khalayak dunia.” (irna)

Tolak Metak Detector, Ribuan Warga Palestina Dirikan Shalat Di Luar Komplek al-Aqsa

Ribuan warga Muslim Palestina menunaikan shalat Isyak untuk hari keempat berturut-turut di luar komplek Masjid al-Aqsa, Baitul Maqdis, Rabu (19/7/2017), sebagai aksi protes terhadap pemasangan metal detector di pintu-pintu masuk komplek.

Otoritas Zionis Israel memasang alat itu menyusul peristiwa serangan yang menewaskan dua polisi Israel oleh tiga pemuda Palestina yang akhirnya gugur syahid Jumat pekan lalu di halaman Masjid al-Aqsa. Polisi Israel menyatakan tiga pemuda itu datang dari komplek Masjid al-Aqsa saat akan menyerang.

Sebagai bentuk protes atas pemasangan pintu metal detector warga Muslim Palestina merespon seruan para pemuka agama mereka dengan menolak melewati pintu itu untuk masuk ke Masjid al-Aqsa sejak Ahad lalu

Usai shalat Isyak mereka meneriakkan yel-yel “kami rela berkorban dengan jiwa dan darah, wahai al-Aqsa” di depan pasukan penjaga perbatasan Israel di Gerbang al-Asbat, salah satu gerbang Masjid al-Aqsa.  (rayalyoum)