Rangkuman Berita Timteng,  Kamis 15 Juni 2017

para menlu gccJakarta, ICMES: Pemerintah Qatar menyatakan pihaknya sukses menjalankan strateginya dalam mengatasi blokade yang sudah 10 hari diterapkan oleh tiga negara jirannya; Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan negaranya akan memenuhi bantuan kemanusiaan yang diminta oleh Qatar.

Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad Bin Jasim Bin Jabir al-Thani berbicara blak-blakan mengenai krisis yang melanda negaranya akibat pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi dan beberapa negara Arab lain yang berpihak kepada Arab Saudi.

Angkatan Laut (AL) Republik Yaman, Rabu (14/6/2017), menyatakan pihaknya telah menggempur kapal perang Arab Saudi yang sedang menjalankan misi agresif di kawasan pantai Mukha di bagian barat daya provinsi Taiz, Yaman.  Dalam peristiwa lain, belasan tentara Saudi tewas diserang pasukan Yaman.

Berita selengkapnya;

Qatar Nyatakan Berhasil Atasi Blokade Saudi Cs

Pemerintah Qatar menyatakan pihaknya sukses menjalankan strateginya dalam mengatasi blokade yang sudah 10 hari diterapkan oleh tiga negara jirannya; Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain.

Hal ini dinyatakan dalam statemen yang diliris oleh Dewan Menteri Qatar usai rapatnya  yang dipimpin oleh Syeikh Abdullah Bin Nasir Bin Khalifah al-Thani di markasnya di Dewan Keemiran, Doha, Rabu (14/6/2017).

Dewan Menteri Qatar Qatar menolak statemen segi empat Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir yang antara lain memuat daftar nama tokoh dan organisasi “teroris” yang terhubung dengan pemerintah Qatar.

“Daftar ini mengandung informasi dan pernyataan-pernyataan tak berdasar, sebagaimana perilisan daftar ini juga melampaui legitimasi internasional dan tidak sesuai dengan praktik internasional yang diikuti di bidang ini,” bunyi statemen itu.

Kamis pekan lalu empat negara yang memusuhi Qatar tersebut merilis pernyataan bersama yang antara lain mencantumkan 49 nama orang dan komunitas yang “terhubung dengan Qatar” dalam “daftar teroris” yang berbahaya.

Dewan Menteri Qatar mendukung dan mengapresiasi “upaya baik” yang dilakukan oleh Emir Qatar Syeikh Sabah al-Ahmad al-Jabir al-Sabah untuk mengatasi krisis hubungan Qatar dengan negara-negara tersebut “dalam bingkai komunitas Teluk dan melalui dialog antar saudara kandung.” (qna)

Iran Nyatakan Siap Penuhi Bantuan Kemanusian Qatar

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan negaranya akan memenuhi bantuan kemanusiaan yang diminta oleh Qatar.

Dalam pertemuan dengan mantan Sekjen PBB Kofi Annan di sela-sela Forum Oslo, Norwegia, Selasa (13/6/2017) sembari menyinggung tekanan yang dilancarkan Arab Saudi terhadap Qatar dia mengatakan, “Iran akan memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang diminta Qatar dalam situasi ini.”

Di pihak lain, Kofi Annan mengingatkan bahwa semua negara akan ikut rugi jika situasi di kawasan Teluk memanas.

Dia juga menyebut kesuksesan pemilu Iran baru-baru ini sebagai sinyalemen bagus baik Barat.

Zarif mengikuti Forum Oslo yang juga dihadiri oleh mantan menlu Amerika Serikat (AS) John Kerry, Perwakilan Tinggi Uni Eropa Urusan Luar Negeri dan Kebijakan  Keamanan Federica Mogherini, Menlu Norwegia Borge Brende, dan para menteri luar negeri berbagai negara lain.

Pada kesempatan ini Zarif juga mengadakan pertemuan dengan Federica Mogherini untuk membicarakan berbagai isu regional dan global, serta kesepakatan nuklir. Selain juga dia mengadakan pertemuan dengan para menteri luar negeri dari Norwegia, Indonesia, Slovakia, Kroasia, Bosnia, dan Kenya, serta sejumlah tokoh cendikiawan Eropa dan AS. (irna)

Blak-Blakan Hamad Bin Jasim Soal Rahasia Di Balik Krisis Qatar

Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad Bin Jasim Bin Jabir al-Thani berbicara blak-blakan mengenai krisis yang melanda negaranya akibat pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi dan beberapa negara Arab lain yang berpihak kepada Arab Saudi. Dia berterus terang bahwa negaranya akan mengundang Iran dan Turki jika memang dirasa mendesak demi membela diri.

“Inikah yang mereka kehendaki dari Qatar? Kedaulatan bagi kami adalah yang terdepan. Inilah yang akan kami pertahanan hingga detik terakhir,” tegasnya dalam wawancara dengan channel PBS milik Amerika Serikat (AS), seperti dilansir al-Alam, Rabu (14/6/2017).

Dia mengatakan bahwa semua orang di Qatar terkejut karena setelah Emir Qatar Tamim Bin Hamad al-Thani ikut serta dalam pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump belum lama ini secara lisan telah diputuskan bahwa Iranlah yang akan dikucilkan, tapi dalam praktik justru Qatar yang menjadi sasaran. Qatar dinyatakan memiliki hubungan spesial dengan Iran serta menyokong dan mendanai teroris. Padahal, di sektor perdagangan taraf kerjasama Qatar dengan Iran tak sampai “seperserbu” taraf hubungan negara-negara Teluk Persia lainnya dengan Iran.

Sembari mengakui bahwa Qatar berselisih dengan Iran dalam masalah Suriah, Bin Jasim mengatakan, “Memang, kami mencapai kerja berdasarkan kerjasama yang baik dengan Iran karena ia merupakan negara tetangga dan kami sama-sama bekerja di ladang gas, dan ini merupakan perkara yang wajar. Tapi apakah hubungan kami dengan Iran bertujuan anti-negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC)? Ini tentu tidak benar.”

Dia lantas menyoal, “Siapa yang berusaha mengisolasi Iran di Teluk? Apakah mereka memutuskan huhubungan diplomatik dengan negara ini atau mengusulkannya di GCC lalu kami menentangnya? Silakan mereka mengajukan usulan ini ke GCC dan kami akan menjadi bagian darinya. Tapi ini sampai sekarang tidak terjadi, dan mereka malah melakukannya terhadap Qatar.”

Ditanya mengenai dukungan Qatar kepada Iran dia menjawab, “Anggapan bahwa Qatar mendukung Iran adalah lelucon besar. Tak ada peristiwa apapun di mana kami mendukung Iran. Kami memiliki hubungan yang normal dengan negara ini tapi kami bukan berada di tangga teratas dalam daftar negara yang menjalin hubungan baik dengan Iran. Sebab jika tidak demikian maka kami tidak berhadapan dengan Iran di Suriah. Masalahnya bukan ini, melainkan bahwa ada sebagian negara ingin mendektekan kebijakannya terhadap negara-negara lain. Tapi kami adalah negara yang berdaulat, dan berhak menjalankan kebijakannya sendiri selagi tidak menyalahi undang-undang internasional.”

Mengenai tuduhan bahwa Qatar mensponsori terorisme, dia mengingatkan bahwa selama ini negaranya bermitra dengan AS sejak tragedi 11 September 2001, sebagaimana terlihat dari kedatangan tentara AS ke Qatar serta  tersedianya fasilitas istimewa untuk mereka di Qatar. Dan sejak itu Qatar bermitra dengan AS dalam perang di Afghanistan, Irak, dan Yaman.

“Tak ada dasar yang kuat bagi tuduhan ini terhadap Qatar… Kami ingin kondisi tertentu di mana tak ada yang siapaun mengatakan di Si A mendanai Si B,” tuturnya. (alalam)

AL Yaman Gempur Kapal Perang Saudi Dengan “Rudal Canggih”

Angkatan Laut (AL) Republik Yaman, Rabu (14/6/2017), menyatakan pihaknya telah menggempur kapal perang Arab Saudi yang sedang menjalankan misi agresif di kawasan pantai Mukha di bagian barat daya provinsi Taiz, Yaman.  Dalam peristiwa lain, belasan tentara Saudi tewas diserang pasukan Yaman.

Sumber AL Yaman menyatakan bahwa kapal perang Saudi itu telah diserang dengan “senjata istimewa dan canggih.”

Sumber anonim ini menambahkan bahwa kapal perang Saudi tersebut saat itu sedang melakukan “aksi permusuhan” di teritori perairan Yaman.

Dilaporkan bahwa AL Yaman akan merilis keterangan resmi dan rinci mengenai serangan ini beserta senjata yang dipakai .

Kapal perang itu tercatat sebagai kapal perang ke-10 yang telah mendapat serangan dari tentara dan pasukan Komite Rakyat Yaman. Selain kapal perang, lebih dari 10 perahu perang juga pernah digempur oleh pasukan Yaman sejak Arab Saudi melancarkan invasi militer terhadap Yaman.

Pada 30 Januari lalu, AL Yaman telah merusal kapal perang “Madinah” milik AL Saudi di kawasan pantai barat Yaman.

Sementara itu, belasan tentara Saudi di hari yang sama tewas diserang tentara dan Komite Rakyat Yaman di pangkalan militer Saudi di Jizan, Arab Saudi.

Sumber militer Yaman mengatakan, “15 tentara Saudi terbunuh dalam serangan tentara dan Komite Rakyat terhadap pangkalan al-Dafiniyah dan al-Karas di Jizan.”

Dia menambahkan bahwa pasukan Yaman juga telah menyerang pangkalan militer Saudi di kawasan al-Khubah, utara Jizan, hingga menjatuhkan korban tewas dan atau luka sekira 20 orang. (alalam/almasirah)