Rangkuman Berita Timteng Jumat 17 November 2017

israel Gadi EizenkotJakarta, ICMES: Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (SDF) Gadi Eizenkot dalam wawancara pertama kali dengan media Arab Saudi menyatakan kesiapan negara Zionis itu bertukar informasi intelijen dengan Saudi untuk menghadapi Iran.

Dewan Keamanan PBB mengadakan aklamasi untuk dua draf resolusi menyangkut perpanjangan misi tim penyelidikan kasus penggunaan senjata kimia di Khan Shaykhoun, Suriah, namun Rusia memberikan isyarat kuat untuk menggunakan hak vetonya.

Arab Saudi mengancam akan  membekukan keanggotan Lebanon di Liga Arab terkait dengan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon yang dituding Saudi telah membantu Ansarullah (Houthi) di Yaman dalam melesatkan rudal balistik ke Saudi.

Gerakan Al-Nujaba Irak menyatakan bahwa Mayjen Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengadakan inspeksi ke kawasan penyebaran pasukan Al-Nujaba di kota Abu Kamal, Suriah, di wilayah perbatasan negara ini dengan Irak.

Berita selengkapnya;

Militer Israel Nyatakan Siap Bekersama Dengan Saudi Untuk Hadapi Iran

Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (SDF) Gadi Eizenkot dalam wawancara pertama kali dengan media Arab Saudi yang dipublikasi Kamis (16/11/2017) menyatakan kesiapan negara Zionis itu bertukar informasi intelijen dengan Saudi untuk menghadapi Iran.

“Kami siap bertukar berita dengan negara-negara Arab moderat dan bertukar informasi intelijen untuk menghadapi Iran,” kata Eizenkot  dalam wawancara dengan laman berita Elaph yang didirikan oleh Saudi namun bermarkas di London, ibu kota Inggris.

Ditanya apakah sudah dilakukan kerjasama informasi dengan Saudi belakangan ini, dia menjawab, “Kami siap untuk berpartisipasi informasi jika memang diperlukan, ada banyak kepentingan kolektif di antara kita.”

Seorang petinggi SDF mengkonfirmasi konten wawancara itu kepada AFP dan menyebut wawancara ini adalah yang pertama kalinya dilakukan antara Eizenkot dan media Arab sejak dia menjabat Kepala Staf Umum SDF.

Pernyataan tersebut mengemuka di tengah eskalasi ketegangan antara Saudi dan Iran dalam berbagai persoalan di Timteng, dan Iran mengecam kedekatan Saudi dengan rezim Zionis penjajah Palestina tersebut.

Di sisi lain, Eizenkot menepis adanya rencana Israel menyerang Hizbullah.

“Kami tak berniat bergegas menyerang Hizbyllah di Lebanon dan mencapai perang, tapi kami tidak menerima adanya ancaman strategis terhadap Israel,” katanya.

Dia menambahkan, “Kami senang sekali atas ketenangan di dua sisi perbatasan, hal yang sudah berlangsung 11 tahun, dan kami melihat ada upaya-upaya Iran yang bisa jadi menyebabkan eskalasi, tapi kami memandang jauh kemungkinan (perang) itu pada tahap ini.”

Israel sudah berulang kali menyatakan adanya persamaan kepentingan antara Tel Aviv dan Riyadh. (rayalyoum/alalam)

Rusia Akan Memveto Draf Perpanjangan Misi Penyelidikan Senjata Kimia Di Suriah

Dewan Keamanan PBB mengadakan aklamasi, Kamis (16/11/2017), untuk dua draf resolusi menyangkut perpanjangan misi tim penyelidikan kasus penggunaan senjata kimia di Khan Shaykhoun, Suriah, namun Rusia memberikan isyarat kuat untuk menggunakan hak vetonya.

Dua draf itu masing-masing diajukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia berkenaan dengan perpanjangan “mekanisme penyelidikan bersama” yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus penggunaan senjata kimia di Suriah selama satu tahun.

Menlu Rusia Sergey Lavrov memberikan isyarat yang lebih jelas lagi daripada sebelumnya bahwa Moskow menggunakan veto dalam aklamasi untuk draf yang diajukan oleh Washington.

“Untuk alasan ini, resolusi AS sama sekali tidak ada kemungkinan untuk disetujui,” katanya dalam jumpa pers, Kamis (16/11/2017).

Dia mengecam isi draf AS itu dengan menyebutnya “sama sekali tak dapat diterima”.

Dia menambahkan, “Mereka mencoba meyakinkan kita bahwa mekanismenya berjalan dengan cara yang benar, dan ini sama sekali tidak menghargai keahlian intelektual para ahli kami. Kami telah menyebarkan semua pertanyaan dan analisis terperinci dan tersedia untuk umum.”

Diplomat terkemuka Rusia ini mencatat bahwa Moskow telah mengusulkan perubahan dalam draf resolusi yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan PBB. Dokumen ini ditujukan untuk “pekerjaan yang tidak bias dari mekanisme ini sebagaimana dipersyaratkan dalam Konvensi Senjata Kimia.”

Dia memastikan bahwa veto Washington terhadap draf resolusi Rusia untuk perpanjangan mandat Mekanisme Investigasi Bersama OPCW (Organisasi Larangan Senjata Kimia)-PBB mengenai serangan kimia Suriah hanya akan berarti keinginan AS untuk melestarikannya sebagai alat manipulasi.

“Jika draf kami dibendung oleh AS atau AS bersama-sama dengan sekutu mereka, ini hanya akan berarti bahwa mereka tidak memerlukan kebenaran tentang siapa dan bagaimana menggunakan senjata kimia. Mereka perlu menjaga mekanisme investigasi ini sebagai alat yang patuh untuk menipulasi opini publik dan semua negara anggota PBB, “lanjut  Lavrov.

Veto Rusia ini menjadi veto ke-10 negara ini di Dewan Keamanan PBB untuk mencegah keluarnya resolusi yang  bertujuan menekan Suriah yang notabene sekutunya.

Para diplomat di PBB Rabu lalu menduga Rusia akan menggunakan hak vetonya setelah perundingan untuk pendekatan pendapat gagal.

Draf Rusia meminta peninjauan ulang misi tim penyelidik dan pembekuan laporan-laporan terbarunya yang menuduh pemerintah Damaskus bertanggungjawab dalam kasus serangan kimia di kota Khan Shaykhoun, Suriah, yang menewaskan 80 orang pada 4 April lalu.

AS menentang keinginan Rusia ini dan mengajukan draf yang mencanangkan sanksi hukuman terhadap pihak yang bertanggungjawab dalam penggunaan senjata kimia di Suriah. Draf AS ini didukung oleh negara-negara Eropa anggota Dewan Keamanan.

Misi tim penyelidik itu berakhir Kamis kemarin, dan perpanjangannya menjadi bahan perselisihan sengit antara Washington dan Moskow sejak beberapa pekan lalu akibat perbedaan sikap keduanya terhadap laporan tim ini dan OPCW mengenai insiden Khan Shaykhoun. (rayalyoum/tass)

Soal Hizbullah, Saudi Ancam Bekukan Keanggotaan Lebanon Di Liga Arab

Arab Saudi mengancam akan  membekukan keanggotan Lebanon di Liga Arab terkait dengan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon yang dituding Saudi telah membantu Ansarullah (Houthi) di Yaman dalam melesatkan rudal balistik ke Saudi.

Sumber diplomatik menyatakan, “Riyadh berkonsultasi dengan sejumlah negara Arab sebagai persiapan untu pertemuan Dewan Menlu Liga Arab di Kairo Ahad mendatang.”

Sumber itu menambahkan, “Saudi memberitahu mereka bahwa Riyadh akan menunjukkan bukti keterlibatan Hizbullah dalam perakitan senjata yang ada di Yaman dan diarahkan ke Saudi, dan bagaimana Saudi memiliki rincian mengenai pemindahan bagian-bagian rudal melalui kendaraan-kendaraan kecil dari Iran ke Yaman dan kemudian Hizbullah merakit bagian-bagian rudal ini Sanaa serta membantu kelompok Houthi melesatkan rudal ke wilayah Saudi.”

Karena itu, lanjut sumber itu, Saudi akan meminta resolusi kecaman secara jelas Liga Arab dengan syarat juga ikut memberikan kecaman Lebanon terhadap Hizbullah, dan jika Lebanon menolak keinginan Saudi ini maka Riyadh akan mengusulkan pembekuan status Lebanon sebagai anggota Liga Arab.

Sementara itu, sumber Kemlu Irak menyatakan negara ini tidak akan mengirim delegasi yang dipimpin oleh Menlu Ibrahim Jafari ke Kairo, melainkan oleh salah satu wakilnya.

Sumber Irak ini menambahkan bahwa Riyadh bermaksud menekan para menlu negara-negara Arab untuk mendapatkan konsensus “kecaman terhadap Teheran dan Hizbullah terkait dengan rudal Yaman yang menyasar bandara Riyadh.” (alakhbar)

Bereaksi Terhadap AS, Jenderal Qasemi Datangi Perbatasan Suriah-Irak

Gerakan Al-Nujaba Irak menyatakan bahwa Mayjen Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengadakan inspeksi ke kawasan penyebaran pasukan Al-Nujaba di kota Abu Kamal, Suriah, di wilayah perbatasan negara ini dengan Irak.

Kedatangan jenderal termasyhur Iran itu dilakukan sehari setelah Kongres Amerika Serikat (AS) menyatakan berencana memasukkan Al-Nujaba dalam daftar organisasi teroris sehingga berarti bahwa AS akan menyerang pasukan Al-Nujaba yang merupakan bagian dari pasukan relawan Irak Al-Hashd Al-Shaabi.

Sumber Al-Nujaba mengatakan bahwa tekanan AS dan rencana Kongres itu mengemuka setelah Al-Nujaba berpartisipasi membantu operasi penumpasan kelompok teroris ISIS oleh Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya di Abu Kamal. Di pihak lain, AS berusaha menghambat gerak maju SAA demi membukakan jalan bagi Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) untuk berpijak di wilayah perbatasan Suriah-Irak.

“Inilah yang tidak kami kehendaki,” tegas sumber Al-Nujaba, Kamis (16/11/2017).

Gerakan Al-Nujaba sebelumnya telah menyebar dua brigade pasukannya di perbatasan untuk membebaskan Abu Kamal dan telah berperan besar dalam pertempuran di kawasan ini dalam beberapa hari lalu.

Di tengah eksalasi pertempuran di kawasan itu Jenderal Soleimani mengadakan inspeksi ke sana dan menggelar pertemuan dengan para komandan tempur di sana untukmerencanakan perkembangan dan langkah-langkah selanjutnya terkait dengan pembebasan kawasan strategis ini.

Sumber khusus mengatakan bahwa Soleimani akan memimpin pertempuran sendiri di sana. Kepada para komandan di sana dia menegaskan kemenangan final akan ada di tangan kubu kebenaran. (rayalyoum)