Rangkuman Berita Timteng Jumat 16 Februari 2018

rouhani di indiaJakarta, ICMES: Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa Barat telah menciptakan kelompok-kelompok takfiri dengan tujuan memecah belah umat Islam.

Sumber militer Suriah menyatakan bahwa pihaknya menolak masuk ke kawasan Afrin untuk melawan pasukan Turki seperti yang diminta oleh milisi Kurdi kecuali jika milisi Kurdi bersedia meletakkan dan menyerahkan senjata kepada pemerintah.

Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson dalam kunjungannya ke Lebanon menyebut kelompok pejuang Islam Hizbullah sebagai ancaman bagi keamanan Lebanon.

Selengkapnya:

Berkunjungan Ke India, Rouhani Sebut Barat Pencipta Kaum Takfiri

Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan bahwa Barat telah menciptakan kelompok-kelompok takfiri dengan tujuan memecah belah umat Islam. Takfiri adalah kecenderungan mengafirkan pihak lain yang tak sependapat.

“Dunia Barat telah merecoki negara-negara Muslim dengan perselisihan di antara mereka sendiri,” kata Rouhani dalam pidato pada sebuah pertemuan dengan para alim ulama dan tokoh Muslim di kota Hyderabad, India, Kamis (15/2/2018).

Menurutnya, Barat telah menimbulkan perpecahan di tengah umat Islam dan membidani lahirnya kelompok-kelompok teroris takfiri atas nama Islam dan Jihad, padahal mereka tidak ada kaitannya dengan Islam.

Dia menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa perbedaan pendapat antara Sunni dan Syiah, namun keduanya telah sekian abad hidup berdampingan secara damai, dan di Irak serta Suriah semua umat beragama juga hidup bersama dan rukun.

Rouhani kemudian memuji India dengan menyebutnya”museum kerukunan hidup antaragama, kepercayaan dan keyakinan yang berbeda.”

Mengenai Iran sendiri dia mengatakan bahwa negara republik Islam ini selalu menyerukan persatuan, kemerdekaan, dan kebijakan “Pandanglah Timur” serta berdiri bersama negara-negara regional untuk memberantas perang dan kekerasan.

Presiden Iran juga mengatakan bahwa problematika negara-negara Muslim tak dapat dipecahkan dengan senjata dan sarana militer, melainkan dengan logika, nalar, dan dialog.

Dia juga menegaskan bahwa Tejeran tidak menghendaki adanya kesenjangan hubungan Iran dengan negara-negara sahabatnya.

“Kami tidak menghendaki adanya jarak dengan negara Muslim manapun, atau negara-negara regional dan bangsa-bangsa sahabat,” tuturnya.

Rouhani mengadakan kunjungan ke India selaku ketua delegasi politik-ekonomi tingkat tinggi Iran.

Selama tiga hari kunjungan ke Negeri Dewata ini Teheran dan New Delhi diperkirakan akan menandatangani sekira 15 kesepakatan kerjasama perdagangan dan ekonomi.

Rouhani akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pada Sabtu (17/2/2018), dan saat itu keduanya diharapkan menandatangani kesepakatan yang memungkinkan India menjalankan tahap pertama proyek pelabuhan Chabahar di Iran. (presstv)

Tentara Suriah Menolak Masuk Ke Afrin Sebelum Kurdi Meletakkan Senjata

Sumber militer Suriah menyatakan bahwa pihaknya menolak masuk ke kawasan Afrin untuk melawan pasukan Turki seperti yang diminta oleh milisi Kurdi kecuali jika milisi Kurdi bersedia meletakkan dan menyerahkan senjata kepada pemerintah.

Seperti dikutip RT milik Rusia, sumber itu memastikan bahwa para pemimpin Suriah menetapkan syarat bagi masuknya tentara negara ini ke kawasan Afrin, dan syarat ialah kesediaan milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) menyerahkan senjatanya kepada pemerintah Suriah.

“Penolak dari pihak Kurdi dibalas dengan penolakan, dan dengan demikian kedua pihak tidak bersepakat,” ungkap sumber anonim tersebut.

Laporan lain dari TV Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon menyebutkan keterangan sumber-sumber “eksklusif” bahwa pemerintah Suriah dan YPG justru telah bersepakat untuk penempatan pasukan Suriah di wilayah operasi militer Turki, atau untuk melawan invasi pasukan Turki ke wilayah Suriah tersebut.

Sebelumnya, komandan umum YPG Siban Hamu menyatakan tidak tertutup kemungkinan bahwa pada pekan ini tentara Suriah akan masuk ke Afrin untuk melawan operasi militer “Tangkai Zaitun” yang digelar oleh pasukan Turki terhadap milisi Kurdi sejak 20 Januari lalu sampai sekarang.

Hal ini dia katakan setelah pemerintah otonomi Kurdi di Afrin meminta Damaskus campur tangan di Afrin melawan pasukan Turki dan menyebar pasukan Suriah di perbatasan negara ini dengan Turki.

Meski bergerak lambat, pasukan Turki terus menekan milisi Kurdi sehingga milisi ini terpaksa meminta bantuan pasukan Suriah setelah sebelumnya mereka yakin akan dapat melakukan sendiri perlawanan terhadap militer Turki.

Tentara Suriah sendiri sejak awal sudah menawarkan diri untuk masuk ke Afrin namun ditolak oleh pihak Kurdi, dan belakangan pihak Kurdi malah meminta bantuan setelah mereka terdesak oleh pasukan Turki.

Sedangkan Turki menggelar operasi Tangkai Zaitun setelah Amerika Serikat mengumumkan rencananya untuk membentuk pasukan penjaga perbatasan yang terdiri atas milisi Kurdi. Turki kuatir pembentukan pasukan yang dicanangkan akan menjaga perbatasan utara Suriah dengan Turki dan Irak itu semakin memperkuat milisi Kurdi Suriah yang dimusuhi oleh Turki karena dianggap menjalin kerjasama dengan kelompok pemberontak Kurdi Turki, Partai Pekerja Turki (PKK). (rt/almayadeen)

Berkunjung Ke Lebanon, Menlu AS Sebut Hizbullah Ancaman Bagi Keamanan

Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson dalam kunjungannya ke Lebanon menyebut kelompok pejuang Islam Hizbullah sebagai ancaman bagi keamanan Lebanon.

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Libanon Saad Hariri di Beirut, Kamis (15/2/2018), Tillerson juga mengatakan bahwa AS bersama Lebanon dan Israel berusaha menjaga ketentraman perbatasan Lebanon-Israel.

“Hizbullah bukan hanya menjadi keprihatinan bagi AS, orang-orang Lebanon juga harus kuatir mengenai bagaimana tindakan Hizbullah dan arsenalnya yang berkembang menimbulkan keluhan yang tidak diinginkan dan tidak membantu Lebanon, “katanya.

Dia menambahkan, “Keterlibatan Hebollah dalam konflik regional mengancam keamanan Lebanon.”

Dia juga mengatakan, “Tidak mungkin kita berbicara tentang keamanan dan stabilitas di Lebanon tanpa menyelesaikan masalah Hizbullah yang kita anggap sebagai organisasi teroris sejak dua dekade silam, dan tidak membedakan antarsayapnya… Tentara Lebanonlah satu-satunya pembela Lebanon.”

Pernyataan Menlu AS ini kontras dengan pernyatannya di Amman, ibu kota Yordania, sehari sebelumnya. Saat itu dia juga mengecam Hizbullah sebagai kelompok yang berada di bawah pengaruh Iran, tapi juga mengakui realitas bahwa Hizbullah merupakan bagian dari komponen politik Lebanon.

“Kami mendukung Lebanon yang merdeka, demokratis, dan indendepen dari pengaruh pihak lain, dan kita mengetahui bahwa Hizbullah tunduk pada pengaruh Iran,” katanya.

Dia menambahkan, “Pengaruh ini tidak baik bagi jangka panjang Lebanon, namun di saat yang sama kita harus mengakui realitas bahwa mereka (Hizbullah) juga merupakan bagian dari proses politik di Lebanon.”

Di pihak lain, Saad Hariri yang berasal dari kelompok yang berseberangan dengan Hizbullah dalam jumpa pers bersama Tillerson mengapresiasi AS sebagai mitra Lebanon dalam perang melawan terorisme.

“AS merupakan mitra strategis dalam perang melawan terorisme.. Pesan AS ialah bahwa kita sangat mendukung Lebanon dan lembaga-lembaganya yang sah,” ujarnya, seakan menyindir Hizbullah sebagai organisasi ilegal. (reuters/alalam)