Iran dan Perang Media Internasional

hispan TVIran, melalui siaran televisi internasionalnya tengah berupaya untuk mempresentasikan Islam hakiki, bukan Islam yang ditunjukkan oleh kelompok teroris transnasional Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal ini disampaikan oleh Direktur Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), Mohammad Sarafraz.

“Saluran internasional Iran yang telah diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menciptakan suasana baru di dunia,” kata Sarafraz, seperti dilansir Press TV, 30 Januari 2015.

Sarafraz melanjutkan, bahwa Iran konsisten untuk mengenalkan Islam moderat, yang berdasarkan pada keadilan dan persahabatan.

“Di samping itu, melalui saluran internasional ini, kami juga menggagalkan plot tertentu, seperti Amerika Serikat dan Israel yang berusaha mendominasi dunia,” jelasnya lagi.

Hispan TV

Pada tanggal 30 Januari 2012, IRIB meresmikan saluran internasional berbahasa Spanyol, Hispan TV, yang mengudara dengan beragam program, seperti berita, pendidikan dan hiburan. Hispan TV adalah saluran khusus ketiga yang diluncurkan oleh IRIB setelah stasiun televisi berbahasa Arab, Al-Alam, dan stasiun televisi berbahasa Inggris yaitu Press TV.

Sementara itu, Mohammad Akhgari, Kepala Layanan Dunia IRIB menyatakan bahwa Hispan TV menargetkan masyarakat AS dan Eropa, yang membawa pesan dari budaya dan revolusi Islam.

“Mengingat surat terbaru oleh Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei untuk pemuda Amerika dan Eropa, Hispan TV memposisikan diri sebagai salah satu media yang dapat diandalkan, yang murni akan memperkenalkan Islam dengan cara yang terbaik,” tambah Akhgari .

Saluran internasional Iran telah menjadi media alternatif, dan memainkan peran penting terhadap perkembangan isu internasional dengan memberikan perspektif yang berbeda.

Perang Media

Namun usaha untuk memperkenalkan Islam moderat dan bersahabat tidak selalu berjalan mulus. Di benua Eropa, stasiun televisi Al-Manar (Lebanon), Al-Aqsa (Hamas) dan Press TV, dilarang mengudara. Namun di saat yang sama, saluran Fadak TV milik Yasser al-Habib diizinkan tayang dengan alasan kebebasan pers.

Fadak TV yang menyebarluaskan fitnah dan perpecahan dengan isu sekterian bukan satu-satunya chanel yang dibiarkan beroperasi di negara-negara Barat. Masih ada lagi televisi-televisi lain yang menebar kebencian atapun penebar paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, yang dibiarkan bebas beroperasi di Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Berikut ini di antaranya, yang dikutip dari Islam Times;

1. Ahl-e-Bait TV (www.ahl-e-bait.com)

Televisi ini dipimpin oleh warga Afganistan bernama Hasan Allahyari. Sejak awal lahirnya, saluran ini menonjolkan perbedaan antar mazhab Islam, bahkan menyelenggarakan acara pesta Idul Zahra sebagai perayaan atas meninggalnya Khalifah Umar bin Khathab, kendati tradisi ini tidak dikenal oleh kaum Syiah umumnya, termasuk di Iran. Stasiun ini juga menyebarluaskan upacara pukul kepala dan badan dengan senjata tajam untuk memperingati perjuangan Imam Husain, sedangkan jamak diketahui, para ulama besar Syiah seperti Ayatullah al Uzhma Sayyid Ali Khamenei melarangnya. Hasan Allahyari berdomisili di AS. Di negara ini terdapat undang-undang yang menyebutkan bahwa bila ada stasiun televisi yang melakukan pelecehan terhadap hal-hal yang sakral menurut kelompok mazhab, pemikiran, atau sosial tertentu, stasiun itu akan dibubarkan dan surat izinnya dicabut. Tapi untuk stasiun Ahl-e-Bait TV, pemerintah AS tidak membubarkan ataupun mencabut surat izinnya. Pemerintah Iran sendiri telah memerintahkan penyegelan kantor stasiun TV itu di kota Qom sebagai reaksi atas penyegelan itu, televisi itu pun semakin gencar mendiskreditkan Republik Islam Iran.

2. Salaam TV (http://www.salaamtv.org/)

Direktur Salaam TV membentuk jaringan atas nama “Kelompok Ruhaniawan Tradisional Iran Kontemporer” dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras yang mendukung kerusuhan-kerusuhan di Republik Islam Iran. Salah satu propaganda Salaam TV ini adalah memperkenalkan aksi pukul kepala dan badan dengan senjata tajam sebagai salah satu tradisi Islam. Di salah satu acara itu, Muhammad Hidayati, Direktur Salaam TV yang sekaligus merupakan ahli agama di Voice of Amerika mengatakan, “Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, ternyata aksi pukul kepala dan badan dengan senjata tajam ini mempunyai latar belakang yang kuat di dalam Al-Quran”. Salaam TV juga menekanan sekularisme atau pemisahan agama dari politik, dan menentang sistem pemerintahan Islam Iran. Televisi ini juga gencar mengobarkan perpecahan antar mazhab dan melakukan pelecehan terhadap Ahlussunah. (PH/icmes)

 

Sumber:

http://www.presstv.com/Detail/2015/01/30/395326/Iran-TVs-presenting-true-image-of-Islam http://liputanislam.com/tabayun/jawaban-untuk-voa-islam-4-perang-media/