Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan bahwa serangan helikopter Israel terhadap sekelompok milisi Hizbullah di Quneitra, Dataran Tinggi Golan, Suriah, pekan lalu ditujukan untuk membunuh salah seorang anggota milisi yang berbasis di Lebanon tersebut.
Dalam wawancara dengan majalah Foreign Affairs yang dirilis Senin (26/1/2015), Presiden Assad memberikan komentar pertamanya mengenai serangan Israel yang menggugurkan enam anggota Hizbullah dan satu perwira tinggi Iran tersebut. Ia membantah klaim Tel Aviv bahwa Hizbullah bermaksud menyerang pasukan Israel dari wilayah Dataran Tinggi Golan.
Menurut Assad, sejak perjanjian gencatan senjata diberlakukan pada 1974 sampai sekarang tidak pernah sekalipun ada operasi anti Zionis Israel dari kawasan tersebut.
“Hal demikian sama sekali belum pernah terjadi sampai sekarang. Klaim Rezim Zionis bahwa di sana terdapat rencana operasi serangan terhadap mereka terlampau jauh dari kenyataan,” tuturnya.
Belakangan ini Tel Aviv mengklaim Hizbullah berusaha menyerang Israel dari wilayah Suriah. Namun, Assad memastikan bahwa Israel hanya mencari-cari alasan karena tentara Zionis sebenarnya bermaksud mengincar seorang anggota Hizbullah.
Menurut sebuah sumber keamanan Lebanon, dua orang pejuang Suriah yang terafiliasi dengan Hizbullah juga gugur akibat serangan Israel tersebut.
Assad juga menepis klaim Israel bahwa pasukan Zionis menyerang wilayah Suriah itu demi mencegah suplai senjata Iran ke Lebanon melalui wilayah Irak dan Suriah. Sebab, seandainya pun alasan Israel memang demikian, maka hal itu terkait hanya dengan tentara Suriah dan tak ada hubungannya dengan Hizbullah.
Lebih lanjut Assad menegaskan bahwa Tel Aviv antara lain menjalankan program dukungan secara terbuka kepada kelompok-kelompok radikal dan teroris di Suriah.
“Setiap kali kami bergerak maju di suatu kawasan, Israel selalu menyerang dengan tujuan melemahkan tentara Suriah,” ungkap Assad.
Dia menambahkan bahwa di Suriah terdapat ungkapan; “Al-Qaeda memiliki angkatan udara, yaitu angkatan udara Israel yang bergerak untuk melayani al-Qaeda.”
Israel Mengaku Bertanggung Jawab
Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon menyatakan bertanggungjawab atas serangan helikopter militer yang menewaskan enam pejuang Hizbullah dan satu perwira tinggi Iran di kawasan Quneitra, Suriah.
Lembaga pemberitaan Falastin al-Youm menyebutkan bahwa Ya’alon mengaku pihaknya mengetahui keberadaan jenderal Iran di lokasi peristiwa, dan dengan demikian rezim Zionis ini secara resmi menyatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut. Dia juga menepis berbagai laporan keamanan yang menyatakan Israel tidak mengetahui keberadaan jenderal Iran di lokasi tersebut.
“Israel sudah mengetahui keberadaan perwira tinggi Iran di tengah milisi Hizbullah,” katanya.(sumber:LiputanIslam.com)