Rangkuman Berita Utama Timteng, Senin 27 Maret 2017

yaman1Jakarta, ICMES: Jutaan rakyat Yaman bergabung menyesaki lapangan terbuka al-Sabin Square untuk menandai peringatan dua tahun invasi militer Arab Saudi dan sekutunya ke Yaman.

Pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi telah membebaskan 175 desa dengan total luas kawasan sekira 4000 km persegi selama operasi militer ini berlangsung.

Bendungan Furat tidak beroperasi untuk sementara waktu dan terancam jebol akibat pecahnya perang  SDF melawan ISIS di sekitarnya.

Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang merupakan aliansi Arab-Kurdi  berhasil menguasai pangkalan udara militer Tabqa di bagian utara Suriah

Berita selengkapnya;

2 Tahun Invasi Saudi, Jutaan Rakyat  Yaman Tetap Bertekad Melawan

Sanaa, ibu kota Yaman, kembali menampilkan pemandangan mencengangkan berupa lautan manusia penuh gelora. Jutaan (milyuniyyah) rakyat Yaman bergabung menyesaki sebuah lapangan terbuka al-Sabin Square untuk menandai peringatan dua tahun invasi militer Arab Saudi dan sekutunya ke Yaman.

Di tengah lautan massa yang terdiri atas laki-laki dan perempuan dari berbagai usia dan bergemuruh  dalam slogan-slogan kemenangan serta tekad mereka untuk terus berjuang demi martabat dan kehormatan, tampil di atas panggung unjuk rasa akbar ini Ketua Ikatan Ulama Yaman Syeikh Syarafuddin Syamsuddin.

Dia menegaskan bahwa sudah dua tahun Yaman dikeroyok Saudi dan sekutunya tapi barisan musuh Yaman ini tetap tak dapat mencapai ambisinya, “kecuali menumpahkan darah, membantai orang-orang tak berdosa, dan melakukan pelanggaran-pelanggaran yang mengundang kemurkaan Allah SWT.”

Dia mengingatkan khalayak dunia bahwa yang berperang melawan agresi Saudi cs bukanlah sebuah milisi seperti yang didengungkan oleh banyak media “penipu”, melainkan sebuah bangsa yang besar dan bermartabat.

“Melalui konsentrasi akbar ini kami sampaikan kepada masyarakat dunia yang buta pesan kami; Bukankah yang kalian lihat ini adalah bangsa yang besar dan mulia? Mereka menunjukkan penolakan mereka terhadap dominasi dan pesan asing. Perhatikanlah lagi, bukankah yang kalian lihat di depan kalian ini adalah umat besar yang pantang merunduk kecuali kepada Allah? Apa kalian melihat suatu milisi sebagaimana kerap disebutkan oleh media-media sesat, penyesat, dan penipu?” pekiknya.

Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman Saleh al-Samad juga tampil ke atas panggung besar yang juga dipenuhi para tokoh Yaman. Dia menuding rezim Saudi melancarkan “perang dunia” terhadap Yaman dan menyebut Riyadh bertanggungjawab atas macetnya dialog untuk menyudahi kemelut politik di Yaman

Dia juga menegaskan bahwa rakyat dan bangsa Yaman tidak akan pernah menerima dikte kekuatan-kekuatan asing, dan menyerukan kepada khalayak dunia supaya turun tangan mencegah serangan Saudi terhadap warga sipil yang tak berdosa.

Keberadaan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh di tengah massa pengunjuk rasa menjadi kejutan tersendiri. Tokoh yang memiliki banyak loyalis dari kalangan tentara dan bersekutu dengan gerakan Ansarullah (Houthi) ini ikut turun ke tempat terbuka al-Sabin Square dengan pengawalan seadanya sehingga banyak orang berdesakan untuk menyalami, memotret atau melihatnya dari dekat.

Unjuk rasa akbar ini berlangsung di saat pertempuran semakin berkecamuk di banyak kawasan, terutama wilayah perbatasan Yaman-Saudi di provinsi Marib dan pantai barat Yaman di mana pasukan Saudi cs berusaha menguasai kota pelabuhan strategis Hudaida.

Seperti diketahui, Saudi dan sekutunya tak henti-hentinya melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26 Maret 2015 sampai sekarang dengan dalih membela pemerintahan yang sah, yaitu pemerintahan Abd Rabbuh Mansour Hadi yang terusir dari Sanaa menyusul revolusi yang digerakkan oleh Ansarullah.

Meskipun kehancuran melanda semua tempat dan ribuan nyawa melayang, terutama dari kalangan warga sipil, akibat agresi ini Saudi dan sekutunya sampai sekarang tak dapat mengembalikan Hadi ke Sanaa. (alalam/raialyoum)

Relawan Irak Bebaskan 175 Desa Selama Perang Mosul

Komandan operasi militer pembebasan Mosul, Irak utara, bersandi “Qadimun, Ya Ninawa” (Kami Datang, Wahai Ninawa), Letjen Abdul Amir Rashid Yarallah, menyatakan bahwa pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi telah membebaskan 175 desa dengan total luas kawasan sekira 4000 km persegi selama operasi militer ini berlangsung.

Yarallah menilai pasukan al-Hashd al-Shaabi telah melakukan “tindakan bagus dan besar” dalam pertempuran melawan kelompok teroris paling sadis dan bejat di dunia, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Al-Hashd al-Shaabi berhasil membersihkan kawasan seluas 4000 km persegi, yang mencakup hampir 175 desa, dan yang lebih penting lagi ialah keberhasilan mereka memutus jalur suplai ISIS dari Suriah ke Irak,” katanya, Minggu (26/3/2017).

“Tindakan mereka bagus dan besar… Kami bekerjasama dengan kelompok-kelompok relawan ini untukl membebaskan sebagian kawasan dan mengusai jalur antara sisi kanan (barat) Mosul dan distrik Tal Afar,” lanjutnya.

Menanggapi suara-suara miring mengenai pasukan relawan ini, Yarallah mengatakan bahwa agitasi anti al-Hashd al-Shaabi bukanlah barang baru.

“Mereka semua yang berperang (melawan ISIS) di Mosul adalah orang-orang Irak sendiri, tujuan mereka satu, yaitu pembebasan provinsi Ninawa dan melindungi penduduknya. Inilah tujuan utamanya, tak ada tujuan lain,” terangnya.

Laporan lain mengutip pernyataan Yarallah bahwa pasukan Irak berhasil membebaskan empat kawasan lagi di bagian barat Mosul dari cengkraman ISIS.

“Pasukan kontra-terorisme telah membebaskan kawasan Rajm al-Hadid dan Wadi al-Ain selatan dari tangan para teroris. Setelah membebaskan dua kawasan ini dan menimpakan kerugian besar pada teroris, mereka mengibarkan bendera Irak di atas bangunan-bangunan di dua kawasan ini,” tuturnya.

Dia menambahkan, “Pasukan yang berafiliasi dengan badan kontra-terorisme juga berhasil membebaskan kawasan al-Urubah dan al-Shinaiyah di sisi kanan Mosul dan mengibarkan bendera Irak atas bangunan-bangunan di sana.”

Bersamaan dengan ini, tentara Irak mengumumkan keberhasilannya membebaskan waduk Badush dari pendudukan ISIS. (alyaoum7/almanar)

Perang Berkobar, Bendungan Sungai Furat Ini Terancam Jebol Dan Banjir Besar

Seorang narasumber mengatakan bahwa bendungan Furat tidak beroperasi untuk sementara waktu akibat pecahnya perang di sekitarnya.

“Pemboman mencapai stasiun pengendali listrik hingga menyebabkannya berhenti beroperasi,” ungkap sumber anonim itu kepada al-Mayadeen dan dikutip al-Alalam, Minggu (26/3/2017).

Dia menjelaskan bahwa stasiun pusat pengoperasian bendungan mengalami kesulitan untuk mengembalikan keadaan seperti semula karena tidak adanya tim teknis yang memadai akibat berhentinya keluar masuk personil di bendungan ini sejak lima hari sebelumnya.

Sumber ini menambahkan bahwa kondisi bendungan akan masuk ke tahap bahaya jika kondisi demikian tetap berlangsung.

Menurutnya, tragedi kemanusiaan akan terjadi jika bagian dari bendungan Furat sampai jebol.

“Mobil-mobil hisbah” milik ISIS melalui pengeras suara sempat menyerukan kepada warga agar keluar dari kota Raqqah  karena bendungan terancam jebol, tapi kemudian malah menutup jalan-jalan dan mengumumkan bahwa bahaya itu sudah teratasi. ISIS meminta penduduk tetap bertahan di kota.

Karena itu, Raqqah dilaporkan “disembelih diam-diam” karena bahaya itu masih mengintai.

Obervatorium Suriah untuk HAM sebelumnya melaporkan bahwa bendungan itu terhenti beroperasi akibat terputusnya listrik yang disalurkan kepadanya maupun listrik yang dihasilkannya. Berbagai sumber mengatakan kepada lembaga yang bermakras di Inggris ini bahwa bangunan dan kanal-kanal utama bendungan masih dikuasai ISIS.

Di pihak lain, Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang merupakan aliansi Arab-Kurdi dukungan Amerika Serikat berusaha mencapai bendungan namun menghadapi banyak kesulitan terutama banyaknya ranjau yang mencegat mereka dari arah selatan.

Jarak SDF dilaporkan sudah tinggal beberapa saja dari waduk, namun masih berjarak sekira 3-4 kilometer dari bangunan dan kanal utama bendungan.  (alalam)

Pasukan Arab-Kurdi Suriah Kuasai Pangkalan Udara Tabqa

Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang merupakan aliansi Arab-Kurdi  berhasil menguasai pangkalan udara militer Tabqa di bagian utara Suriah, Minggu (26/3/2017).

Jubir resmi SDF mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah “menguasai penuh” pangkalan udara Tabqa dan sekarang sedang melakukan operasi penyisiran dan pembersihan lokasi dari ranjau yang ditinggal ISIS.

SDF yang didukung Amerika Serikat (AS) memulai operasi penumpasan ISIS sejak November tahun lalu dengan sandi “Amarah Furat” dan target membebaskan kota Raqqa yang menjadi sarang teroris ISIS dan berjarak sekira 50 kilometer dari Tabqa. Sebelum memulai serbuan ke Raqqa mereka mengepung kawanan ISIS di dalam kota ini.

Observatorum HAM untuk Suriah juga melaporkan keberhasilan SDF yang didukung pasukan udara koalisi internasional pimpinan AS.

Menurut lembaga yang aktif memantau perkembangan situasi perang Suriah ini, ISIS mundur meninggalkan pangkalan udara Raqqa akibat gencarnya gempuran mortir SDF dan serangan udara pasukan koalisi. (raialyoum/almasdarnews)