Geopolitik dalam Studi Perbatasan Suriah-Turki
Studi Kasus Serangan Rojava 2019
Abstract
Peperangan yang terjadi di Suriah dari tahun 2011 hingga 2019 melahirkan berbagai persoalan serius pada perbatasan. Sebagai negara tetangga, dapat dikatakan kalau Turki menjadi kawasan yang paling terkena imbas akibat konflik di Suriah. Jutaan pengungsi datang memenuhi sejumlah kota di Turki, namun sebagian penduduk setempat tidak nyaman dengan keberadaan mereka, sehingga menimbulkan beraneka ragam problem. Selain itu, kehadiran milisi etnis Kurdi di sekitar perbatasan semakin membahayakan otoritas Turki yang khawatir atas eksistensi kekuasaannya. Terkait persoalan tersebut, penelitian ini berupaya menelisik lebih jauh bagaimana pemerintahan Turki menyikapi beragam perkara yang muncul dari perbatasan. Dengan memanfaatkan khazanah studi pustaka, penyelidikan ini fokus terhadap peristiwa Serangan Rojava 2019 yang menjadi sinyal baru akan perubahan peta geopolitik di Timur Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya Suriah Utara bagi Turki yang bersikeras mempertahakan “zona aman” tersebut. Walaupun begitu, kesepakatan antara Rusia-Turki yang menghentikan operasi militer di Rojava justru mengungkapkan upaya Erdogan–selaku presiden Turki- untuk menyembunyikan wajahnya akibat kegagalan mengaktualisasikan ambisi politiknya.