Peningkatan Hubungan Bilateral Sudan-Indonesia Melalui Diplomasi Budaya
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran mahasiswa Sudan di Indonesia dalam memperkuat hubungan diplomasi di antara kedua negara. Konsep yang digunakan dalam menganalisis adalah beasiswa sebagai instrumen diplomasi budaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan data dikumpulkan melalui wawancara dengan sejumlah mahasiswa Sudan penerima beasiswa dari Indonesia di beberapa universitas di negara ini, dan juga wawancara dengan perwakilan kedutaan Sudan dan Indonesia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang hubungan antara dua negara melalui beasiswa sebagai diplomasi budaya. Temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Beasiswa menciptakan kepercayaan antara Indonesia dan Sudan; karena melalui beasiswa, orang-orang dari dua negara dapat membangun kepercayaan dengan memahami pola pikir penduduk setempat, mendobrak batasan bahasa, dan membangun persahabatan dengan keluarga dan akademisi. (2) Beasiswa menciptakan hubungan internasional antara dua negara karena mahasiswa dapat memahami budaya tuan rumah yang berkontribusi pada transfer dan partisipasi budaya dalam jangkauan luas kedua masyarakat. Adaptasi tersebut akan memfasilitasi pemahaman, membuka jalan bagi implementasi perjanjian kerja sama, dan membangun hubungan yang mencapai kepentingan kedua negara. (3) Beasiswa adalah cara untuk memahami nilai dan gagasan; dimana mahasiswa Sudan memahami nilai-nilai bangsa Indonesia, dan mahasiswa Sudan melakukan kegiatan budaya di perguruan tinggi yang mengenalkan masyarakat Indonesia pada nilai dan budaya Sudan. Jika ada seratus mahasiswa Sudan di Indonesia, artinya ada seratus duta yang tersebar di berbagai kawasan Indonesia, dan mereka memahami nilai-nilai dan perilaku masyarakat setempat.
Downloads
References
Ahmed, S. (2022). Staf Kedutaan Besar Sudan di Indonesia, wawancara di Jakarta 23 Juni 2022.
Akli, M. (2012). The Role of Study-Abroad Students in Cultural Diplomacy: Toward an International Education as Soft Action. International Research and Review: Journal of Phi Beta Delta Honor Society for International Scholars. Vol 2, Issue 1.
Boy, L. dan Menezes, C. (2019). Brazilian cultural diplomacy in Europe in the early 21st century: bridging the gap between nations with international events. European Journal Of Cultural Management & Policy. Vol. 9, Issue 1.
Clarke, D. (2016). Theorising the role of cultural products in cultural diplomacy from a Cultural Studies perspective. International Journal of Cultural Policy. Vol. 22, No. 2. DOI: 10.1080/10286632.2014.958481
Ekşi, M. (2017). Turkey’s Cultural Diplomacy And Soft Power Policy Toward The Balkans. Dalam: https://dergipark.org.tr/tr/pub/karadearas/issue/68461/1070011
Grincheva, N. (2010). U.S. Arts and Cultural Diplomacy: Post-Cold War Decline and the Twenty-First Century Debate. The Journal of Arts Management, Law, and Society, Vo. 40, N0. 3, 169-183, DOI: 10.1080/10632921.2010.504509.
Hassan, A. (2021). Mahasiswa Sudan di Indonesia. Wawancara.
Hussin, G.M. (2021) Mahasiswa Sudan di Indonesia. Wawancara.
Holt, P.M. (1961). A Modern History of Sudan. London: Weidenfeld & Nicolson.
Isnaeni, H. F. (2015). Sudan Belum Merdeka, Benderanya Sudah Berkibar di KAA. Historia. [online] Dalam https://historia.id/politik/articles/sudan-belum-merdeka-benderanya-sudah-berkibar-di-kaa-vqrZJ/page/1 [Diakses 15 Desember 2022]
Kemenlu RI. (t.t.) Dalam: https://web.archive.org/web/20140428111502/http://www.kemlu.go.id/khartoum/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=4&l=id [Diakses 10 Oktober 2022]
Kemenlu RI (2019). Dalam https://kemlu.go.id/khartoum/id/news/3277/dubes-ri-khartoum-dorong-penguatan-kerjasama-pendidikan-indonesia-sudan [Diakses 10 Oktober 2022]
Kemenag.go.id. 2014. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA: Jaga Nama Baik Indonesia di Dunia International. Dalam: http://diktis.kemenag.go.id/v1/berita/prof-dr-dede-rosyada-ma-br-jaga-nama-baik-indonesia-di-dunia-international
Klyueva, A. dan Mikhaylova, A. (2017). Building the Russian World: Cultural Diplomacy of the Russian Language and Cultural Identity. JOMEC Journal. DOI: 10.18573/j.2017.10143
Lajawa, M. (2022). Pejabat Pensosbud KBRI Khartoum, wawancara 16 Juni 2022.
Mark, S. (2009). A Greater Role For Cultural Diplomacy. Netherlands Institute of International Relations (Discussion Papers In Diplomacy).
Mubarok, S. dan Candra, R.. (2020). Islamic International Relations as a Potential Tool to Indonesia’s Soft Power Diplomacy. Advances in Social Science, Education and Humanities Research. Volume 436. Hal. 954-959.
Putri, R.D.C. (2021). Anime Menjadi Diplomasi Budaya yang Diambil Jepang dalam Menarik Kesan Positif dalam Soft Powernya. Dalam: https://www.researchgate.net/publication/355446248_Anime_Menjadi_Diplomasi_Budaya_yang_Diambil_Jepang_dalam_Menarik_Kesan_Positif_dalam_Soft_Powernya [Diakses 10 Oktober 2022]
Ribeiro, E.T. (2012). Cultural Diplomacy. Journal of Pedagogy, Pluralism, and Practice. Vol. 4, Issue 4. Dalam: https://digitalcommons.lesley.edu/jppp/vol4/iss4/6
Sidahmed, A.S. dan Sidahmed, A. (2005). Sudan. Oxon: RoutledgeCurzon.
Song, L. dan Qiqi, Z. (2018). A Model for the Belt and Road Initiative: China’s Cultural Diplomacy Toward Central and Eastern European Countries. 10.1007/978-981-10-5921-6_4.
State.gov. (2009). Dalam: https://2009-2017.state.gov/pdcommission/reports/54256.htm [Diakses 10 Oktober 2022]
Sujatmiko. (2014). Diplomasi RI di Sudan dalam Lensa Media. Khartoum: Kedutaan Besar RI di Sudan.
Tang, S. (2021). Scholarship diplomacy and India’s Neighbourhood First Strategy, International Journal of Cultural Policy, 27:7, 905-919, DOI: 10.1080/10286632.2021.1879797