[Wawancara] Energi Nuklir Sebagai Instrumen untuk Mempromosikan Perdamaian dan Keamanan di Timur Tengah

Artikel ini adalah wawancara yang dimuat dalam Security Index: A Russian Journal on International Security yang berjudul NUCLEAR ENERGY AS A TOOL TO PROMOTE PEACE AND SECURITY IN THE MIDDLE EAST, yang dipublikasikan secara online pada 10 April 2013 di tautan ini: http://dx.doi.org/10.1080/19934270.2013.779441. Perspektif, analisis, dan kesimpulan yang dilakukan penulis jurnal tidak mencerminkan sikap ICMES. Pemuatan artikel ini bertujuan untuk mempelajari model-model analisis yang dilakukan para ilmuwan dari berbagai latar belakang, dengan tujuan akademis.

SpskyEnergi Nuklir Sebagai Instrumen untuk Mempromosikan Perdamaian dan Keamanan di Timur Tengah

2010 NPT Review Conference menegaskan kembali pentingnya Resolusi Timur Tengah yang diadopsi dari 1995 Review and Extension Conference, yang menyerukan kepada seluruh negara-negara di kawasan untuk mengambil langkah-langkah praktis yang bertujuan untuk membentuk zona Timur Tengah yang bebas dari senjata pemusnah massal (WMD), dan sistem terkait. Apa yang akan dilakukan Rusia terkait hal ini? Kami akan mewawancarai Deputi Direktur Jenderal Russia’s Nuclear Energy State Corporation Rosatom, Amb. Nikolay Spassky.

Security Index: Apa pendekatan yang dilakukan Rusia dalam menyikapi pengembangan energi nuklir di Timur Tengah?

Spassky: Tenaga nuklir itu sendiri bukanlah hal yang baik, tetapi bukan pula hal yang buruk. Semuanya tergantung terhadap bagaimana Anda menggunakannya. Sikap resmi Rusia (dan itulah yang saya yakini secara pribadi), tidak setuju dengan konsep bahwa pengembangan tenaga nuklir di Timur Tengah mutlak adalah kejahatan. Ini tidak benar. Dengan semua ketidakstabilan yang terjadi di Timur Tengah, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir telah berjalan cukup intensif selama beberapa tahun terakhir dan hal itu adalah sebuah proses yang normal.

Mengambil posisi yang berbeda, dan menentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Timur Tengah adalah sebuah kekeliruan jika dinilai dari sudut pandang hukum, karena itu berarti kami terang-terangan melakukan diskriminasi. Dalam Non-Proliferation Treaty (Perjanjian Non-Proliferasi), kami memiliki Pasal 4. Premis dari perjanjian internasional Non-Proliferasi Nuklir didasarkan pada tiga pilar. Pertama adalah nonproliferasi nuklir yang tepat, dengan semua mekanisme dan pengaturan yang telah ditetapkan. Kedua, komitmen untuk perlucutan senjata nuklir. Ketiga, pengembangan energi nuklir secara damai dan kerjasama internasional.

Kita bisa berdebat secara abstrak mengenai beberapa negara kaya Eropa Barat apakah sah ketika mereka hendak mengembangkan energi atom? Tapi, ketika kita berbicara tentang negara yang bertekad melakukan modernisasi dan pembangunan berkelanjutan, maka penolakan kita terhadap energi nuklir adalah sesuatu yang memberatkan dan kontraproduktif.

Oleh karena itu, posisi Rusia cukup jelas. Kami menganjurkan kerjasama internasional secara luas di kawasan di Timur Tengah, dan kami juga telah bekerjasama dengan berbagai negara di kawasan tersebut. Namun yang saya tekankan adalah kita harus membuat sebuah ketentuan dan ketat dalam menerapkan dasar hukum initernasional, dengan pondasi dua hal: nonproliferasi dan keamanan nuklir.

Security Index: Fokus sebentar pada keamanan dan nonproliferasi nuklir. Bagaimanan dampak dari krisis Fukushima terhadap persepsi Rusia terhadap keamanan nuklir?

Spassky: Keseluruhan persyaratan keselamatan nuklir dan aturan yang telah berkembang terutama setelah peristiwa Fukushima, menjadi hal yang penting dan prioritas utama. Persyaratan ini harus dipatuhi. Kita berbicara tentang pembentukan infrastuktur yang normal, dan infrastruktur yang kita maksud adalah berdasarkan hukum dan tindakan yang diambil oleh egulator nasional di bidang energi nuklir dan infrastruktur perangkat dasar. Hal ini melibatkan nilai dan jaringan sejumlah hal lain, seperti pelatihan para ahli, keselamatan reaktor riset nuklir dan fasilitas penelitian nuklir. Persyaratan ini telah berubah baru-baru ini dengan partisipasi aktif dari Rusia. Krisis Fukushima adalah tragedi yang sangat besar, namun hal ini membangunkan kesadaran kami bahwa sikap optimisme (yang berlebihan) terhadap energi nuklir adalah hal yang tidak bisa diterima.

Term ‘nuclear renaissance’ sering disalahgunakan oleh banyak pihak, dan ini bukanlah cara terbaik untuk menggambarkan fenomena yang terjadi, mengingat energi nuklir adalah hal yang sangat serius. Pengembangan energi bisa dilakukan hanya jika seluruh elemen dan hal-hal penting telah siap. Salah satunya adalah ‘nuclear security’ yang adil bagi seluruh negara, dan sangat relevan dengan kawasan yang tidak stabil seperti Timur Tengah.

Ketika berbicara tentang keamanan nuklir, kebetulan di Rusia kami memiliki sedikit masalah dengan bahasa. Ada ‘nuclear safety’ dan ‘nuclear security’. Nuclear safety berarti keselamatan bagi fasilitas nuklir itu sendiri, dan kami sedang membangun pola hidup tepat-cermat, yang masyarakat internasional sendiri tengah bergerak menuju ke arah itu sejak era Chernobyl. Chernobyl menjadi semacam titik puncak dalam merancang pola tersebut. Secara paralel, ada pola hidup lain yang terkait satu sama lain. Inilah yang kami sebut dengan ‘nuclear safety’.

Security Index: Bagaimana pola aturan nonproliferasi menyediakan kerangka bagi kerjasama energi internasional?

Spassky: Nonproliferasi nuklir selama beberapa tahun terakhir telah berkembang sebagai sistem yang memungkinkan untuk kerja sama internasional di bidang pengembangan nuklir. Hal mutlak adalah keanggotaan pada Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, jika suatu negara tertarik untuk mengembangkan energi nuklir. Ini adalah yang mendasar dan merupakan kebutuhan pokok. Kemudian, adanya pemantauan/ pengawasan dari IAEA terhadap bahan dasar dan hal lainnya yang berkaitan. Seperti inilah kerjasama dibangun. Kita bicara tentang penyediaan bahan bakar untuk meneruskan siklus kehidupan. Kami melakukan ini sesuai dengan persyaratan internasional. Saya tahu bahwa ada negara yang menggunakan pendekatan lain. Namun posisi kami adalah berpegang pada seluruh persyaratan yang memberikan jaminan dan pengamanan untuk mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai.

Security Index: Bagaimana posisi Rusia terkait pembentukan zona bebas WMD di Timur Tengah?

Spassky: Berdirinya zona bebas WMD di Timur Tengah adalah tugas yang sangat penting namun bukan itu target yang utama. Ini adalah tugas yang harus diusahakan oleh banyak negara dalam konteks global. Gagasan mendirikan zona bebas WMD merupakan adalah unsur yang sangat penting untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan.

Saya percaya bahwa kerjasama internasional untuk mengembangkan energi nuklir secara damai yang memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan, tidak akan merugikan kita. Dalam jangka panjang, hal ini justru akan meningkatkan perdamaian dan keamanan di Timur Tengah. Saya mengerti bahwa hal ini mungkin dipandang kontroversial, dan banyak pihak akan menentang ini. Saya akan memberitahu Anda mengapa kami di Rusia berpandangan serupa ini.

Pertama-tama, pengembangan kerjasama internasional yang disiplin dalam penggunaan energi nuklir akan memungkinkan bagi kita untuk memahami sifat energi nuklir. Energi nuklir adalah sesuatu yang sangat spesifik. Hanya dengan kerjasama yang kuat, pertukaran antara ilmuwan, sirkulasi staf, transfer staf, dasar hukum dan sebagainya, maka barulah mungkin bagi kita untuk mengembangkan/ memanfaatkan energi nuklir sejauh yang kita cita-citakan. Setiap adanya kekeliruan dalam domain ini mungkin didasarkan pada pemahaman yang kurang, atau kesalahan pemahaman.

Kedua, kerjasama internasional di sektor nuklir memungkinkan negara-negara yang mengembangkan program nuklir untuk menjadi bagian dari mekanisme internasional di bidang nuklir yang transparan. Misalnya tentang perlindungan yang dibangun di dalam sistem, dan bukan melulu soal perjanjian. Saya sedang bicara tentang aerial filming, Code 31, Convention on Nuclear Security, Convention on Early Notification of a Nuclear Accident, dan Nuclear Safety Convention. Saya percaya itu adalah hal revolusioner.

Saya tidak ingin menentukan bisa atau tidaknya suatu negara yang terdapat dalam peta dunia berpartisipasi dalam konvensi ini, dan ini tidak penting. Yang paling penting adalah bahwa kita sedang memantau sistem ini dan tugas yang terkait dengan partisipasi dalam mekanisme ini haruslah bersifat universal. Pembangkit listrik tenaga nuklir dan reaktor nuklir memiliki siklus hidup yang panjang, bisa sampai 100 tahun. Pertama kita harus membangun pembangkit listrik tenaga nuklir — dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk itu, dan sekitar 60 tahun adalah ‘umur’ dari reaktor nuklir modern untuk 3,5 generasi. Kemudian untuk pembongkaran dan pembuangan limbah dan sebagainya, total waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 100 tahun. Praktis, kerjasama ini akan terjalin selama 100 tahun akan membawa bentuk baru dalam pemikiran kita. Inilah yang akan membawa dunia dalam algoritma baru.

Energi nuklir membutuhkan lingkungan eksternal damai untuk berkembang secara normal. Energi nuklir dan konflik militer tidak relevan mengingat sifat dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Pemahaman ini tidak datang secara otomatis, karena hal ini tidaklah seperti mengklik tombol, lalu semua orang memahami hal ini. Tetapi ketika kita memulai kerjasama dan mulai berbicara tentang pengalaman masa lalu dan mendapatkan informasi baru, negara dan para ahli akan mengubah pemikiran mereka secara drastis.

Security Index: Bagaimana Anda melihat energi nuklir sebagai sumber daya modernisasi, terutama di kawasan Timur Tengah?

Spassky: Jika diterapkan untuk negara-negara yang membutuhkan insentif yang kuat untuk mengembangkan ekonomi mereka, seperti Timur Tengah, energi nuklir adalah sumber daya yang sangat serius untuk modernisasi. Saya tidak mengidealkan situasi ini, dan setiap orang memiliki berdiri pada etika dan pemahamannya masing-masing. Tapi saya tidak bicara tentang situasi khusus, melainkan saya bicara tentang pembangkit listrik, sektor energi listrik, sektor kesehatan, isotop, inovasi, pertanian, yang mempekerjakan manusia. Kita bicara tentang ribuan orang yang terlatih, yang mendapatkan pengalaman baru, dan kemudian mereka menjadi bagian dari drive innovational di negaranya masing-masing. Kami di Rusia percaya bahwa kerjasama yang baik dalam pengembangan energi nuklir merupakan salah satu cara untuk mempromosikan stabilitas dan perdamaian di dunia, juga sangat memungkinkan untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan di wilayah yang sarat dengan konflik ini. Kami telah bekerja dengan banyak negara Timur Tengah. Dan dalam pengembangan energi nuklir, kami akan bekerja sama dengan damai, namun dilakukan di bawah kontrol yang ketat dan kepatuhan terhadap peraturan tentang nonproliferasi dan keamanan nuklir. Dan jika persyaratan ini dipenuhi kerjasama akan terus berlanjut. Jika tidak, kami akan menghentikan kerjasama.

NOTE

The interview is based on Amb. Spassky’s speech at the international seminar,‘‘2012 Conference on the Middle East Zone Free of Weapons of Mass Destruction*Searching for Solutions,’’ held by PIR Center on October 4, 2012 in Moscow.