[Jurnal] Assad: Rezim Suriah dan Strategic Worldview (6)

Artikel ini adalah intisari dari jurnal di Comparative Strategy yang berjudul Bashar’s Syria: The Regime and its Strategic Worldview, yang dipublikasikan secara online pada 23 Februari 2007 di tautan ini: http://dx.doi.org/10.1080/01495930601105412. Perspektif, analisis, dan kesimpulan yang dilakukan penulis jurnal tidak mencerminkan sikap ICMES. Pemuatan artikel ini bertujuan untuk mempelajari model-model analisis yang dilakukan para ilmuwan dari berbagai latar belakang, dengan tujuan akademis.Selanjutnya, ICMES akan membuat tulisan [Commentary] yang berisi tanggapan ilmiah atas artikel paper ini.

[Baca Bagian kelima]
Trio AssadBasis Kekuasaan Keluarga

Basis kekuasaan keluarga bisa dibilang sebagai karakteristik yang paling konsisten dari sistem patronase. Bashar menjadi presiden Suriah bukan karena ia seorang ‘Bashar’ tetapi karena ia adalah seorang ‘Al Assad’. Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa Bashar menyadari fakta bahwa ia dipilih dalam rangka untuk menjaga keluarga yang berkuasa, terikat dengan keluarga dan keluarga adalah pilar utama kekuasaan.

Di lingkaran keluarga internal Bashar:

  • Ibu dari Bashar adalah Anisa Makhlouf, yang secara luas dianggap sebagai ‘keeper of the seal’ dan simbol kekompakan keluarga.
  • Kakak perempuan Bashar, Bushra. Sosoknya tegas dan mendominasi, sementara suaminya Asef Shawkat dianggap paling berpengaruh dari klannya. Pasangan ini memiliki julukan populer sebagai ‘ the royal couple’. Ironisnya, mungkin Asef yang paling mirip dengan Hafez jika dilihat dari model operandi politik dan modus keamanannya. Ia cerdas, rendah hati, menjauhkan diri dari seragam militer ketika tidak diperlukan dan lebih memilih jas mahal. Ia sangat percaya diri, lugas, dan bijaksana. Penampilannya sebagai perwira muda kala menekan pemberontakan Ikhwanul Muslimin di Suriah berarti ia juga memiliki reputasi sebagai seorang pria yang kejam. Sementara Bushra dipandang sebagai wanita besi, dianggap memiliki kekuatan yang berada di belakang Bashar dan suaminya. Karakternya yang keras kepala terbukti dengan pernikahannya dengan Asef yang tanpa restu orang tua, namun belakangan ia berhasil meyakinkan orangtuanya untuk menerima suaminya. Bushra berpendidikan tinggi (bergelar PhD), dan dianggap paling tepat mengikuti peran ayahnya, andai saja ia terlahir bukan sebagai seorang wanita.
  • Adik dari Bashar, Maher. Ia dianggap sebagai anggota keluarga yang ‘premanisme’ dan tidak terkendali dari keluarga. Ia adalah seorang kolonel Republican Guards dan ditempatkan di sekitar Damaskus.
  • Adik Bashar lainnya, Majed. Namun ia memiliki keterbelakangan mental dan emosional.

Lingkaran keluarga meliputi:

  • Keluarga Makhluf (keluarga dari pihak ibu Bashar), termasuk Adnan Makhluf dan anak-anaknya Rami dan Ihab, yang kekayaannya diperkirakan lebih dari $ 3 miliar, dengan asetnya di bidang real estate, perbankan, zona perdagangan bebas di sepanjang perbatasan Lebanon, toko bebas bea, dan SyriaTel (jaringan telepon selular). Rami Makhluf dikatakan sangat dekat dengan Bushra dan Asef, serta memiliki hubungan bisnis dengan Maher. Anggota ketiga yaitu Mohannad Makhluf, tinggal di Amerika Serikat.
  • Keluarga Shaleesh, termasuk Jenderal Dhu al-Himma (Zuheir) Shaleesh, Asef Isa Shaleesh, manajer umum SES (yang bertransaksi peralatan militer dengan Irak) adalah sepupu Bashar. Mayjen Dhu Himma Shaleesh (pemegang saham utama di SES) memimpin brigade keamanan penjaga presiden.

Sementara ada juga keretakan antara keluarga Al-Assad, sebagai berikut:

  • Perpecahan antara Hafez dengan saudara-saudaranya Rifaat dan Jamil pada tahun 1980-an, yang kemudian berlanjut pada generasi kedua.
  • Konflik antara Maher Al Assad dan iparnya, Asef Shawkat.
  • Pasang surut dalam hubungan antara keluarga Makhlouf dan Maher Al Assad di satu sisi, dan hubungan erat antara Bushra dan Rami Makhlouf di sisi lain.
  • “Kambing hitam” dari keluarga, sepupu Bashar yaitu Numeir Al Assad yang memimpin geng di Latakiya dan ditangkap, dan Mundher Al Assad, putra dari Jamil yang ditangkap (2005) di bandara Beirut.

Hal ini menunjukkan bahwa Bashar memiliki komitmen yang berbeda terhadap keluarga besarnya. Menurut beberapa laporan, ketegangan antara Maher dan Rami Makhlouf dianggap sebagai pemicu atas pemindahan pusat kegiatannya ke Dubai. Anggota lain dari generasi tua dari keluarga Assad telah dikesampingkan atau bahkan dibuang. Misalnya saudara Hafez Al Assad yaitu Rifaat Al-Asad, dan putranya Somar. Juga saudara Hafez lainnya yaitu Jamal yang meninggal pada tahun 2004 setelah dikesampingkan selama beberapa waktu. Rifaat dan Somar adalah satu-satunya anggota keluarga yang jelas-jelas menentang Bashar. Ia menawarkan diri sebagai penguasa saat Hafez sakit pada tahun 1981, namun akhirnya ia meninggalkan Suriah karena diasingkan.

Rifaat secara kontinyu mempromosikan pencalonan dirinya sebagai pengganti Bashar, namun ia hanya memiliki sedikit pengaruh di dalam wilayah Suriah dan puncak pencapaiannya adalah sebagai Kepala “Defence Companies” yang kurang terkenal — yang telah menjatuhkan Ikhwanul Muslimin di Ham’ah pada tahun 1981 – yang merupakan cacat politik bagi Partai Ba’th di masa depan. Meski demikian, Rifaat memiliki kekuatan khusus. Misalnya ia masih bisa memberikan perintah terhadap tentara dan masyarakat Alawite yang loyal. Rifaat juga memiliki hubungan pribadi dengan Raja Arab Saudi, Abdullah (salah satu istri Rifaat adalah adik dari istri Raja Abdullah), dan perkawinan poligaminya, pernikahan putera dan puterinya, telah menghasilkan aliansi yang kuat dan hubungan lintas sektor dengan keluarga dan klan yang bergensi di Suriah.

Bashar memiliki seorang istri yaitu Asma (Emma) Akhras Al Assad. Asma lahir di London pada tahun 1975, putri dari keluarga Sunni kaya asal Suriah. Ayahnya, Fawaz Akhras, adalah seorang ahli jantung dan ibunya, Sahar, menjabat sebagai sekretaris pertama Kedutaan Suriah di London. Asma mengambil gelar dari King College di Universitas London dan bekerja sebagai seorang analis ekonomi.

Sedikit yang diketahui tentang hubungan antara Bashar dan Asma sebelum pernikahan mereka, kecuali bahwa Bashar bertemu Asma selama studinya di London dan mereka menjalin hubungan, meskipun pernikahannya setelah ia menjadi presiden merupakan sebuah kejutan karena tidak adanya laporan bahwa mereka berpacaran. Pasangan ini kemudian memiliki tiga anak-anak, Hafez, Zein, dan Kareem. Menurut beberapa laporan, ibu Bashar menentang pernikahan dengan alasan bahwa Asma adalah Sunni.

Beberapa sumber telah menunjukkan bahwa ayah Asma, meskipun ia hidup di luar Suriah, ia adalah seorang patriot Suriah dan mewariskan semangatnya itu kepada putrinya dalam pandangan dunia pan-Arab. Tidak seperti ibu Bashar, yang jarang muncul di depan publik, Asma telah memainkan peran publik yang relatif menonjol. Namun, tidak ada tanda bahwa Asma terlibat sebagai penasehat atau berpengaruh terhadap masalah nondomestik (seperti campur tangan Suriah di Lebanon ataupun proses perdamaian dengan Israel).

Selain itu, ada juga keluarga besar Alawite seperti Nasef Kheir Bek, Khouli, Haydar, Kana’an, Umran, dan Duba. Keluarga-keluarga ini menyusun nomenklatura pada zaman Hafez dan banyak dari generasi kedua yang bisa dapat ditemukan di partai ataupun aparatur negara, khususnya di bidang militer.

Banyak dari keluarga-keluarga ini telah menjalin hubungan pernikahan dengan satu sama lain dan bahkan dengan keluarga Sunni terkemuka. Contohnya:

  • Dalam keluarga Al Assar, Rifaat bisa dibilang yang terdepan dalam membentuk aliansi melalui pernikahan. Ia menikah dengan empat wanita: Amira, sepupunya sendiri; Sana ‘Makhlouf (dari’ keluarga Alawite); Raja Barakat (dari keluarga Sunni di Damaskus yang kaya); Lina Al Khayer (dari suku Alawit Al Khayer yang kuat) dan adik dari istri Raja Abdullah dari Arab Saudi. Generasi kedua dari keluarga Rifaat ini telah disemen hubungannya dalam komunitas Alawite. Putrinya Lamia menikah dengan ‘Ala al-Fayad, putra Jenderal Shafiq al-Fayad (dari Alawit terkemuka klan al-Fayad). Putra sulungnya Mudar menikahi Mei Haydar, putri dari multi-jutawan Mohammad Haydar (dari suku Alawite Khayyatin), dan putrinya Tumadhir menikah dengan Mu’ein Nasef Kheir Bek. Sementara pernikahan Bashar dengan Asma nampaknya tidak memiliki motif politik. Perkawinan Bushra untuk Asef Shawkat secara politis juga tidak menguntungkan mengingat Asef Shawkat adalah seorang perwira militer yang telah bercerai, dan berasal dari suku Alawite yang tidak terkemuka.
  • Keluarga Tlas, yang dihubungkan oleh perkawinan antara keluarga Sunni Al Jabari dari Aleppo melalui istri dari Tlas yaitu Lamia, dan istri dari Firas Tlas yaitu Rania. Keluarga Tlas juga dikaitkan dengan pernikahan kelas atas di Damaskus, dengan keluarga Kheir). Klan Al Jabiri termasuk di dalamnya reformis Mustafa Al Jabiri. Firas Tlas adalah seorang pengusaha dan mengepalai MAS (Min Ajli Suriya, “For the Sake of Syria”) kelompok keuangan dan Manaf Tlas adalah seorang perwira senior di Republican Guards, dekat dengan Bashar, dan sejak Juni 2000 menjari angggota Komite Sentral Partai Ba’th.
  • Klan Kheir Bek dari suku Alawit Kalabiyya (suku keluarga Assad) menempati/ menjadi perwakilan partai dan aparat keamanan. Klan ini juga dihubungkan dengan pernikahan keluarga mantan Wakil Presiden ‘Abd al-Halim Khaddam. Sedangkan untuk keluarga Assad, ada pernikahan antara putri Rifaat, Tumadhir, dengan Mu’ein Nasef Kheir Bek.
  • Keluarga Makhlouf (dari suku Alawit Haddadin) terhubung ke keluarga Al Assad oleh Anisa Makhlouf (ibu Bashar) dan Sana ‘Makhlouf (salah satu dari istri Rifaat).
  • Keluarga Kana’an (Ghazi Kana’an, menteri dalam negeri yang “melakukan bunuh diri” sesuai dengan laporan Mehlis) juga berasal dari suku Kalabiyya. Ghazi Kana’an adalah kerabat jauh dari ibu Bashar dan keluarga Kana’an juga terikat pernikahan dengan keluarga Al Assad melalui pernikahan adik Ghazi, Yarob, dengan putri Jamil Al Assad.
  • Keluarga Al Fayad, anak-anak Shafiq al-Fayad (pensiunan Jenderal ‘penjaga tua’ dari suku Alawtie Kalabiyya) semuanya menikah dengan elit Suriah . Anak laki-lakinya ‘Ala menikah dengan putri Rifaat Al Assad; putranya Marwan menikah dengan Nada Nahas (Syiah, keluarga pemilik Nahas Group); anak lain, George menikah dengan Rania Boulad (Kristen).
  • Keluarga Khaddam. Abd al-Halim Khaddam memiliki dua anak laki-laki (Jamal dan Jihad) dan satu anak perempuan. Salah seorang putranya menikah ke dalam keluarga tua Damaskus Al Attasi. Cucunya yang dikenal di lingkaran sosial Damaskus yang gemar pamer kekayaan menikah dengan putera Rafiq Al Hariri.

[Lanjut ke bagian enam]