Rangkuman Berita Utama Timteng, Senin 31 Oktober 2016

Jakarta, ICMES:  Majelis Ulama Yaman, Rabitah al-Ulama al-Yaman, mengutuk klaim Arab Saudi dan sekutunya bahwa para pejuang Ansarullah (Houthi) melesatkan rudal ke arah Mekkah al-Mukarramah,.

Memasuki hari kedua partisipasi dalam operasi pembebasan kota Mosul, Irak utara, pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi terlibat pertempuran sengit melawan para kombatan teroris takfiri ISIS di barat daya Mosul.

Rusia mengerahkan tigal kapal selam bersenjatakan rudal jelajah yang dua di antaranya bertenaga nuklir untuk menyusul angkatan laut Rusia yang berada di Suriah.

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Syeikh Nabil Qaouk menyatakan  terpilihnya sebagai presiden Lebanon sebagai pertanda kekandasan sepak terjang rezim Arab Saudi di Lebanon.

Berikut ini rangkuman berita selengkapnya;

Majelis Ulama Yaman Kutuk Klaim Rudal Yaman Sasar Mekkah

Organisasi Ikatan Ulama Yaman, Rabitah al-Ulama al-Yaman, mengutuk klaim Arab Saudi dan sekutunya bahwa para pejuang Ansarullah (Houthi) melesatkan rudal ke arah Mekkah al-Mukarramah, tanah suci tempat Baitullah dan kiblat umat Islam berada.

“Para alim ulama Yaman telah mengikuti dengan penuh takjub serangan propaganda sensional, kebohongan nyata, dan kedustaan besar yang disebar luaskan oleh media negara-negara agresor itu. Media itu menebar klaim palsu dan fitnah bahwa bangsa (Yaman)  -yang dikenal yang bijaksana, beriman, dan disaksikan oleh sejarah sebagai bangsa yang berakhlak tinggi dalam keadaan damai maupun perang ini- berusaha membidik kiblatnya yang mulia, Kaabah, dan tempat-tempat suci Islam,” bunyi statemen Rabitah al-Ulama al-Yaman, sebagaimana dilansir situs organisasi ini, yemenscholars.com, Sabtu (29/10/2016).

Statamen Rabitah al-Ulama al-Yaman menambahkan, “Para ulama Yaman mencela cara-cara kotor, kedustaan, kebohongan, dan kesaksian palsu yang dianggap baik oleh negara-negara agresor untuk menutup kejahatan-kejahatan besar mereka di mana yang terbaru diantaranya ialah kejahatan besar terhadap para pelayat.”

Ikatan Ulama Yaman menyatakan bahwa fitnah dan dusta sengaja ditebar oleh negara-negara agresor untuk menjustifikasi kontinyuitas kejahatannya terhadap bangsa Muslim Yaman dan mencemarkan citra bangsa ini dalam membela tanah airnya.

Rabitah al-Ulama al-Yaman menyerukan kepada segenap kaum merdeka dunia, Muslim maupun non-Mulim, agar berpihak kepada bangsa tertindas Yaman dan tidak percaya begitu saja kepada fitnah dan agitasi Saudi dan sekutunya.

Relawan Irak Bebaskan Wilayah Seluas Ratusan Kilometer di Barat Mosul

Memasuki hari kedua partisipasi dalam operasi pembebasan kota Mosul, Irak utara, pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi terlibat pertempuran sengit melawan para kombatan teroris takfiri ISIS di barat daya Mosul, Minggu (30/10/2016). Pasukan ini menyatakan juga akan memburu ISIS hingga ke wilayah Suriah.

al-Hashd al-Shaabi melancarkan operasi untuk membebaskan kota Tal Afar dan untuk memutus jalur-jalur suplai ISIS antara Mosul dan Raqqah yang menjadi markas besar ISIS di Suriah.

“Operasi ini bertujuan memutus suplai antara Mosul dan Raqqah, memperketat kepungan terhadap ISIS di Mosul, dan membebaskan Tal Afar,” ungkap Ahmad al-Asari, juru bicara al-Hashd al-Shaabi.

Dia juga menyebutkan bahwa operasi yang dimulai Sabtu (30/10/2016) itu juga bertujuan membebaskan kota Hatra dan Tal Abta.

Di hari pertama operasinya, pasukan relawan ini berhasil membebaskan kawasan seluas 244 km persegi dari cengkraman ISIS serta mengepung kawanan teroris ini di beberapa desa. Sejauh ini mereka telah mencapai desa Amraini yang berjarak 45 km dari pusat kota Tal Afar.

Sebelumnya dia pernah mengatakan bahwa pihaknya juga akan berjuang menumpas ISIS di wilayah Suriah. “Kami juga memburu kelompok teroris ISIS di dalam wilayah Suriah,” tegasnya.

Sementara itu, sumber di provinsi Nineveh, Irak utara,  melaporkan bahwa kelompok teroris ISIS instruksikan pemenggalan 50 anggotanya karena diketahui telah kabur dari medan pertempuran melawan pasukan Irak.

Sumber lain dari Mosul mengatakan bahwa ISIS juga mengeksekusi 22 warga sipil di pusat kota ini dengan sengatan listrik, dan memutus daun telinga 25 anggota karena kabur dari medan perang.

Rusia Kerahkan Kapal Dua Selam Nuklir ke Suriah

Angkatan Laut Inggris dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengaku telah melacak kapal selam bertenaga nuklir kelas Project 971 alias Shchuka-B yang oleh NATO disebut “Akula” dan kapal selam kelas Kilo bertenaga diesel saat ketiganya bergerak untuk bergabung dengan armada yang dipimpin kapal induk Admiral Kuznetsov.

“Rusia sekarang memiliki kapal selam di Med (Laut Tengah),” kata sumber senior angkatan laut kepada  Sunday Times.

Kapal selam itu dikuatirkan membawa rudal jelajah Kalibr yang dapat digunakan untuk meningkatkan serangan terhadap kota Aleppo timur, Suriah, tempat pemberontak dan teroris dikepung oleh pasukan Suriah dan sekutunya.

Belum lama ini, Rusia juga menunjukkan taringnya dengan memamerkan foto pertama rudal nuklir balistik terbaru yang sedang dipersiapkannya, RS-28 Sarmat.

Terpilihnya Presiden Libanon Tandai Kekandasan Saudi

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Syeikh Nabil Qaouk menilai  terpilihnya sebagai presiden Lebanon sebagai pertanda kekandasan sepak terjang rezim Arab Saudi di Lebanon.

“Terpilihnya presiden merupakan kemenangan nasional, historis, dan strategis Lebanon sekaligus merupakan deklarasi kegagalan siasat dan konspirasi Saudi, termasuk pemvetoan nama calon yang kuat, nasionalis dan populis,” katanya, Minggu (30/10/2016).

Dia menambahkan, “Perkembangan politik di Lebanon secara resmi mengonfirmasikan kekakandasan politik Saudi di kawasan, termasuk Lebanon.”

Menurutnya, rezim Riyadhlah yang bertanggungjawab atas kevakuman jabatan presiden Lebanon selama dua setengah tahun akibat tervetonya nama Michel Aoun.

Di bagian lain pernyataannya, Qaouk mengatakan bahwa para pejuang muqawamah (resistensi) Hizbullah tidak akan melepaskan tanggungjawabnya membela negara dan bangsa Lebanon, dan akan terus berjuang melawan para teroris takfiri di Suriah.

“Sekarang para pejuang muqawamah dan tentara Suriah sedang berperang melawan gerombolan-gerombolan takfiri yang didanai dan dipersenjatai oleh Saudi,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa Saudi berambisi menyulap Suriah menjadi basis kelompok-kelompok teroris takfiri semisal ISIS dan Jabhat al-Nusra. Karena itu, lanjutnya, jika ambisi ini tercapai maka Lebanon akan terancam langsung dan berpotensi ikut menjelma menjadi negara radikal takfiri.

 (mm/saba/yemenscholars.com/raialyoum/aljazeera/alsumarianews/independent/irna)