Rangkuman Berita Utama Timteng, Senin 3 April 2017

Jakarta, ICMES: 40 teroris ISIS tewas ketika bermaksud menyerang para peziarah Muslim Syiah di kota Samarra, sementara pemimpin besar ISIS diduga terkepung di Mosul.

Tentara Suriah mulai melancarkan serangan masif untuk pembebasan kota Halfaya,provinsi Hama.

OKI mengecam keras keputusan baru Rezim Zionis Israel untuk proyek pembangunan permukiman warga Zionis di Tepi Barat.

Berita selengkapnya;

Bermaksud Serang Peziarah Muslim Syiah, 40 Anggota ISIS Temui Ajal

Media War Cell (WMC) yang bernaung di bawah Kemhan Irak menyatakan 40 teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), beberapa di antaranya komandan, tewas ketika bermaksud melancarkan serangan teror terhadap para peziarah Muslim Syiah di kota Samarra, 125 utara Baghdad, Irak.

Dilaporkan bahwa puluhan teroris itu menemui ajalnya akibat serangan udara terhadap kamp militer di kawasan al-Jazirah, Samarra, hingga kamp ini luluh lantak bersama sejumlah tempat penginapan di dekatnya.

“Setelah gerombolan teroris ISIS mendapat serangan mematikan dari para pejuang pasukan keamanan kami mereka lantas berusaha mencari tempat berpijak di sana sini, tapi para ksatria gagah berani Irak meneropong mereka. Para pecundang ISIS merencanakan serangan teror di kota Samarra terhadap para peziarah (makam) dua imam Askari (as), dan menyiapkan 12 penyerang bunuh diri dan empat bom mobil di bawah pimpinan penjahat berjulukan Abu Abdurrahman,” ungkap WMC, Minggu (2/4/2017).

Lembaga ini melanjutkan, “Melalui pengintaian cermat oleh sel elang intelijen terhadap tempat-tempat keberadaan ISIS di kawasan al-Jazirah terpantaulah pergerakan di tempat-tempat penginapan yang ada dan di kamp militer tempat mereka berlatih. Bertolak dari informasi sel elang intelijen Kemendagri dan dengan koordinasi komando operasi gabungan, jet-jet tempur pasukan udara telah menghancurkan kamp tersebut dan penginapan-penginapan yang ditempati para penyerang bunuh diri.”

Mengenai akibat serangan ini WMC menjelaskan, “Operasi ini menyebabkan 25 teroris tewas dalam kamp, sebagaimana 15 lainnya juga binasa dalam penginapan, 10 di antaranya penyerang bunuh diri.”

Samarra sejak dua hari sebelumnya didatangi oleh jutaan peziarah untuk memperingati kesyahidan salah satu imam kaum Muslim Syiah, Imam Ali al-Hadi ra, yang makamnya berada di Samarra. (alalam/rayalyoum)

Al-Baghdadi Diduga Terkepung di Mosul

Sosok misterius pemimpin besar kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi, diduga mendekam di kawasan yang dikepung oleh pasukan Irak di kota Mosul, Irak utara. Demikian dikatakan oleh sumber militer Irak kepada Sputnik milik Rusia, Minggu (2/4/2017).

“10 hari lalu ISIS berusaha membawa beberapa anggotanya dengan 40 mobil yang dikawal sejumlah tank dari Suriah ke Tal Afar (53 km barat Mosul). Mereka berusaha memecah kepungan terhadap para teroris ISIS di Tal Afar untuk kemudian bergerak memecah kepungan terhadap kawasan-kawasan Mosul yang dikuasai ISIS,” terang sumber anonim itu.

Dia menambahkan, “Upaya ini ditujukan untuk menarik keluar kawanan bersenjata dari Mosul, atau membawa keluar Abu Bakar al-Baghdadi, dan ada kemungkinan pemimpin ISIS berada di kawasan ini.”

Al-Baghdadi sudah sekian lama menjadi teka-teki keberadaannya. Keterangan sebelumnya dari sumber Irak lain menyatakan al-Baghdadi kemungkinan menderita luka akibat serangan udara pasukan koalisi internasional di wilayah perbatasan Irak-Suriah pada Maret lalu.

Sementara itu, sumber keamanan Irak mengatakan sedikitnya 32 teroris ISIS tewas dalam kontak senjata dengan pasukan Irak di Mosul barat, Minggu.

“Puluhan kawanan bersenjata ISIS menyerang posisi-posisi pasukan kepolisian federal dan pasukan reaksi cepat (bernaung di bawah Kemendagri) di distrik al-Sinaa lama  di kawasan Arab, barat daya Mosul, dengan memanfaatkan kondisi cuaca buruk (berkabut). Terjadi kontak senjata antara ISIS dan pasukan Irak selama lebih dari tiga jam berturut-turut dengan menggunakan berbagai jenis senjata, dan pasukan Irak berhasil mematahkan serangan ini,” ujar Letkol Dargham Maqdam al-Khafaji, perwira polisi Irak, kepada kantor berita Turki, Anadolu.

Dia menambahkan, “Lebih dari 32 kawanan bersenjata tewas dan  satu motor berbahan peledak hancur sehingga para ekstrimis terpaksa mundur ke posisi-posisi yang masih mereka kuasai di Mosul barat.”

Dia juga mengatakan bahwa delapan orang juga tewas dan empat lainnya terluka di pihak pasukan Irak. (irna/alsumarianews/raialyoum)

Tentara Suriah Memulai Operasi Pembebasan Kota Khalfaya

Tentara Suriah yang didukung kelompok-kelompok bersenjata negara ini mulai melancarkan serangan masif untuk pembebasan kota Halfaya,25 kilometer barat laut kota Hama, provinsi Hama.

Sumber-sumber militer Suriah, Minggu (2/4/2017), menyatakan operasi militer itu dimulai pagi hari dan terjadi pertempuran di kawasan yang berjarak 1 kilometer selatan Halfaya.

Satuan-satuan pasukan artileri Suriah mengadakan persiapan untuk kemajuan pasukan darat menuju Halfaya yang menjadi salah satu markas terakhir teroris di provinsi Hama, karena para teroris dalam beberapa hari terakhir terdesak mundur oleh pasukan Suriah di banyak kawasan sekitar Halfaya.

Tentara Suriah juga terus mengejar para teroris yang mundur ke arah perbatasan provinsi Idlib, dan sebanyak lebih dari 16 desa dan daerah permukiman di kawasan ini telah disterilkan dari teroris dan bahan peledak mereka.

Sejak 21 Maret lalu kelompok-kelompok teroris Jabhat al-Nusra, Partai Islam Turkestan, Jaish al-Nasr, Jaish al-Izza, Abna al-Sham dan Pasukan Pembebasan Idlib melanggar gencatan senjata, menyerang posisi-posisi tentara Suriah, dan menduduki beberapa desa dan permukiman di kawasan utara dan barat laut Hama.

Menurut keterangan beberapa sumber, tak kurang dari 10,000 teroris terlibat dalam serangan ini, dan sejauh ini sebanyak lebih dari 1,200 orang di antara mereka tewas dalam pertempuran dengan tentara Suriah.

Tentara Suriah lantas mengerahkan pasukan dan perlengkapan militer besar-besar ke kawasan ini, dan sejauh ini beberapa desa dan perkampungan berhasil direbut kembali oleh tentara Suriah.

Kota Halfaya sendiri diduduki kawanan teroris dan pemberontak sejak Agustus 2016. (irna)

OKI Kecam Keras Keputusan Pembangunan Permukiman Zionis

Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Yusuf bin Ahmed Al-Othaimeen mengecam keras keputusan baru Rezim Zionis Israel untuk proyek pembangunan permukiman warga Zionis di Tepi Barat.

“Semua permukiman Rezim Zionis di wilayah pendudukan Palestina ilegal, sesuai undang-undang internasional dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB, khususnya No. 2334 Dewan Keamanan yang dirilis 23 Desember 2016,” kecamnya, Minggu (2/4/2017).

Dia mengatakan, “Kebijakan pembangunan dan perluasan permukiman Rezim Zionis merupakan pelanggaran terbuka terhadap hak bangsa Palestina dan mencerminkan upaya rezim ini untuk mengabaikan Solusi Dua Negara (pembentukan dua negara Palestina dan Israel – red).”

Sekjen OKI mendesak Dewan Keamanan PBB agar menerapkan resolusi-resolusinya dan menekan Israel supaya menghentikan pembangunan permukiman serta memenuhi janj-janjinya kepada khalayak internasional.

Keputusan Israel tersebut mendapat kecaman bukan hanya dari OKI, melainkan juga banyak negara, dan dengan keputusan ini Israel akan kembali menerapkan proyeknya itu untuk pertama kalinya sejak 1999.

Negara-negara Arab dalam Konferensi Tingkat Tingginya ke-28 di Yordania belum lama ini menegaskan solidaritas dan kekompakan penuh mereka kepada Palestina dan hak bangsa ini untuk mendirikan negara merdeka di dalam wilayah perbatasan 1967 dengan ibu kota Baitul Maqdis (al-Quds/Yerussalem).

Solusi Dua Negara mengemuka pasca kekalahan Arab dalam perang melawan Israel pada tahun 1967. Solusi ini kemudian dikukuhkan dalam resolusi 242 Dewan keamaan PBB pada November 1967.

Sejauh ini sebanyak 400 ribu pemukim Zionsi dan 2,8 juta penduduk Palestina tinggal di Tepi Barat, dan masih ada dua ribu pemukim Zionis lain yang tinggal di Baitul Maqdis timur. (alyoum7)