Rangkuman Berita Utama Timteng, Senin 10 Oktober 2016

serangan-saudi-di-sanaaJakarta, ICMES: Sejak Sabtu lalu (8/10/2016) Timteng digemparkan oleh serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap perkumpulan para pelayat di Sanaa, ibu kota Yaman, yang menyebabkan sekitar 140 orang orang meninggal dunia dan 525 lainnya luka-luka. Sebagai reaksi atas tragedi ini, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman Sayyid Abdel Malik al-Houthi, menyerukan mobilisais umum untuk melawan dan membalas brutalitas Arab Saudi dan sekutunya.

Pasukan koalisi pimpinan Saudi membantah melakukan serangan biadab tersebut. Namun keterangan para pejabat lokal Yaman dan para saksi mata menegaskan bahwa tragedi itu terjadi akibat serangan udara yang memang hampir setiap hari dilancarkan oleh pasukan tersebut. Karena itu, kecaman duniapun, terutama Iran, mengalir terhadap Arab Saudi.

Berikut ini pemberitaan yang mewarnai media Timteng seputar tragedi yang disebut-sebut sebagai paling brutal dan berdarah dalam perang Yaman itu:

Al-Houthi Bersumpah Akan Ganjar Kejahatan Arab Saudi  

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman Sayyid Abdel Malik al-Houthi, Minggu (9/10/2016), menyatakan bahwa kekejaman Arab Saudi dan sekutunya yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) sudah sedemikian jauh melampaui batas sehingga bahkan menyulitkan posisi AS.

Dia  menyebutkan bahwa kejahatan Saudi tak mengenal siapapun karena para korban pembantaian massal Saudi itu bukan dari kalangan Ansarullah, kelompok yang  paling dimusuhi oleh Saudi dan sekutunya.

Dia kemudian menyerukan mobilisais umum untuk melawan dan membalas brutalitas Arab Saudi dan sekutunya.

“Kita sekarang harus bergerak lebih optimal… Tanggungjawab kini semakin basar sehingga siapapun tidak boleh berperan sebagai figuran. Orang yang pulang dari medan pertempuran karena satu dan lain hal atau karena faktor kondisi tertentu harus kembali ke sana. Orang yang mampu berperang tidak boleh tinggal di dalam rumah,” serunya kepada rakyat Yaman.

Pasukan koalisi pimpinan Saudi dalam statamennya Sabtu lalu menepis anggapan bahwa pihaknya telah melakukan serangan tersebut. Mereka menyatakan akan segera dilakukan penyelidikan atas peristiwa ini dengan “menggunakan para ahli AS.”

Pasukan Elit Iran Pastikan Rakyat Yaman Akan Balas Serangan Brutal Saudi

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran/IRGC) mengecam keras serangan brutal pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang menewaskan ratusan pelayat di Sanaa, ibu kota Yaman, dan menyebutnya “hasil konspirasi Amerika Serikat, Zionis dan Saudi.”

“Bangsa Yaman yang resisten dan Muslim di bawah komando gerakan Ansarullah yang tangguh dan berbasis kerakyatan di Yaman pasti akan menghunus pedang pembalasan untuk memberi rezim Saudi dan para penjahat pendukungnya pelajaran yang tak akan terlupakan untuk selamanya. Rezim Saudi telah menjejakkan langkah barunya yang besar menuju kehancuran,” tegas IRGC, Minggu (9/10/2016).

Iran Serukan Pembukaan Blokade Udara Yaman

Pemerintah Iran menyerukan kepada pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi agar menyudahi blokade udaranya terhadap Yaman demi membuka jalur udara untuk pengiriman bantuan dan pemberian pertolongan secepatnya kepada para korban luka serangan udara Saudi dan sekutunya terhadap para pelayat di Sanaa, ibu kota Yaman.

“Republik Islam Iran siap mengirim bantuan kemanusiaan, termasuk tim medis, bahan makanan dan obat-obatan kepada para korban luka, di samping evakuasi mereka ke rumah sakit Iran untuk mendapatkan perawatan,” ujar juru bicara Kemlu Iran Behran Ghasemi, Minggu (9/10/2016).

Dunia Kecam Kebrutalan Saudi dan Sekutunya di Yaman

Kemlu Rusia, Minggu (9/10/2016), merilis statemen berisikan kutukan terhadap serangan brutal Arab Saudi dan sekutunya yang menewaskan ratusan pelayat di Sanaa, ibu kota Yaman, Sabtu (8/10/2016).

Kemlu Rusia menyampaikan ucapan belangsungkawa kepada keluarga koban, dan menyerukan supaya tragedi pembantaian massal ini diselidiki secara obyektif.

“Serangan seperti ini, yang menjatuhkan korban sipil tak berdosa sebanyak itu membangkitkan keprihatinan dan kecaman…  Harus ada penyelidikan secermat dan seobyektif mungkin…  dan para pelakunya harus diberi hukuman setimpal dan keras,” ungkap Kemlu Rusia.

Juru bicara dewan keamanan nasional Gedung Putih Ned Price menyatakan insiden ini telah mendorong Washington  untuk mulai meninjau ulang dukungan AS yang sejauh ini sudah berkurang kepada pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

“Berkenaan dengan peristiwa ini dan berbagai peristiwa lain yang terjadi belakangan ini, kami segera mulai meninjau ulang dukungan kami, yang sudah berkurang secara signifikan, kepada koalisi pimpinan Saudi,” katanya.

Pejabat Kantor Kemlu Inggris di Timur Tengah Tobias Ellwood kepada Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris di London, Mohammad bin Nawaf bin Abdulaziz, menyatakan prihatian atas serangan udara Saudi dan sekutunya tersebut.

“Foto-foto dari lokasi kejadian menyakitkan,”katanya, sembari menyerukan penyelidikan atas kejadian ini.

Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam statemennya menyatakan “laporan awal” menduga kuat bahwa serangan itu berasal dari pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang membantah telah melakukan serangan tersebut.

“Serangan disengaja terhadap warga sipil tak dapat diterima sakali,” kecam Ban.

Dia menambahkan bahwa kasus ini harus diselidiki secara independen dan secepatnya, dan orang-orang yang bertanggungjawab atas kejadian diproses di pengadilan.

Saudi Tiru Pola ISIS Dalam Tgaredi Sanaa

Tragedi serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Sanaa, ibu kota Yaman, Sabtu (8/10/2016) mirip dengan pola serangan teror kelompok teroris ISIS, di Irak dan negara-negara lain, yaitu melancarkan dua tahap serangan di mana tahap keduanya dilakukan setelah banyak orang berkerumun untuk menyelamatkan para korban serangan pertama, sehingga jumlah korban menjadi berlipat ganda.

Rima Kamal  dari Komite Internasional Palang Merah yang juga kebetulan juga merupakan saksi mata bercerita kepada RT via telefon,”Kami mendengar ledakan pertama ketika kami keluar. Saya melihat orang-orang berlarian, banyak di antara mereka berdarah-darah, dan ada yang kehilangan anggota tubuhnya. Semuanya berlumur darah. Puluhan atau ratusan terluka. Orang bergegas untuk membantu membawa korban luka ke rumah sakit, dan kemudian terjadi serangan susulan.”

(almasirah/alalam/raialyoum/afp/reuters/rt/irna)