Rangkuman Berita Utama Timteng, Selasa 25 April 2017

terima kasih rusiaJakarta, ICMES: Kemhan Rusia menyatakan tentara Suriah siap menghentikan operasi militernya di Khan Shaykhun agar para pakar datang ke daerah ini untuk melakukan penyelidikan kasus dugaan serangan bom kimia.

Harian Trud terbitan Bulgaria dalam reportase investigasinya membongkar bahwa kawanan bersenjata di Suriah memperoleh senjata secara terus menerus dari Bulgaria melalui salah satu negara Arab di kawasan Teluk Persia.

Wakil Menlu Suriah Faisal Mekdad menyatakan Moskow telah memberikan peringatan tegas kepada Washington sehingga Amerika Serikat tidak akan melakukan agresi lagi terhadap Suriah.

Berita selengkapnya;

Suriah Siap Hentikan Perang Demi Penyelidikan Bom Kimia Khan Shaykhun

Kemhan Rusia menyatakan bahwa tentara Suriah siap menghentikan operasi militernya di Khan Shaykhun agar para pakar datang ke daerah ini untuk melakukan penyelidikan kasus dugaan serangan bom kimia.

Kemhan Rusia juga mengingatkan bahaya tindakan provokasi baru mengenai adanya penggunaan senjata kimia Suriah, termasuk di provinsi Damaskus.

Direktur Departemen Pengendalian Senjata Kemlu Rusia Mikhail Ulyanov dalam jumpa pers di Moskow, ibu kota Rusia, mengatakan, “Di sana akan ada representasi-representasi baru jenis ini, dan mungkin akan terjadi di provinsi Damakus, dan bisa jadi dalam waktu dekat ini.”

Diplomat Rusia ini tidak menutup kemungkinan bahwa peristiwa di Khan Shaykhun memang terjadi akibat penggunaan senjata kimia, tapi persoalannya ialah siapa dan bagaimana dia mendatangkan senjata ini ke Khan Shaykhun.

Dia mengingatkan bahwa tidak bukti yang menunjukkan bahwa otoritas Suriah menyembunyikan bahan beracun barang satu kilogram setelah fasilitas kimianya dibongkar.

Sementara itu, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengaku heran terhadap keputusan Organisasi Larangan Senjata Kimia (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons /OPCW) untuk tidak membentuk tim pencari fakta peristiwa Khan Shaykhun yang menewaskan sekira 100 orang dan melukai 500 lainnya tersebut.

Dalam jumpa pers bersama  Wakil Tinggi Uni Eropa Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini, Lavrov mengatakan, “Ini mengherankan, karena draf resolusi (usulan Rusia dan Iran) tidak menyinggung apapun kecuali keharusan dilakukannya penyelidikan secara independen, netral, dan transparan, serta pengiriman para ahli ke lokasi kejadian.”

Dia mengaku berharap OPCW  pada akhirnya mengirim tim ahli ke Khan Shaykhun dan pangkalan udara militer Shayrat , dan para anggota tim ini harus melibatkan berbagai pihak dengan jangkaun seluas mungkin di dunia.  (rayalyoum)

Koran Bulgaria Bongkar Fakta Teroris Di Suriah Peroleh Senjata Melalui Negara Teluk

Harian Trud terbitan Bulgaria dalam reportase investigasinya membongkar bahwa kawanan bersenjata di Suriah memperoleh senjata secara terus menerus dari Bulgaria melalui salah satu negara Arab di kawasan Teluk Persia.

Para wartawan reportase ini menyatakan bahwa kapal Marianne Danica adalah yang kapal yang dua kali dalam satu bulan mengangkut senjata buatan Bulgaria dari pelabuhan Burgas di Bulgaria timur menuju suatu negara di Timteng.

Menggunakan bendera Denmark kapal ini tiba di sebuah pelabuhan di kawasan Timteng pada tanggal 6 April 2017 setelah meninggalkan Burgas pada 28 Maret 2017 dengan membawa dua ton senjata buatan Bulgaria.

Sebagaimana dikutip RT, harian Trud menyebutakan bahwa hal itu terkonfirmasi oleh data-data hasil pantauan satelit yang selalu dipublikasi oleh situs marinetraffic.com.

Sebelumnya, kapal ini secara resmi telah mengantar kargo berbahaya yang ditandai dengan kode “Hazard A (Mayor)” yang menurut klasifikasi pengiriman internasional membolehkan kapal mengangkut bahan-bahan peledak dan senjata.

Kiriman barang berbahaya ini diturunkan dari kapal tersebut delapan jam setelah tiba di titik yang telah ditetapkan untuk kemudian kembali lagi ke pelabuhan Burgas di Laut Hitam.

Disebutkan bahwa senjata buatan Bulgaria itu sama sekali tidak nyaman untuk pasukan negara tujuan tersebut yang kebetulan juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Suriah sehingga hanya menggunakan perlengkapan militer produk negara-negara Barat.

Pada Desember 2016 Trud mengungkap adanya senjata buatan Bulgaria di sembilan gudang milik Jabhat al-Nusra, cabang al-Qaeda di Suriah, yang diakui oleh PBB dan khalayak dunia sebagai kelompok teroris, dan persenjataan itu ditinggal di Aleppo timur, Suriah.

Meskipun terdapat peringatan resmi mengenai bahaya pengiriman senjata ke Suriah akibat pemberontakan dan terorisme di negara ini, namun tim jurnalis investigasi Trud menemukan adanya 2 juta amunisi tempur dan  4000 roket Grad di tangan kawanan bersenjata di Aleppo.

Kapal Marianne Danica diketahui Trud melakukan pelayaran minimal dua kali untuk pengiriman senjata belakangan ini. Pelayaran pertama dilakukan pada 7 – 17 Maret 2017 tanpa ada kejadian apapun dalam perjalanan.  (rayalyoum)

Tentara Suriah Tewaskan 300 Teroris, AS Tak Akan Serang Suriah Lagi

Wakil Menlu Suriah Faisal Mekdad, Senin (24/4/2017), menyatakan Moskow telah memberikan peringatan tegas kepada Washington sehingga Amerika Serikat tidak akan melakukan agresi lagi terhadap Suriah seperti yang telah dilakukannya beberapa waktu lalu dengan melepaskan puluhan rudal Tomahawk terhadap pangkalan udara militer Shayrat milik Suriah di Homs.

“Moskow telah memberitahukan kepada Menlu AS Rex Tillerson bahwa Rusia  tidak akan diam jika AS kembali menyerang Suriah, dan setelah inilah Washington segera memberitahukan kepada para pejabat Rusia bahwa mereka tidak akan mengulangi agresinya terhadap Suriah.”

Sementara itu, pasukan pemerintah Suriah berhasil memperkuat eksistensinya di bagian utara provinsi Hama setelah merebut beberapa distrik yaitu al-Masasah, Zur al-Haisah, dan Zur al-Taibah dari tangan kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham alias Jabhat al-Nusra, dalam serangan hebat yang menewaskan sekira 300 teroris.

Sumber militer Suriah menyatakan satu di antara teroris yang tewas adalah Ali al-Abud, pemimpin kelompok yang bernama Failaq Ajnadal-Sham.

Operasi militer tentara Suriah di kawasan tersebut juga telah menghancurkan 20 mobil dari berbagai jenis, dua gudang amunisi, dan dua tank milik Jabhat al-Nusra.

Tentara Suriah menyatakan telah menguasai 80 persen wilayah utara provins Hama setelah merebut dua kota strategis Taiba al-Imam dan Halfaya serta puluhan distrik di sekitarnya dalam pertempuran selama dua hari terakhir.

Di bagian selatan provinsi Hama, tentara Suriah berhasil mematahkan upaya penyusupan kelompok-kelompok bersenjata Jabhat al-Nusra menuju titik-titik militer Suriah di sekitar al-Zarah.

Laporan lain menyebutkan puluhan anggota kelompok teroris ISIS tewas terkena serangan pasukan koalisi internasional dan dalam perang melawan Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) di kota Tabqa, Suriah utara, Senin.  (sana/rayalyoum)