Rangkuman Berita Utama Timteng, Sabtu 8 April 2017

iran suriah dan hizbullahJakarta, ICMES: Kubu resistensi Iran, Suriah, dan Hizbullah dilaporkan sedang mempelajari opsi reaksi perlawanan terhadap serangan Amerika Serikat.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan situasi di Suriah menjurus pada “konflik bersenjata internasional” menyusul serangan rudal Amerika Serikat (AS) terhadap pangkalan udara Suriah.

Tentara Suriah menegaskan akan terus berperang membasmi para teroris meskipun baru saja mendapat serangan rudal dari AS.

Tujuh negara Amerika Latin secara kolektif mengekspresikan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Suriah.

Wakil Presiden dan Mantan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menilai serangan rudal Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah lebih merupakan pesan bagi rezim-rezim pecundang Arab Timteng.

Berita selengkapnya;

Kubu Iran, Suriah dan Hizbullah Pelajari Skenario Perlawanan Terhadap AS

Sumber-sumber yang dekat dengan kubu resistensi Iran, Suriah, dan Hizbullah menyatakan ketiganya  sedang mempelajari opsi reaksi perlawanan terhadap serangan Amerika Serikat (AS).

Mereka menyiapkan skenario perlawanan terhadap agresi musuhnya.  Disebutkan bahwa jika serangan AS berlanjut dengan target-target strategis di Suriah maka opsinya berkisar pada upaya merontokkan jet tempur AS dan menawan para pilotnya hingga diadakannya front menyeluruh untuk menguasai penuh Idlib dan Ghouta Timur.

Selain itu, dibangun pula persiapan untuk menggempur target-target di dalam wilayah Israel bersamaan dengan berlanjutnya serangan AS, dan terbuka pula kemungkinan dibuka front pertempuran besar melawan Israel.

Skenario ini berujung pada kemungkinan meluasnya area konfrontasi yang ditandai dengan serangan terhadap kepentigan-kepentingan AS di Teluk Persia dan menghajar pasukan AS di Irak dan kawasan sekitarnya. (rayalyoum)

ICRC: Kondisi Suriah Menjurus Pada Konflik Bersenjata Internasional

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan situasi di Suriah menjurus pada konflik bersenjata internasional menyusul serangan rudal Amerika Serikat (AS) terhadap pangkalan udara Suriah.

AS telah menembakkan 59 rudal jelajah terhadap sebuah pangkalan yang oleh Presiden Donald Trump diklaim sebagai tempat tentara Suriah meluncurkan jet tempurnya untuk melancarkan serangan senjata kimia mematikan Selasa lalu. Serangan ini dilaporkan sebagai pertama kalinya dilakukan secara langsung oleh AS terhadap pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad selama enam tahun perang di negara ini.

“Operasi militer oleh satu negara terhadap wilayah orang lain tanpa persetujuan pihak lain menjurus pada konflik bersenjata internasional,” ungkap jubir ICRC Iolanda Jaquemet di Jenewa, Jumat (7/4/2017).

“Jadi menurut informasi yang tersedia – serangan AS pada infrastruktur militer Suriah – merupakan situasi yang menjurus pada konflik bersenjata internasional,” lanjutnya.

Tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB maupun Kongres AS, serangan AS dilakukan tentara AS dari kapal-kapal yang berada di Laut Tengah dengan dalih mereaksi serangan bom kimia terhadap kota Khan Sheikhoun, provinsi Idlib. AS menuding serangan ini dilakukan oleh tentara Suriah, namun pemerintah Suriah membantahnya.

Kemlu Suriah menegaskan bahwa serangan bom kimia tersebut sudah direncakan sebelumnya oleh musuh-musuh Suriah supaya dijadikan dalih oleh AS untuk menyerang posisi-posisi tentara Suriah yang sedang berperang hebat melawan kelompok-kelompok teroris, terutama ISIS dan Jabhat al-Nusra. (reuters/irna)

Diserang AS, Perang Suriah Melawan Teroris Jalan Terus

Kepala staf gabungan Pasukan Arab Suriah (SAA) Brigjen Ali Abdullah Ayoub Jumat malam (7/4/2107) menegaskan SAA akan terus berperang membasmi para teroris meskipun baru saja mendapat serangan rudal dari Amerika Serikat (AS).

“Tentara Suriah akan terus memerangi terorisme hingga para teroris musnah, “ tegasnya saat meninjau pangkalan udara Shayrat, tenggara Homs, yang diserang AS Jumat dini hari.

Ali Abdullah meninjau bandara ini atas instruksi Presiden Bashar al-Assad agar melihat langsung kondisi terkini dan kerusakan yang  terjadi di sana akibat serangan AS tersebut.

Di sela-sela peninjauan yang dilakukan bersama sejumlah tentara dan teknisi yang ditempatkan di pangkalan ini dia mengatakan kepada SAA agar bersiaga penuh menghadapi segala kemungkinan buruk.

Dia juga mengapresiasi mental dan kesiapan tentara Suriah serta menegaskan bahwa pangkalan udara Shayrat masih bisa dipakai untuk operasi serangan terhadap para teroris.

“Tindakan agresi demikian tidak akan dapat mengusik tekad dan kehendak angkatan bersenjata untuk membasmi para teroris di wilayah Suriah,” lanjutnya.

Sementara itu, Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam kontak televon dengan sejawat Turkinya, Mevlut Chavusoglu, menegaskan Moskow tak dapat menerima serangan AS tersebut.

“Serangan rudal Washinton menyia-nyiakan upaya Moskow dan Ankara untuk mendapatkan solusi damai bagi krisis Suriah,” katanya.

TV al-Mayadeen dalam sekilas infonya memberitakan tentara Suriah mengavakuasi sebagian jet tempurnya dari pangkalan udara Shayrat sebelum mendapat serangan dari AS. (irna/reuters)

Tujuh Negara Amerika Latin Minta Semua Pihak Tahan Diri Terkait Krisis Suriah

Tujuh negara Amerika Latin, Jumat (7/4/2017), secara kolektif mengekspresikan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Suriah, dan “mengecam keras penggunaan tak manusiawi senjata kimia di negara itu terhadap warga sipil, terutama anak kecil.”

Dalam statemen yang dikeluarkan oleh Kemlu Meksiko, Argentina, Chile, Kolombia, Paraguay, Peru dan Uruguay, tujuh negara ini mendesak semua pihak yang terlibat, termasuk negara-negara berpengaruh di kawasan, supaya bertindak “sangat hati-hati” di Suriah.

Statemen tersebut meminta semua pihak terkait menghindari eskalasi ketegangan di Suriah dan berusaha menemukan solusi politik di bawah naungan PBB untuk konflik Suriah.

Statemen tujuh negara Amerika Latin ini tidak menyinggung serangan puluhan rudal jelajah AS terhadap Suriah Jumat dini hari waktu Suriah. Mereka hanya mengingatkan bahwa semua langkah pencegahan penggunaan senjata kimia hari didukung oleh “seluruh komunitas internasional” sesuai undang-undang internasional.

AS dan sekutunya menuduh tentara Suriah melancarkan serangan bom kimia di kota Khan Sheikhoun, provinsi Idlib, Suriah. Namun Kemlu Suriah membantah keras tuduhan ini dengan menegaskan bahwa serangan bom kimia tersebut sudah direncakan sebelumnya oleh musuh-musuh Suriah supaya dijadikan dalih oleh AS untuk menyerang posisi-posisi tentara Suriah yang sedang berperang hebat melawan kelompok-kelompok teroris, terutama ISIS dan Jabhat al-Nusra. (reuters)

Wapres Irak: Serangan AS Sebenarnya Pesan Bagi Rezim-Rezim Pecundang

Wakil Presiden dan Mantan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menilai serangan rudal Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah lebih merupakan pesan bagi rezim-rezim pecundang Arab Timteng.

“Tujuan serangan ke Suriah melampaui konteks alasan serangan senjata kimia di Idlib… Serangan ini lebih merupakan satu pesan bagi rezim-rezim yang ketakutan di kawasan,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, “Pesan AS kepada para penguasa yang ketakutan di kawasan ialah; ‘Sejak sekarang beginilah cara kami memperlakukan kalian; untuk menyerang negara yang berdaulat kami tidak memerlukan penyelidikan dan pemeriksaan maupun izin internasional.”

Dia menambahkan, “Logika dan undang-undang mengharuskan adanya penyelidikan terduga pengguna senjata kimia. Pertama diselidiiki, dan setelah diketahui dan diputuskan baru dihukum. Sayangnya, dalam peristiwa sekarang ini tak satupun proses ini terjadi… Parahnya lagi, resolusi DK PBB yang sejatinya dibutuhkan dalam serangan terhadap suatu negara ternyata tidak ada berkenaan dengan Suriah. ”

Sembari mengutuk serangan bom kimia di Idlib, al-Maliki mengingatkan bahwa penggunaan kekerasan terhadap teroris dapat diterima, tapi cara yang sama terhadap negara yang berdaulat merupakan preseden yang berbahaya bagi khalayak internasional.

Sementara itu, Ammar al-Hakim, Ketua Dewan Tinggi Islam yang juga ketua Koalisi Nasional, faksi politik terbesar di Irak, dalam statemennya menyebut serangan AS ke Suriah sebagai tindakan meresahkan. Dia meminta supaya kasus serangan bom kimia Khan Sheikhoun diselidiki secara adil. (irna)