Rangkuman Berita Utama Timteng, Sabtu 22 April 2017

Bashar al assadJakarta, ICMES: Presiden Suriah Bashar al-Assad mengakui sistem anti rudalnya gagal menghadang dan merontokkan rudal Tomahawk Amerika Serikat (AS).

Mingguan Time memasukkan perwira tersohor Iran Mayjen Qasem Soleimani dalam daftar 100 tokoh berpengaruh di dunia tahun 2017.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan apa yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) bertujuan mengubah pemerintah di Suriah.

Serangan bom bunuh diri kelompok radikal Taliban menewaskan 50 tentara Afghanistan.

Berita selengkapnya;

Al-Assad: Suriah Gagal Cegat Rudal Tomahawk AS Akibat Problema Teknis Radar

Presiden Suriah Bashar al-Assad mengakui sistem anti rudal negara ini gagal menghadang dan merontokkan rudal-rudal Tomahawk yang dilesatkan Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah beberapa waktu lalu. Dia beralasan bahwa kegagalan ini terjadi akibat problema teknis dalam sistem radar Suriah.

Dalam wawancara dengan Sputnik milik Rusia, Jumat (21/4/2017), dia menjelaskan, “Sejak krisis melanda Suriah, lebih dari 50 persen sistem pertahanan udara Suriah dihancurkan oleh para teroris, dan dewasa inipun sistem pertahanan udara Suriah masih memiliki problema teknis. Masalah ini menyebabkan kami tidak dapat mencegat dan merontokkan rudal-rudal AS.”

Dia menambahkan, “Banyak warga yang mempertanyakan kondisi sistem pertahanan udara kami maupun sistem pertahanan udara Rusia. Mereka meyakini sistem-sitem ini memiliki kekuatan penuh untuk memusnahkan setiap rudal, tapi ini merupakan persoalan teknis dan rumit.”

Al-Assad mengatakan, “Rudal-rudal kami harus dapat mengidentifikasi sasaran, dan memerluka radar-radar yang menjangkau semua wilayah negara ini, tapi sebagian di antaranya ternyata buta dalam pencakupan radar sehingga ada gangguan dalam pengindentifikasian… Mereka (AS) melesatkan udal-rudal jelajah dari kawasan-kawasan yang buta ini agar tersembunyi dari deteksi radar.”

Dia menjelaskan bahwa para teroris sejak awal telah menyerang sistem pertahanan udara, dan kebanyakan sistem itu berada di luar kota di kawasan terpencil.

Mengenai serangan rudal AS dia mengatakan bahwa AS bertujuan menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah, dan dia mengakui banyak kerugian yang diderita Suriah akibat serangan ini. (irna/rayalyoum)

Majalah Time Masukkan Jenderal Iran Solaimani Dalam Daftar 100 Tokoh Dunia

Mingguan Time memasukkan perwira tersohor Iran Mayjen Qasem Soleimani dalam daftar 100 tokoh berpengaruh di dunia tahun 2017.

Majalah yang terbit di Amerika Serikat ini menyebut Solaimani sebagai tokoh yang sangat berpengaruh pada tahun 2017. Menurut Time, Soleimani tahun lalu telah menyita perhatian dunia berkat sepak terjangnya di Irak dan Suriah dalam perang melawan gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Mayjen Qasem Soleimani adalah komandan Pasukan Quds yang merupakan bagian dari pasukan elit Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Nama jenderal ini sangat popular di tengah masyarakat Irak dan Suriah karena banyak terlibat dalam pengaturan strategi perang melawan gerombolan teroris, termasuk ISIS, di dua negara tersebut.

Foto Soleimany pernah terpajang di sampul majalah Newsweek terbitan Amerika Serikat (AS) pada nomornya yang terbit 27 November 2014 disertai kalimat “Pertama Dia Perangi Amerika, Sekarang Dia Tumpas ISIS”.

Keberadaannya di Suriah dan Irak dianggap banyak kalangan sangat berpengaruh dalam kekalahan pasukan ISIS di berbagai kawasan Suriah dan Irak. (alalam/rayalyoum)

Lavrov:  AS di OPCW Ingin Mengubah Pemerintahan Di Suriah

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan apa yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) bertujuan mengubah pemerintah di Suriah.

Dalam jumpa pers bersama sejawatnya dari Cina, Wang Yi, di Moskow, ibu kota Rusia, Jumat (21/4/2017),  mengatakan bahwa penolakan terhadap pengiriman tim OPCW ke Suriah untuk menyelidiki kasus serangan kimia di Khan Shaykhun, provinsi Idlib, Suriah, merupakan upaya untuk menggagalkan pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah, dan upaya ini menimbulkan keprihatinan.

“Saya kira kondisi ini sangat berbahaya, karena sekarang sudah jelas bahwa data-data palsu mengenai penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah digunakan untuk mundur dari resolusi 2254 yang mencanangkan solusi politik dengan partisipasi semua pihak Suriah, dan untuk kembali kepada ide yang sudah ada sejak lama mengenai pengubahan pemerintahan di Suriah. Saya yakin kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi,” ungkapnya.

Lavrov menambahkan bahwa Rusia berusaha meningkatkan jumlah kelompok oposisi yang bergabung dalam sistem gencatan senjata di Suriah, dan di situ Rusia, Turki dan Iran menyiapkan mekanisme penindakan terhadap pihak yang melawan sistem gencatan senjata.

Dia juga menegaskan bahwa Rusia juga memotivasi upaya memulai tindakan khusus penyiapan konstitusi baru Suriah.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu AS melancarkan serangan rudal terhadap lanud militer Shayrat milik Suriah dengan dalih menindak Damaskus yang dituduhnya bertanggungjawab atas serangan bom kimia di Khan Shaykhun. Damaskus membantah keras tuduhan ini. (rt)

Serangan Taliban Tewaskan 50 Tentara Afghanistan

Serangan bom bunuh diri mematikan dari kelompok radikal Taliban menerjang sebuah pangkalan militer di kota Mazar- Sharif, Afhanistan utara,  Jumat (21/4/2017), mengakibatkan lebih dari 50 tentara Korps 209 Afghanistan tewas.

Penyerang berhasil melancarkan serangan hebat setelah menyamar sebagai tentara lalu memuntahkan peluru secara membabi buta sebelum kemudian meledakkan bom yang melekat di tubuhnya.

Komandan Korps 209 di Provinsi Balkh, Zulmay Wesa, menjelaskan bahwa sekelompok penyerang bom bunuh diri awalnya menembak dua kendaraan tentara nasional Afghanistan, lalu mengatur siasat untuk menerobos gerbang keamanan pertama dengan cara menyamar sebagai personil tentara, Jumat pagi.

Di gerbang kedua mereka berhenti dan satu di antara meledakkan diri, sedangkan sisanya menyusup ke pangkalan menuju masjid dan menembaki tentara yang sedang beribadah di dalamnya.

“Setelah sholat, kami keluar dan melihat sebuah kendaraan tentara dengan tiga sampai lima orang di dalamnya. Mereka keluar kendaraan dan melepaskan tembakan dengan senapan Kalashnikov,” kata seorang penjaga pos.

AS menyatakan ada beberapa tentaranya di pangkalan militer Mazar-i-Sharif , tapi tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban di antara mereka.

Komandan AS di Afghanistan, John Nicholson, mengatakan, “Serangan terhadap Korps 209 hari ini menunjukkan sifat barbar Taliban. Mereka membunuh tentara saat  menunaikan sholat di sebuah masjid dan membunuh yang lainnya di tempat makan.”

Peristiwa ini tercatat sebagai serangan Taliban paling mematikan sejak Juli 2016, yaitu ketika dua serangan bom bunuh diri menewaskan lebih dari 80 orang pemrotes Hazara.

Mazar-i-Sharif merupakan salah satu kota teraman di Afghanistan dan menjadi rumah bagi fasilitas militer Afghanistan yang juga menampung sejumlah tentara asing. (guardian)