Rangkuman Berita Utama Timteng, Sabtu 11 Februari 2017

>

>

Jakarta, ICMES: Gerakan Ansarullah Yaman menyatakan telah memulai pembuatan drone dan menegaskan bahwa rudal Yaman sudah dapat menjangkau Riyadh, Arab Saudi.

Di Iran, peringatan HUT-38 kemenangan revolusi Islam ditandai dengan pawai akbar dan pernyataan kesiapan bangsa Iran menghadapi ancaman Amerika Serikat.

Badan intelijen militer Mesir menyatakan pasukan negara ini menghabisi sekitar 500 anggota ISIS sejak tahun 2015. Bersamaan dengan ini, ISIS merilis seruan pembunuhan terhadap alim ulama.

Berita selengkapnya:

Ansarullah Mengaku Membuat Drone dan Rudalnya Menjangkau Riyadh

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman Abdul Malik al-Houthi memastikan rudal Yaman sudah dapat menjangkau Riyadh, ibu kota Arab Saudi, dan Yaman kini juga sudah memulai proses pembuatan pesawat niwarak (drone).

“Kami telah berhasil menempuh langkah-langkah militer penting, terutama dalam penguatan rudal hingga kelas Burkan 2 yang mencapai Riyadh, dan insya Allah selanjutnya akan mencapai lebih jauh dari Riyadh.,” katanya dalam pidato yang ditayangkan TV al-Masirah milik Ansarullah, Jumat (10/2/2017).

Dia menambahkan bahwa pihaknya juga sudah memulai pembuatan drone dengan “kemampuan terbang lebih tinggi, jarak tempuh lebih jauh, dan fungsi yang lebih efektif.”

Dia menegaskan bahwa agresi Saudi ke Yaman merupakan agenda Amerika Serikat dan Israel yang dijalankan oleh pihak pecundang di Timteng.

Pernyataan al-Houthi ini disampaikan seminggu setelah tentara Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan berhasil menghancurkan satu unit drone yang digunakan Ansarullah untuk menyerang pasukan loyalis presiden tersingkir Abd Rabbuh Mansour Hadi di kota Mukha, provinsi Taiz, bagian barat Yaman.

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang bersekutu dengan Hadi mengklaim drone itu buatan Iran, tapi pihak Ansarullah memastikannya buatan Yaman sendiri.

Sementara itu, kantor berita Yaman, Saba, melaporkan puluhan pasukan loyalis Hadi tewas diserang pasukan Ansarullah yang bersekutu dengan pasukan loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh di timur Mukha, Jumat.

Disebutkan bahwa satu di antara puluhan pasukan yang tewas itu adalah Muhsin al-Awlaqi, salah seorang komandan kelompok teroris al-Qaedah.

Seperti diketahui, sejak Maret 2015 sampai sekarang Yaman menjadi sasaran agresi militer pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dengan dalih membela pemerintahan Hadi yang tersingkir oleh revolusi rakyat yang digerakkan oleh Ansarullah.

Agresi itu telah menewaskan lebih dari 11,000 orang, melukai puluhan ribu orang lainnya serta menyebabkan jutaan orang mengungsi dan menghancurkan banyak fasilitas infrastruktur Yaman. (almasirah/raialyoum/irna)

Peringati HUT Revolusi, Bangsa Iran Tegaskan Kesiapan Hadapi Ancaman AS

Negara Republik Islam Iran kembali menyajikan pemandangan mencengangkan di mana jalanan besar di semua kota dan daerahnya tenggelam pawai akbar pada momen HUT-38 kemenangan revolusi Islam Iran, Jumat (10/2/2017), terlebih ketika negara ini semakin bermasalah dengan Amerika Serikat (AS).

Di ibu kota Iran, Teheran, Presiden Hassan Rouhani dalam pidatonya menegaskan bahwa bangsa negara ini akan membuat AS “menyesal menggunakan bahasa intimidasi” terhadap Iran.

“Berbicara dengan bangsa Iran haruslah disertai rasa hormat. Bangsa Iran akan membuat menyesal siapapun yang menggunakan bahasa intimidasi… Unjuk rasa jutaan rakyat Iran merupakan bukti kuatnya pemerintahan Islam Iran,” tegasnya di depan jutaan orang di bundaran monumen Azadi, Teheran.

Sejak kemenangan revolusi Islam Iran dan peristiwa pendudukan Kedubes AS untun Iran diduduki mahasiswa pada tahun 1979, Iran sampai sekarang tidak pernah menjalin hubungan diplomatik dengan AS. Hubungan keduanya belakangan ini memanas setelah Donald Trump dilantik menjadi presiden AS karena dia membuat pernyataan-pernyataan pedas dan bernada ancaman terhadap Iran.

Trump mengecam perjanjian nuklir Iran dengan enam negara besar dunia, termasuk AS sendiri. Selain itu dia menyatakan negaranya kembali menerapkan sanksi terhadap Teheran  setelah Iran melakukan ujicoba rudal balistik belum lama ini.

Jumat kemarin bundaran monumen Azadi dan sekitarnya di Teheran tenggelam dalam lautan manusia yang berpawai dan mengalir dari berbagai arah untuk kemudian berkonsentrasi di lokasi tersebut demi mengikuti rapat akbar. Pemandangan serupa juga terjadi di berbagai kota dan daerah Iran lainnya.

Pada momen ini jutaan rakyat Iran meneriakkan yel-yel “mampus Amerika!”. Sebagian orang bahkan tak segan-segan menginjak-injak bendera AS serta membawa poster-poster cacian bergambar Trump serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Di tengah massa juga terlihat poster-poster besar Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei yang  Selasa lalu menyerukan kepada seluruh rakyat Iran agar bereaksi keras terhadap ancaman Trump dengan ikut serta dalam pawai akbar HUT kemenangan revolusi Islam Iran.

Para tokoh kubu reformis Iran juga memberikan pernyataan pada momen ini dengan menegaskan bahwa rakyat Iran sejak dulu tak pernah gentar mendapat ancaman dari AS.

Rapat akbar ini kemudian merilis deklrasi yang menegaskan bahwa AS masih menjadi musuh nomor wahid bagi bangsa Iran yang selalu siap menghadapi segala kemungkinan terkait ancaman AS. (raialyoum/irna/alalam)

Mesir Nyatakan Berhasil Membunuh 500 Anggota ISIS

Kepala badan intelijen militer Mesir Mohammed Faraj el-Shahat, Jumat (10/2/2017), menyatakan pasukan Mesir dalam operasi militernya sejak tahun 2015 sampai sekarang berhasil menghabisi sekitar 500 anggota kelompok Ansar Beit al-Maqdis yang belakangan berganti nama menjadi Wilayat Sinai setelah berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.

Dia menjelaskan bahwa militer Mesir dalam operasi bersandi “Hak Syahid” (The Martyr Right) di bagian utara Semenanjung Sinai telah menghancurkan 130 mobil, 250 sasaran serta beberapa sarang dan tempat konsentrasi kawanan bersenjata, dan menyita 1025 ton bahan peledak yang digunakan para ekstrimis untuk membuat bom.

Tentara dan polisi Mesir dalam satu dekade terakhir memerangi pemberontakan militan Islam, yang meningkat terutama di Rafah, Arish, dan Shiekh Zuwied di Sinai Utara sejak presiden Islamis Mohamed Morsi terguling pada bulan Juli tahun 2013,.

Serangan militan telah menyebabkan ratusan polisi dan tentara Mesir tewas.

Laporan el-Shahat tersebut disampaikan  dalam seminar intelektual 24 bertema “Kontra-terorisme, Kehendak Bangsa” yang dimulai pada Kamis lalu.  (railayoum/ahram)

ISIS Serukan Pembunuhan Para Ulama

Kelompok teroris takfiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyebut para ulama Irak dan Arab sebagai umala’ (para antek musuh) dan menyerukan kepada para pengikutnya supaya membunuh mereka.

Seruan keji ini dikemukakan ISIS dalam sebuah pernyataan berjudul “umala’, la ulama’”  (para antek, bukan para ulama).

“Para ulama su’ (jahat) telah murtad (keluar) dari agama, di masa perang mereka menghasilkan dan menyajikan ujung tombak, maka seretlah mereka ke jurang kebinasaan, dan ketahuilah bahwa di pundak mereka terdapat pisau-pisau, dan jadikanlah serangan terhadap mereka sebagai prioritas kalian,” bunyi seruan itu.

ISIS menambahkan, “para ulama su’ adalah musuh, dan sesungguhnya mereka adalah noda besar, maka berusahalah membersihkan bumi dari mereka, karena dalam pembunuhan mereka terhadap manfaat yang besar.”

Seruan ini mengemuka di saat ISIS sedang menderita banyak kekalahan bertubi-tubi di Irak, Suriah dan Libya, dan ketika para ulama sedang gencar melakukan pencerahan kepada masyarakat agar mewaspadai radikalisme dan berlepas tangan dari ISIS.

ISIS kini mencoba menebar rasa takut agar para ulama tidak melanjutkan gerakan pencerahan tersebut. (alsumarianews)