Rangkuman Berita Utama Timteng, Rabu 12 Oktober 2016

hassan-nasrallah-malam-asyuraJakarta, ICMES:  Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dalam pidato pada acara peringatan Tragedi Asyura menyatakan AS memiliki rencana baru di Suriah dengan mengonsentrasikan kawanan teroris ISIS di Raqqah dan Deir al-Zor di bagian timur Suriah.  Bersamaan dengan ini sedikitnya 14 orang meninggal dunia dan sekitar 40 lainnya luka-luka akibat serangan kawanan bersenjata, Selasa malam (11/10/2016), terhadap warga yang mengadakan peringatan yang sama di Kabul, ibu kota Afghanistan.

Di Irak, pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi bereaksi keras terhadap pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang karena dinilai melecehkan Perdana Menteri Irak Haider Abadi. Relawan itu mengancam akan memberikan “reaksi yang mengguncang di lapangan”. Dan terkait perkembangan situasi perang Yaman, militer Amerika Serikat mengancam milisi Ansarullah Yaman (Houthi) yang diduga kuat telah menembakkan dua rudal terhadap kapal perang AS di Laut Merah.

Demikian beberapa peristiwa utama Timteng dengan rangkuman berita sebagai berikut:

Sekjen Hizbullah Ungkap Rencana Baru AS di Suriah

Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sengaja membekukan kesepakatan dan komunikasi politiknya dengan Rusia mengenai Suriah karena AS mengetahui tidak mungkin kelompok teroris Jabhat al-Nusra bisa dipisahkan dari kelompok-kelompok bersenjata lain di Suriah, dan juga karena pemisahan itu akan melemahkan kelompok-kelompok itu sehingga sulit diandalkan AS untuk mengacaukan Suriah.

Nasrallah mengungkap bahwa AS berencana mengonsentrasikan kawanan teroris ISIS di Raqqah dan Deir al-Zor di bagian timur Suriah dan disepanjang perbatasan negara ini dengan Irak secara terpisah dari kawasan Kurdi. Dalam rangka ini, pada pertempuran di Fallujah dan Anbar, Irak, AS membukakan jalan bagi ISIS yang kalah perang untuk beralih posisi ke Suriah, dan alih-alih menggempur ISIS, AS malah mengawal ISIS agar bisa keluar dari Irak.

“Yang diinginkan ialah menyapu ISIS dari Mosul dan mengumpulkannya di Suriah untuk memainkan peranan baru di masa mendatang,” ujarnya.

Mengenai Yaman, dia menegaskan bahwa terorisme di dunia berpangkal pada Saudi, baik dari segi pemikiran maupun dana. Ditujukan kepada rezim Saudi, Nasrallah mengatakan, “Ke mana uang ratusan milyar dolar kalian? Ke mana kalian sehingga kalian tak berdaya mempertahankan posisi-posisi kalian di perbatasan di depan pasukan telanjang kaki Yaman?”

Dia melanjutkan bahwa Saudi dan sekutunya mengira bahwa ketika mereka menyatakan perang maka bangsa Yaman “akan segera kabur, menyerah, tunduk, dan berkata kepada Saudi, ‘Silakan.’”

Teroris Serang Acara Asyura di Afghanistan, 14 Orang Meninggal

Sedikitnya 14 orang meninggal dunia dan sekitar 40 lainnya luka-luka akibat serangan kawanan bersenjata, Selasa malam (11/10/2016), terhadap warga bermazhab Syiah yang berkumpul di sebuah Husainiyyah di Kabul, ibu kota Afghanistan, untuk memperingati peristiwa Asyura, yaitu tragedi pembantaian  cucunda Nabi saw, Sayyidina Husain ra, oleh pasukan Yazid bin Muawiyah pada tahun 61 H/680 M.

Saksi mata menyebutkan bahwa ketika ratusan warga Syiah berkumpul di Husainiyah Kati Sakhi, tiba-tiba ada beberapa orang bersenjata mengenakan seragam polisi menyerang dan kemudian terdengar suara ledakan. Serangan ini menyebabkan 13 warga sipil dan satu polisi terbunuh, dan  lebih dari 40 lainnya luka-luka, termasuk sedikitnya 15 perempuan.

Setelah lebih dari dua jam, pasukan elit Afghanistan berhasil membunuh pelaku penyerangan.  Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan ini.

Tanggapi Erdogan, Relawan Irak Tantang Tempur Pasukan Turki

Pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi bereaksi keras terhadap pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang karena dinilai melecehkan Perdana Menteri Irak Haider Abadi. Relawan itu mengancam akan memberikan “reaksi yang mengguncang di lapangan”.

“Kita akan melihat siapa yang akan mengerti batasnya, dan siapa yang akan hancur wajahnya. Kita biarkan media untuk mengarungi cakrawalanya yang luas dengan spirit Irak, dan kita biarkan diplomasi bergerak di kancahnya yang luas dengan kesabaran dan keagungan Irak,” ungkap Ahmad al-Asadi, juru bicara al-Hashd al-Shaabi dalam statemen resminya.

Dia menegaskan, “Kami para ksatria Irak, relawan dan pasukan keamanan, akan memberikan reaksi yang mengguncang, dan nanti akan terlihat jelas di lapangan ketika para jantan berhadapan dengan para jantan. Ketika itulah kita akan melihat siapa yang harus tahu diri dan hancur mukanya, dan kami tunggu besok siapa yang ingin menjajal dari dekat keberanian kami.”

Sebelum itu, Haider Abadi mengecam keberadaan pasukan Turki di Irak tanpa seizin pemerintah Irak. Dia juga mengatakan bahwa tentara Turki yang sudah diguncang oleh kasus kudeta gagal tidak akan bisa bertahan lama menerima perintah-perintah Erdogan.

Erdogan yang tersinggung oleh pernyataan ini lantas mengingatkan Abadi bahwa dia harus  tahu diri dan “mengerti batas kemampuannya.”

AS Ancam Serang Milisi Ansarullah Yaman

Militer Amerika Serikat (AS), Selasa (11/10/2016), mengaku sedang mempertimbangkan tindakan apa yang akan dilakukannya terhadap milisi Ansarullah Yaman (Houthi) yang, menurutnya, diduga kuat telah menembakkan dua rudal terhadap kapal perang AS di Laut Merah Ahad lalu (9/10/2016).

Juru Bicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut Jeff Davis,  mengatakan pihaknya masih menyelidiki insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, termasuk mengenai persisnya lokasi peluncuran rudal.

Ketika ditanya apakah AS telah mengembangkan target untuk kemungkinan serangan balasan, dia mengaku belum bisa mengkonfirmasinya. “Kita masih melihat banyak hal. Kami sangat ingin sampai ke bawah apa yang terjadi. Kami akan mencari tahu siapa yang melakukan ini dan kami akan mengambil tindakan yang sesuai,” katanya.

Beberapa waktu lalu, menyusul insiden penembakan rudal Ansarullah terhadap kapal perang Uni Emirat Arab di wilayah pantai kota Mukha, milisi ini mengancam akan menyerang kapal siapapun yang melanggar wilayah perairan Yaman.

 (raialyoum/alalam/afp/ap/alsumarianews/reuters/foxnews/irna)