Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 24 November 2016

SaudiJakarta, ICMES: Pemerintah Saudi mencopot pemimpin redaksi Asharq al-Awsat menyusul pemuatan berita hoax tentang peziarah Karbala.

Pernyataan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi bahwa dirinya mendukung “tentara nasional Suriah” memancing kehebohan dan kontroversi di medsos Arab Timteng.

Tentara Suriah dan para sekutunya terus menekan kawanan bersenjata di Aleppo timur.

“Menteri informasi” kelompok teroris takfiri ISIS, Ziyad Kharufah, tewas di Mosul.

Berita selengkapnya:

Pemerintah Saudi Copot Pemimpin Redaksi Asharq al-Awsat

Koran Asharq al-Awsat(AA) milik rezim Arab Saudi yang terbit di London, Inggris, harus membayar mahal atas ulahnya menebar berita palsu yang menyudutkan para peziarah Karbala dan kaum wanita setempat. Setelah Pengadilan al-Karadah di Baghdad, Rabu (23/11/2016) mengeluarkan surat perintah penangkapan wartawan AA di ibu kota Irak ini, dikabarkan bahwa pemerintah Saudi mencopot pemimpin redaksi koran berbahasa Arab tersebut.

Sebuah sumber mengatakan bahwa perintah penangkapan itu dikeluarkan berdasarkan pasal 372 undang-undang pidana Irak yang melarang penistaan terhadap keyakinan dan simbol umat beragama.

Pemerintah Irak menyerukan pemboikotan AA dan mengimbau pemerintahan otonomi Kurdistan supaya menutup kantor koran ini di kota Arbil.

Seperti pernah diberitakan, AA Minggu lalu muat berita hoax bahwa di Karbala banyak wanita setempat hamil di luar nikah yang sah akibat berhubungan dengan para peziarah. Parahnya, fitnah ini ditebar dengan mencatut nama juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Disebutkan bahwa WHO mengingatkan bahaya penyakit akibat hubungan bebas antara peziarah dan wanita setempat.

Di halaman pertama koran AA edisi Minggu (20/11/2016) berita hoax itu terpampang dengan judul “Peringatan PBB Terhadap Maraknya Kehamilan Ilegal di Karbala.” WHO lantas mengecam keras berita hoax dan pencatutan nama tersebut. WHO bahkan menyatakan berhenti bekerjasama dengan dewan redaksi AA di Baghdad.

Kecaman dari para pejabat dan tokoh Irak, termasuk Perdana Menteri Haider Abadi,  juga menyeruak di Negeri 1001 Malam ini.

Berita hoax itu sendiri dimuat AA bersamaan dengan berkumpulnya puluhan juta umat Muslim Syiah di Karbala untuk memperingati Arba’in, 40 hari kesyahidan Imam Husain ra, cucu Nabi Muhammad saw, pada tahun 61 H.

Dalam perkembangan terbaru, pemimpin redaksi koran berskala internasional itu, Salman al-Dosary, dan reporter yang bersangkutan dicopot atas instruksi pemerintah Saudi.  Tak hanya itu, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 25 tahun, jabatan pemimpin redaksi AA akan diserahkan kepada orang lain yang bukan berdarah Saudi, yaitu kepada Ghassan Charbel, pria berdarah Lebanon dan mantan pemimpin redaksi al-Hayat yang juga merupakan media Saudi.

Heboh, Presiden Mesir Blak-Blakan Dukung Tentara Suriah

Pernyataan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi bahwa dirinya mendukung “tentara nasional Suriah” memancing kehebohan dan kontroversi di medsos Arab Timteng.

“Yang utama bagi Mesir ialah menyokong tentara nasional di Libya, demikian pula di Suriah dan Irak, demi pulihnya keamanan di negara-negara ini,” katanya saat menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan partisipasi tentara Mesir dalam upaya perdamaian di Suriah, pada wawancara dengan TV RPT milik pemerintah Portugal, Selasa malam (22/11/2016), dan dikutip oleh TV pemerintah Mesir, Rabu (23/11/2016).

RPT bertanya lagi, “Apakah tentara nasional di Suriah yang Anda maksud adalah tentara Suriah?” Dia menjawab, “Ya.”

Jawaban el-Sisi ini mengundang kontroversi di tengah para pengguna medsos Arab. Menurut Rai al-Youm, ini menjadi sinyalemen betapa el-Sisi telah menggusarkan rezim Arab Saudi yang getol memerangi pemerintah Suriah dan hubungannya belakangan ini memburuk dengan Kairo akibat perbedaan sikap mengenai Suriah.

Di Twitter muncul hastagg berbahasa Arab yang artinya “el-Sisi menyokong Bashar” untuk mengecam el-Sisi. Namun ada pula masyarakat Arab yang mendukung el-Sisi dan menganggap dukungan ini sebagai bentuk penolakan terhadap pemberontakan dan terorisme.

“Katakanlah, ‘el-Sisi mendukung Bashar, jangan katakan, ‘Mesir mendukung Bashar,’ sebab Mesir mendukung revolusi Suriah,’ kicau aktivis muda Mesir Amr Abdul Hadi dalam mengecam el-Sisi.

Di pihak lain, aktivis pengguna akun Bujasil al-Shamri di medsos yang sama menyatakan, ‘Mesir mendukung tentara Suriah dan persatuan Suriah…. Mesir tidak akan pernah mendukung para DAESH (ISIS), al-Nusra, dan oposisi bersenjata.”

Di situs berbagi video Youtube juga telah diunggah penggalan-penggalan video pernyataan el-Sisi tentang Suriah dengan judul-judul yang provokatif, antara lain : “Resmi, el-Sisi membuat marah Saudi dan mengatakan, ‘Kami mendukung tentara Bashar al-Assad di Suriah,’” dan “Presiden Mesir: ‘Kami mendukung tentara Suriah dalam memerangi terorisme.’”

Tentara Suriah Terus Menekan Kawanan Bersenjata di Aleppo

Pasukan pemerintah Suriah, Pasukan Arab Suriah (SAA), dan para sekutunya terus menekan kawanan bersenjata di Aleppo timur dengan bergerak maju lagi hingga mencapai kawasan Baidain, sebagaimana mereka bergerak maju di kawasan Inzarat dan Hanano serta memutus jalur suplai mereka di dalam kota, Rabu (24/11/2016).

Perkembangan cepat juga dilaporkan terjadi di kawasan al-Halabi Square di mana tentara Suriah dan sekutunya kian gigih berjuang untuk menguasai sepenuhnya Aleppo timur yang sudah sekian tahun dikuasai kawanan bersenjata.

“Kami maju dari Handarat ke Uwaijah dan masuk ke Baidain. Dengan izin Allah, kami juga akan maju ke kawasan-kawasan permukiman, termasuk al-Sakhur,” ungkap seorang kombatan Brigade al-Quds yang membantu tentara Suriah.

Reporter al-Alam menyebutkan bahwa tentara Suriah mengerahkan berbagai jenis senjata berat dan ringan untuk menghancurkan senjata-senjata berat kawanan teroris dan pemberontak di Baidain dan Hanano.

Koran Suriah al-Watan mengutip keterangan seorang narasumber bahwa lebih dari 40 teroris anggota kelompok teroris Jabhat al-Nusra tewas, satu di antaranya adalah komandan mereka yang memiliki julukan Abu al-Harith, dalam pertempuran di kawasan Shirkat al-Iskan di Aleppo timur.

“Menteri Informasi” ISIS Tewas Dalam Perang Mosul

War Media Cellmelaporkan bahwa “menteri informasi” kelompok teroris takfiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Ziyad Kharufah, tewas diterjang operasi pembebasan Mosul oleh pasukan Irak, Rabu (23/11/2016).

Disebutkan Kharufah adalah pejabat ISIS bidang produksi film dan situs-situs informasi milik ISIS. Dia tewas terkena serangan udara Irak di kawasan al-Arabi di kota Mosul, dan mayatnya sudah dikebumikan dalam sebuah prosesi yang dikawal sistem pengamanan ekstra ketat.

Sementara itu, wakil komandan pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, mengatakan bahwa tahap keempat operasi pembebasan Mosul di barat kota ini sudah berakhir bersamaan dengan terkepungnya ISIS di Mosul dan terisolasinya kota ini.

“Dengan tibanya pasukan al-Hashd al-Shaabi ke kota Sinjar dan kawasan penempatan pasukan Kurdi Peshmerga serta terkepungnya Mosul secara total dan terpisahnya kota ini dari kota-kota Irak lainnya maka tahap keempat operasi pembebasan Mosul di barat kota ini sudah berakhir,” terang al-Muhandis.

(mm/afp/alhayat/irna/rayalyoum/irna/newkhalij/alalam/alwatan/dpa/alsumarianews)