Rangkuman Berita Utama Timteng, Jumat 3 Maret 2017

tentara suriah di palmyraJakarta, ICMES: Pasukan Suriah berhasil membebaskan dan merebut kembali kota kuno Palmyra dari pendudukan kelompok teroris ISIS.

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islan menyebut rezim Saudi entitas bodoh, dan menyatakan Iran dapat menghancurkan Israel dalam jangka waktu 7 menit.

Jaringan teroris al-Qaeda mengakui bahwa tokoh nomor duanya, Abu Khayr al-Masri, terbunuh di Suriah.

Pengadilan banding Mesir mengeluarkan vonis bebas untuk mantan presiden Mesir Hosni Mubarak.

Berita selengkapnya;

Tentara Suriah Rebut Kembali Kota Palmyra

Kremlin menyatakan bahwa Menhan Rusia telah memberitahukan kepada Presiden Negeri Beruang Merah ini, Vladimir Putin, Kamis (2/3/2017), bahwa Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya yang didukung angkatan udara Rusia telah berhasil merebut kembali kota kuno Palmyra (Tadmur) dari pendudukan kelompok teroris ISIS.

Beberapa jam kemudian, pernyataan ini disusul oleh statemen resmi staf komando umum angkatan bersenjata Suriah, Kamis sore waktu setempat, bahwa Palmyra telah bebas,

Statemen itu menyebutkan bahwa mengingat Palmyra merupakan kota berlatar belakang sejarah dan peradaban yang besar dan pembebasannya terjadi bersamaan dengan kemenangan SAA di timur laut Aleppo maka kemenangan ini menjadi pukulan yang sangat telak bagi ISIS yang sedang menjalani proses kehancuran.

Disebutkan pula bahwa para insinyur perang Suriah kini sedang melakukan operasi sapu bersih ranjau dan bahan-bahan peledak yang ditebar ISIS di berbagai tempat.

Sebelumnya dilaporkan bahwa SAA dan sekutunya telah memasuki kota peninggalan era Romawi ini namun bergerak lamban akibat banyaknya ranjau yang dipasang oleh ISIS di jalanan setelah kawanan teroris takfiri ini mundur dari sebagian besar wilayah kota ini.

SAA berhasil memasuki kota bernilai sejarah tinggi di kawasan gurun timur provinsi Homs ini setelah kota ini diduduki ISIS selama sekira tiga bulan.

ISIS menduduki Palmyra pada 2015 sembari menghancurkan banyak artefak bernilai tinggi. Pada Maret 2016 mereka terusir dari kota yang berusia lebih dari 2000 tahun ini, tapi pada Desember kemudian mereka mendudukinya lagi, dan kini mereka dilaporkan sudah terusir lagi. (alalam/irna/raialyoum)

IRGC Sebut Rezim Saudi Entitas Bodoh, dan Siap Hancurkan Israel Dalam Tujuh Menit

Wakil panglima pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigjen Esmail Qaani melontarkan kecaman pedas terhadap Kerajaan Arab Saudi dengan menyebutnya sebagai entitas yang bodoh dan hina. Bersamaan dengan ini, petinggi IRGC lainnya menyatakan Iran siap meratakan Tel Aviv dan Haifa di Israel dengan tanah dalam jangka waktu tujuh menit.

“Kami sama sekali tidak memperhitungkan Saudi, karena Saudi memang entitas yang remeh, tak memiliki kehendak sendiri, Amerika mencuri harta Saudi dan memberikannya kepada para takfiri. Saudi memang entitas bodoh yang tak mengerti apa-apa, dan akan tercerabut, dengan pertolongan Allah,”ungkap Qaani, seperti dilansir Tasnim dan dikutip Rai al-Youm, Kamis (2/3/2017).

Dia menambahkan, “Musuh kita, Amerika dan Inggris, telah menghimpun orang-orang paling kotor di dunia dan menjadikan mereka memerangi umat Islam.”

Pada acaramengenang jasa para pejuang Brigade Fatimiyun yang didukung Iran di Suriah, Esmail Qaani menyebut brigade ini “peradaban baru yang tak kenal batas teritorial dalam membela nilai-nilai Islam dan mematahkan konspirasi mustakbirin dunia dan Zionisme.”

Menurutnya, brigade ini merupakan satu-satunya pasukan yang menghadang pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah.

“Semua jalanan dikuasai oleh (para antek) Amerika ketika Fatimiyyun mulai menjejakkan kaki ke tanah Suriah, tapi sekarang jalanan sudah tenang, dan dengan demikian para ksatria Fatimiyyun telah memberikan pelajaran kepada Amerika di Surah. Seandainya tidak ada pasukan ini di lapangan niscaya mereka (para antek AS) tidak akan duduk di meja perundingan, mereka bukan bagian dari rakyat,” terangnya.

Dia menambahkan, “Kita masih baru di awal perjalanan, maka Amerika silakan mengeluarkan warning, Israel silakan mengumumkan situasi darurat, karena mereka (Brigade Fatimiyyun) sedang mengumandangkan takbir, dan zona muqawamah di kawasan ini akan meluas.”

Senada dengan ini, penasehat militer komandan Brigade al-Quds IRGC Brigjen Ahmad Karimpour menyatakan kesiapan Iran untuk memberikan reaksi “tegas dan mematikan” terhadap segala bentuk agresi musuh.

Dia menegaskan bahwa Teheran sudah memetakan sasaran-sasaran strategis di Israel.

“Rudal-rudal jarak jauh kami mampu menghancurkan sasaran-sasaran ini dalam jangka waktu hanya 7 menit 30 detik,” tegasnya.

Dia juga mengatakan bahwa AS tak memiliki keberanian maupun kemampuan untuk melancarkan serangan dengan level yang sama terhadap Iran.

“Kalau perlu, kami akan meratakan Tel Aviv dan Haifa dengan tanah dalam jangka waktu tujuh menit. Semua ‘kota’ kami siap melancarkan operasi seperti ini, maka Rezim Zionis (Israel) dan sekutunya hendaknya mengetahui hal ini,” ancamnya.

Dia lantas menyebutkan bahwa kota yang dimaksud adalah kota rudal Iran di bawah tanah.

“Jika suatu negara sampai meluncurkan rudal ke Republik Islam Iran maka semua markas negara itu akan menjadi sasaran serangan dari kota-kota (rudal) bawah tanah kami,” terangnya.  (raialyoum)

Al-Qaeda Akui Tokoh Nomor Duanya, Abu Khayr al-Masri, Tewas di Suriah

Jaringan teroris al-Qaeda pimpinan Ayman al-Zawahiri mengakui bahwa tokoh nomor duanya atau wakil al-Zawahiri, Abu Khayr al-Masri, terbunuh di Suriah.

Seperti dilansir Reuters, Al-Qaeda dalam statemennya, Kamis (2/3/2017), menyatakan, “Abdullah Rajab Abdulrahman yang terkenal dengan julukan Abu Khayr al-Masri terbunuh dalam serangan drone Amerika di provinsi Idlib, Suriah.”

Sehari sebelumnya, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan al-Masri tewas terkena serangan drone milik dinas rahasia AS, CIA, terhadap mobil yang membawa al-Masri di sebuah kawasan dekat kota Idlib. (irna/telegraph)

Pengadilan Mesir Vonis Bebas Hosni Mubarak

Pengadilan banding Mesir, Kamis (2/3/2017), mengeluarkan vonis bebas untuk mantan presiden Mesir Hosni Mubarak, 88 tahun, dari dakwaan terlibat dalam pembunuhan ratusan para pengunjuk rasa dalam demontrasi akbar kebangkitan rakyat negara ini pada tahun 2011.

Putusan ini dinyatakan final dan merupakan mengukuh atas vonis serupa yang dijatuhkan pada tahun 2014.

Setelah sidang selama seharian, Hakim Ahmed Abdel Qawi mengumumkan, “Pengadilan telah menemukan terdakwa tidak bersalah.”

Pengadilan di Kairo itu menolak tuntutan pengacara korban untuk membuka kembali gugatan perdata, tanpa meninggalkan sisa pilihan untuk banding atau pengulangan.

Mubarak dituduh menggerakkan aksi pembunuhan terhadap hampir 900 demonstran dalam peristiwa kebangkitan rakyat selama 18-hari yang berujung dengan pengunduran dirinya pada 11 Februari 2011.

Pada tahun 2012 pengadilan Mesir menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup terhadap Husni Mubarak beserta menteri dalam negeri dan enam pembantunya. Namun pengadilan banding membatalkan putusan tersebut dua tahun kemudian dengan alasan terdapat kelemahan teknis dalam penuntutan. (aljazeera/bbc)