Rangkuman Berita Timteng Senin 6 November 2017

hassan nasrallah lebanonJakarta ICMES: Sekjen Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Saad Hariri tiba-tiba mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon adalah karena Hariri didekte oleh Arab Saudi.

Dalam pertemuan dengan Saad Hariri tak lama menjelang pengunduran diri Al-Hariri dari jabatan perdana menteri Lebanon, Velayati telah menolak permintaan Arab Saudi melalui Hariri kepada Iran.

Otoritas Arab Saudi mengumumkan akan membekukan rekening bank puluhan tokoh yang telah dipecat dan ditahan atas dugaan korupsi, termasuk miliarder Pangeran Walid bin Talal.

Satu unit heliopter Arab Saudi terjatuh dekat perbatasan Yaman saat membawa sejumlah pejabat untuk kegiatan inspeksi.

Berita selengkapnya;

Sekjen Hizbullah: Hariri Mundur Jelas Karena Didekte Saudi

Sekjen Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Saad Hariri tiba-tiba mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon adalah karena Hariri didekte oleh Arab Saudi, namun “tidaklah logis” informasi mengenai kesiapan Saudi melancarkan “badai mematikan” terhadap Lebanon.

“Merupakan kesimpulan yang jelas dan pasti bahwa pengunduran diri itu merupakan keputusan Saudi yang didektekan dan dipaksakan terhadap Hariri. Dia mundur bukan karena niat, keinginan, dan keputusannya sendiri,” ungkap Nasrallah dalam statemen khususnya mengenai peletakan jabatan Hariri, Minggu (5/11/2017).

Menurut Nasrallah, usai kunjungan pertamanya ke Saudi Hariri terlihat “tenang dan lapang” sehingga berbicara mengenai bantuan-bantuan baru dan pelaksanaan pemilu. Hariri saat itu bahkan juga menyatakan bahwa Saudi mendukung dialog dan kebertahanan pemerintahan Lebanon.  Tapi kemudian Hariri diundang Saudi untuk datang lagi ke Riyadh, dan “sampai sekarang tak ada yang mengetahui apa yang terjadi dalam kunjungan kedua Hariri ke Saudi sehingga sampai terjadi pengunduran diri.”

Seperti diketahui, dari Saudi Hariri menyatakan mundur sembari menyudutkan Hizbullah dengan mengaku “menolak penggunaan senjata Hizbullah terhadap orang-orang Lebanon dan Suriah,” dan mengklaim bahwa “campur tangan” Hizbullah menyebabkan pemerintah Lebanon bermasalah dengan “lingkungan Arab.”

Nasrallah menegaskan bahwa pernyataan pengunduran diri Hariri dari Saudi dengan klaimnya itu membuktikan adanya “retorika Saudi yang dibacakan oleh Hariri”, dan memperlihatkan “metode campurtangan Saudi dalam urusan internal” Lebanon.

“Mundurnya Hariri mengejutkan presiden, ketua Majelis Perwakilan Rakyat dan bahkan para wakil rakyat dari kelompok Al-Mustaqbal sendiri,” lanjutnya.

Nasrallah memastikan bahwa alih-alih berharap Hariri mundur, Hizbullah semula justru memandang segala sesuatu sudah berjalan “di jalur yang rasional” dan bahwa pemerintah Lebanon akan “terus berjalan mencetak prestasi dan menyelenggarakan pemilu yang akan datang.”

Sekjen Hizbullah menyoal apakah Hariri mundur karena terjadinya perebutan kekuasaan di Saudi ataukah karena Saudi kecewa terhadap Hariri sehingga ingin menggantinya dengan orang lain yang lebih bisa menuruti keinginan Saudi.

Nasrallah memastikan pihaknya masih terus berkomunikasi dengan semua pihak di Lebanon, dan sampai sekarang tak seorangpun tahu secara persis mengapa Hariri mundur, tapi yang jelas “pemaksaan” terhadap Hariri supaya mundur “bukan karena faktor internal Lebanon.”

“Jika kami hendak menanggapi konten politik dalam peletakan jabatan ini maka kami harus menanggapi Saudi secara langsung… Kami harus menunggu untuk mengetahui sebab sesunggguhnya pemaksaan Saudi kepada Hariri supaya mundur,” imbuhnya.

Dia juga mempertanyakan apakah mungkin Saudi membolehkan Hariri kembali ke Lebanon, mengingat Saudi sedang diwarnai aksi penangkapan.

“Ketika Anda melihat Mut’ab bin Abdullah bin Abdulaziz atau saudaranya, Turki, atau Walid Bin Talal berada dalam penjara maka sudah seharusnya Anda bingung…  Kita tidak tahu ke arah mana Saudi bergerak, tapi nama-nama orang yang ditangkaplah tidaklah kecil,” ungkap Nasrallah.

Sekjen Hizbullah menilai Saudi bisa saja mengutamakan serangan terhadap terhadap Lebanon seperti yang dilakukannya terhadap Yaman, tapi informasi yang beredar mengenai kesiapan Saudi untuk melancarkan operasi militer “Badai Mematikan” terhadap Lebanon “tidak logis.”

Mengenai Israel, Nasrallah mengatakan bahwa rezim penjajah Palestina ini tidak mungkin akan mengobarkan perang demi kepentingan Saudi, dan ada peringatan terhadap Tel Aviv mengenai besarnya resiko materi dan mental yang harus ditanggung Israel jika sampai menyulut perang.

Dia juga mengatakan bahwa belakangan ini tersiar kabar bahwa Putera Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman meminta pengadaaan pertemuan para pemimpin koalisi internasional untuk melancarkan “Badai Mematikan” terhadap Lebanon, tapi kabar ini hanyalah “rumor yang tak dapat dipercaya.” (rayalyoum)

Ini Dia Ketegangan Dalam Pertemuan Velayati Dengan Hariri

Sebuah sumber yang dekat dengan penasehat pemimpin besar Iran urusan internasional, Ali Akbar Velayati, menyatakan bahwa dalam pertemuan dengan Saad Hariri tak lama menjelang pengunduran diri Al-Hariri dari jabatan perdana menteri Lebanon, Velayati telah menolak permintaan Arab Saudi melalui Hariri kepada Iran.

“Faktor di balik mundurnya Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri bisa jadi berkenaan dengan penolakan Velayati terhadap permintaan Hariri yang didektekan oleh Saudi mengenai dukungan Iran kepada Yaman,” ungkap sumber anonim itu.

Dia menjelaskan bahwa tak lama sebelum ditemui Velayati, Hariri berkunjung ke Saudi. Hariri kemudian pulang ke Beirut untuk mengadakan pertemuan ini. Usai pertemuan ini dan setelah mengetahui sikap Teheran terhadap permintaan itu dia segera bertolak ke Riyadh, dan dari ibu kota Saudi inilah dia mengumumkan pengunduran dirinya.

Dalam pertemuan di Beirut itu Hariri meminta Iran memperbaiki hubungan dengan negara-negara Dewan Kerjasama Telyk (GCC) dan berhenti mendukung Yaman yang diperangi Saudi dan  sekutunya. Alih-alih menerima permintaan ini, Velayati balik meminta Saudi menghentikan agresi militernya terhadap Yaman demi membuka pintu dialog antarkomponen Yaman.

Menurut sumber itu, dalam kunjungan terbaru Hariri ke Saudi itulah Riyadh mendesaknya supaya meletakkan jabatan dengan mengumumkannya di luar Lebanon.

Mengenai teks surat pengunduran diri Hariri, sumber itu mengatakan, “Teks ini jelas didektekan oleh Saudi kepada perdana menteri Lebanon.” (alalam)

Saudi Bekukan Rekening Bank Para Tersangka Korupsi, Ini Komentar Mujtahidd

Otoritas Arab Saudi mengumumkan akan membekukan rekening bank puluhan tokoh yang telah dipecat dan ditahan atas dugaan korupsi, termasuk miliarder Pangeran Walid bin Talal.

Kementerian Informasi Saudi melalui “Pusat Komunukasi Internasional” yang dilimpahi tugas berkomunikasi dengan media asing menyatakan bahwa dana yang terbukti terkait dengan tindak pidana korupsi akan dikembalikan kepada kas negara.

Otoritas Saudi juga memastikan bahwa dalam pengusutan kasus korupsi ini para tokoh itu tidak akan mendapat perlakuan istimewa karena kedudukan mereka.

Jaksa Agung Saudi Saud Bin Abdullah Al-Muajab, Minggu (5/11/2017), merilis statemen resmi pertama kalinya mengenai pemecatan dan penahanan para pangeran dan menteri tersebut.

“Para tersangka memiliki hak dan perlakuan yang sama sebagaimana warga negara Saudi lainnya. Kedudukan tersangka dan posisinya tidak akan berpengaruh pada penerapan keadilan,” bunyi statemen itu.

Dia menjelaskan bahwa Komisi Tinggi Pemberantasan Korupsi yang baru dibentuk berdasarkan instruksi Raja Salman bin Abdulaziz yang keluar Sabtu lalu dan dipimpin langsung oleh Putera Mahkota Mohammad bin Salman mulai bekerja “dengan sejumlah penyelidikan sebagai upaya sistem pengadilan untuk pemberantasan korupsi.”

Komisi ini Sabtu lalu menahan sedikitnya 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri karena diduga terlibat praktik korupsi .

Sementara itu, aktivis termasyhur Saudi pengguna akun “@mujtahidd “ di Twitter menyatakan bahwa puluhan tokoh dan pengusaha itu ditahan karena Bin Salman ingin menguasai kekayaan mereka.

“Kampanye anti para emir, menteri, dan pengusaha itu terjadi karena Bin Salman ingin menguasai dana dan harta mereka serta mengalihkannya ke rekenink Bin Salman sendiri,” tulis aktivis yang diduga banyak orang sebagai salah satu emir Saudi tersebut.

Mujtahidd mengaku akan mempublikasi rincian tentang ini pada kesempatan selanjutnya. (rayalyoum/alalam)

Helikopter Saudi Jatuh Dekat Perbatasan Yaman, Sejumlah Pejabat Tewas

Satu unit heliopter Arab Saudi terjatuh dekat perbatasan Yaman, Ahad petang (5/11/2017), saat membawa sejumlah pejabat, termasuk wakil amir kawasan Asir di barat daya negara kerajaan ini, Mansour bin Muqrin.

Saluran TV Al-Ekhbariya milik Saudi melalui akun Twitter menyebutkan bahwa “Wakil Amir Asir Mansour Bin Muqrin meninggal dunia dalam kecelakaan jatuhnya helikopter”, dan helikopter ini juga membawa “sejumlah pejabat” lainnya. (mm/rayalyoum)

Situs TV Al-Arabiya mengutip keterangan sumber-sumber anonim bahwa helikopter itu membawa sedikitnya delapan orang yang semua tewas akibat insiden ini.

Koran Okaz menyebutkan beberapa nama pejabat Saudi lain yang tewas dalam kecelakaan saat mengadakan kegiatan inspeksi.

Tidak disebutkan secara persis bagaimana helikopter itu terjatuh, sedangkan kawasan perbatasan Saudi dengan Yaman diwarnai kontak senjata antara tentara Saudi di satu pihak dan pasukan Houthi (Ansarullah) dan sekutunya di pihak lain sejak Maret 2015 menyusul serangan pasukan koalisi pimpinan Saudi ke Yaman. (arabicnews)