Rangkuman Berita Timteng Senin 28 Agustus 2017

pasukan hizbullahJakarta, ICMES: Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menyatakan bahwa kawanan teroris ISIS bersama keluarganya akan menyingkir dari wilayah perbatasan Lebanon-Suriah ke kota Abu Kamal di bagian timur provinsi Deir Ezzor, Suriah.

Pasukan Arab Suriah (SAA) terus bergerak maju dalam operasi militer pembasmian ISIS di provinsi Deir Ezzor di bagian timur negara ini setelah dari arah kawasan Badia mereka berhasil menerobos masuk ke provinsi yang sebagian besar dikuasai ISIS ini.

Tentara Irak sudah hampir menguasai seluruh bagian kota Tal Afar yang menjadi markas besar terakhir kawanan teroris takfiri ISIS di Negeri 1001 Malam ini.

Kepala kantor komunikasi pemerintah Qatar, Saif bin Ahmad al-Thani, menyatakan sudah saatnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir berhenti memboikot Qatar karena mereka gagal membujuk negara-negara lain ikut mengecam Qatar.

Berita selengkapnya;

Hizbullah: Kawanan ISIS Yang Tersisa Akan Direlokasi Ke Deir Ezzor

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, Ahad (27/8/2017), menyatakan bahwa kawanan teroris ISIS bersama keluarganya akan menyingkir dari wilayah perbatasan Lebanon-Suriah ke kota Abu Kamal di bagian timur provinsi Deir Ezzor, Suriah.  Kesepakatan mengenai relokasi ISIS ini dicapai oleh kedua pihak dengan persetujuan pemerintah Suriah.

Pusat Media Perang melaporkan, “Kawasan yang akan dituju oleh konvoi kawanan bersenjata ISIS dan keluarganya adalah kota Abu Kamal di bagian timur provinsi Deir Ezzor, Suriah, sesuai kesepakatan.”

Sebelumnya sumber-sumber yang dekat dengan tentara Suriah dan Hizbullah mengungkapkan kepada TV al-Mayadeen bahwa kawanan teroris ISIS bersedia menyerah kepada Hizbullah dengan syarat mereka direlokasi ke Deir Ezzor, dan sebagai imbalannya mereka akan mengungkap nasib beberapa tentara Lebanon yang mereka tawan sejak beberapa tahun silam.

Berbagai sumber menyatakan bahwa para teroris ISIS menyerah pada malam hari setelah mereka yakin tak ada pilihan lain kecuali menyerah setelah tentara Suriah dan Hizbullah terus bergerak maju mendekati posisi-posisi mereka.

Sesuai kesepakatan itu, ISIS akan menyerah kepada tentara Suriah dan Hizbullah pada tahap awal, dan setelah mereka direlokasi ke Deir Ezzor baru mereka akan mengungkap nasib tawanan tentara Lebanon tersebut.

Sumber-sumber itu juga menyebutkan bahwa Hizbullah bergerak mencari tempat penyekapan tawanan itu namun memasrahkan kepada tentara Lebanon pengumuman mengenai kondisi mereka. Kesepakatan itu berkenaan dengan penyerahan satu pejuang dan enam jenazah anggota Hizbullah.

Sementara itu, tentara Suriah mengumumkan pihaknya menyetujui gencatan senjata dengan ISIS di kawasan Qalamoun barat, provinsi Damaskus.

Seperti dikutip DPA, tentara Suriah dalam statemennya beralasan bahwa gencatan senjata itu disetujui demi “menjaga darah tentara Suriah dan pasukan sekutunya serta warga sipil.”

Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan yang pertama kalinya antara tentara Suriah dan ISIS.

Statemen itu menjelaskan bahwa setelah tentara Suriah dan Hizbullah mencapai beberapa keberhasilan di kawasan pegunungan Qalamoun barat serta memperketat kepungan terhadap kawanan ISIS yang tersisa maka demi menjaga jiwa pasukan serta warga sipil dicapailah kesepakatan antara Hizbullah dan ISIS di mana kawanan ISIS yang tersisa harus direlokasi ke kawasan timur Suriah.  (rayaluoum)

Terus Menekan ISIS, SAA Masuki Provinsi Deir Ezzor Dari Arah Baru

Pasukan Arab Suriah (SAA) terus bergerak maju dalam operasi militer pembasmian ISIS di provinsi Deir Ezzor di bagian timur negara ini setelah dari arah kawasan Badia mereka berhasil menerobos masuk ke provinsi yang sebagian besar dikuasai ISIS ini.

Direktur Eksekutif Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) Rami Abdulraman kepada AFP, Ahad 27/8/2017), mengatakan, “Tentara Suriah bergerak maju sejauh puluhan kilometer dari arah kota al-Sukhnah di bagian tengah Badia Suriah, dan dapat menerobos masuk sejauh 13 kilometer ke bagian barat daya provinsi Deir Ezzor.

Abdulrahman mencatat baru sekarang tentara Suriah masuk ke provinsi itu dari arah Badiah Suriah sejak negara ini dilanda krisis pemberontakan dan terorisme.

Tentara Suriah bermaksud membebaskan provinsi Deir Ezzor dari tiga arah, yaitu dari selatan provinsi Raqqa, dari bagian tengah Badiah, dan dari kawasan perbatasan Irak yang terletak di selatan provinsi Deir Ezzor.

SAA berhasil memasuki provinsi Deir Ezzor dari wilayah perbatasan Suriah-Irak pada akhir Juni lalu, dan dari provinsi  Raqqa pada awal Agustus lalu, namun hanya sejauh beberapa kilometer saja.

ISIS menguasai hampir semua wilayah provinsi Deir Ezzor sejak 2014 dan hanya tersisa sebagian kecil wilayah kota Deir Ezzor dan bandaranya yang masih dikuasai oleh SAA.

ISIS di provinsi ini juga diserang oleh aliansi Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang sebagian besar anggotanya adalah milisi Kurdi Suriah dan didukung oleh Amerika Serikat (AS). Sejak lebih dari dua bulan lalu SDF terlibat pertempuran melawan ISIS di kota Raqqa yang menjadi markas besar ISIS di Suriah.

Menurut SOHR, bersamaan dengan gerak maju SAA di kawasan Badiah, tentara Suriah ini juga berhasil menghalau ISIS dari kawasan luas di sisi timur laut provinsi  Homs. SAA sejak beberapa hari lalu telah mengepung total ISIS di bagian tengah Badiah dan terus memperketat kepungan itu dengan bantuan serangan Angkatan Udara Suriah dan Rusia.

SOHR melaporkan bahwa pertempuran di kawasan yang terkepung di provinsi Homs dan Hama di bagian tengah Suriah itu berlangsung sengit , dan jet-jet tempur pada Sabtu lalu telah melancarkan lebih dari 50 kali serangan ke kota kecil Uqayribat  dan kawasan pedesaan di sisi timur provinsi Hama.

Sejak Mei lalu SAA yang didukung Angkatan Udara Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran untuk menguasai kawasan Badia yang luasnya mencapai 90,000 kilometer persegi dan menghubungkan bagian tengah Suriah dengan perbatasan Irak dan Yordania. (rayalyoum)

Pasukan Irak Hampir Kuasai Penuh Kota Tal Afar

Tentara Irak, Minggu (27/8/2017), mengaku sudah hampir menguasai seluruh bagian kota Tal Afar yang menjadi markas besar terakhir kawanan teroris takfiri ISIS di Negeri 1001 Malam ini.

Militer Irak dalam statemennya menyarakan pasukan negara ini sudah menguasai 29 distrik di Tal Afar setelah bertempur selama delapan hari.  Jubir militer Irak Brigjen Yahya Rasul, seperti dikutip Reuters, menjelaskan bahwa pertempuran dewasa ini ini berlangsung di kawasan al-Iyadiyah seluas hanya 11 km persegi di bagian barat laut kota Tal Afar, karena di sana kawanan teroris ISIS terjebak, dan dengan demikian pasukan Irak tinggal membebaskan kawasan ini untuk mengumumkan keberhasilannya menguasai penuh kota di barat Mosul, Irak utara, tersebut.

Dilaporkan bahwa tentara Irak dan pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi berhasil membebaskan distrik al-Askari, distrik al-Sinaah utara serta kawasan al-Muarid, Bawabah Tal Afar, dan desa al-Rahmah sehingga yang zona operasi bersandi “Qadimun, Ya Nainawa” (Kami Datang, Wahai Nainawa) itu kini tinggal kawasan al-Iyadiyah dan beberapa desa di sekitarnya.

Militer Irak menyatakan bahwa pasukan Irak terus bergerak ke al-Iyadiyah untuk membebaskan wilayah ini secara total.

Perdana Menteri Irak Haider Abadi pada 20 Agustus lalu mengumumkan operasi pembebasan Tal Afar yang dikuasai ISIS sejak musim panas 2014. Sumber-sumber militer menyatakan bahwa kawanan teroris yang berada di Tal Afar saat itu berjumlah sekira 2000 orang melawan puluhan ribu pasukan Irak. (alam)

Qatar Sebut Negara-Negara Pemboikotnya Gagal

Kepala kantor komunikasi pemerintah Qatar, Saif bin Ahmad al-Thani, menyatakan sudah saatnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir berhenti memboikot Qatar karena mereka gagal membujuk negara-negara lain ikut mengecam Qatar.

“Sudah lebih dari 80 hari blokade ilegal diterapkan terhadap pemerintah Qatar, dan negara-negara pemblokade berusaha menebar klaim-klaim tendensius untuk mempengaruhi opini publik,” tulisnya melalui akun Twitternya, Sabtu (27/8/2017).

Dia menyebutkan bahwa negara-negara pemboikot telah menghamburkan dana jutaan USD untuk propaganda anti Qatar, sedangkan Qatar “menggunakan dana demi kemaslahatan warga, terutama di bidang pendidikan.”

Saif bin Ahmad al-Thani menambahkan, “Kampanye media tendensius negara-negara pemboikot tidak akan mengubah realitas, sebagaimana kampanye itu gagal menanggulangi persoalan terorisme.”

Dia mengingatkan bahwa negaranya merupakan anggota koalisi internasional anti terorisme, dan bagian akhir dia menuliskan,”Krisis Teluk telah membuat semua warga negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk berada dalam kesulitan sesama mereka sendiri dan dengan negara-negara lain, dan kini tiba saatnya untuk penghentian blokade.”

Seperti diketahui, sejak 5 Juni lalu Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar dan menerapkan blokade laut, darat, dan udara terhadap Qatar. Mereka menuduh Qatar sebagai negara yang mensponsori terorisme lantaran Qatar mengayomi kelompok Ikhwanul Muslimin yang bertolak belakang dengan mereka.  (rayalyoum)