Rangkuman Berita Timteng Senin 23 Juli 2018

white helmetsJakarta, ICMES:  Rezim Zionis Israel melarikan sekira 800 anggota sebuah organisasi yang menamakan diri White Helmets dari Suriah ke Yordania sembari menyatakan bahwa pelarian ini dilakukan berdasarkan permintaan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

Presiden Iran Hassan Rouhani melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mengingatkan agar Trump tidak mencoba bermain api dengan Iran karena kobaran perangnya akan sangat dahsyat.

Sebanyak lebih dari 1000 warga Zionis Israel merangsek masuk ke halaman dan fasilitas Masjid al-Aqsa dengan perlindungan polisi Israel.

Berbagai kelompok adat di Yaman, menggelar pertemuan besar untuk mobilisasi umum dan mendeklarasikan kesiapan penuh mereka menyokong para pejuang di pesisir barat negara ini melawan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Berita selengkapnya;

Israel Larikan Ratusan Anggota White Helmets Dari Suriah

Rezim Zionis Israel melarikan sekira 800 anggota sebuah organisasi yang menamakan diri White Helmets dari Suriah ke Yordania sembari menyatakan bahwa pelarian ini dilakukan berdasarkan permintaan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

Setelah White Helmets yang mengaku sebagai lembaga pertahanan sipil itu terbongkar kedoknya dan misinyapun berakhir di Suriah, militer Israel mengumumkan pihaknya telah melakukan operasi rahasia di malam hari untuk melarikan sekira 800 anasir White Helmets bersama keluarga mereka dari sebuah kawasan di Suriah selatan melalui jalur darat ke Yordania.

Jubir militer Israel Avichay Adraee menjelaskan bahwa “operasi evakuasi” itu dilakukan karena ada permintaan dari AS dan negara-negara Eropa, dan ratusan orang itu telah dipindah dari Suriah ke Yordania untuk selanjutnya diakomodasi di Inggris, Jerman, dan Kanada.

Senada dengan ini, pemerintah Yordania mengaku memperkenankan kedatangan ratusan anggota White Helmets dari Suriah yang akan ditempatkan di negara-negara Barat.

Menurut pemerintah Yordania, ratusan orang itu datang setelah Inggris, Jerman, dan Kanada berjanji untuk memulihkan kewarga negaraan mereka dalam jangka waktu tertentu karena “keamanan jiwa mereka terancam”, dan orang-orang itu akan ditempatkan di sebuah lokasi tertutup selama menjalani masa transit di Yordania paling lama tiga bulan, sesuai janji tiga negara tersebut.

Pelarian itu dilakukan setelah White Helmets terungkap bersekongkol dengan kelompok-kelompok teroris di Suriah dan kerap membuat berita-berita tendensius, provokatif dan menyesatkan terkait dengan fakta-fakta perang Suriah.

Berbagai laporan menyebutkan bahwa negara-negara Barat telah mendiskusikan kemungkinan kebertahanan atau evakuasi mereka dari Suriah setelah eksistensi mereka di negara ini dinilai sudah tidak lagi bermanfaat.

White Helmets didirikan di Turki pada tahun 2003 dengan dana Inggris dan AS. Keberadaan mereka hanya di kawasan yang dikuasai oleh kelompok-kelompok teroris saja lantas mengundang kecurigaan banyak orang mengenai tujuan mereka yang sebenarnya di balik kedok misi kemanusiaan, apalagi banyak anggotanya yang justru terafiliasi dengan kelompok-kelompok teroris seperti terlihat antara lain dari rekaman-rekaman video mereka membawa senapan otomatis di tengah kelompok-kelompok itu. (alalam)

Rouhani: Trump Jangan Coba Bermain Api Dengan Iran, Karena Kobaran Akan Dahsyat

Presiden Iran Hassan Rouhani melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mengingatkan agar Trump tidak mencoba bermain api dengan Iran karena kobaran perangnya akan sangat dahsyat.

“Kami adalah orang-orang terhormat, bermartabat, dan menjamin keamanan jalur pelayaran di kawasan (Teluk Persia) sepanjang sejarah, maka janganlah bermain api karena nanti Anda akan menyesal,” serunya kepada Trump dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para diplomat Iran di Teheran, ibu kota Iran, Ahad 22/7/2018).

Rouhani mengatakan, “Pemerintahan AS sekarang melawan dunia sekaligus melawan kepentingan nasionalnya sendiri… Kita sampai sekarang belum pernah melihat Gedung Putih sejauh ini dalam melanggar HAM serta memusuhi Dunia Islam dan bangsa Palestina.”

Dia mengecam sepak terjang Washington yang sampai sekarang tak berhasil menjauhkan Iran dari negara-negara Eropa, sementara perjanjian nuklir Iran telah mengandaskan konspirasi yang telah berlangsung 12 tahun untuk membuyarkan teknologi nuklir Iran.

Presiden Rouhani memastikan bangsa Iran pantang tunduk kepada siapapun.

“Kami menolak segala bentuk intimidasi, pasukan kami mencegahnya, dan persatuan kami sekarang berlipat ganda dibanding sebelumnya. Mengancam Iran hanya akan membuat negara ini makin kompak dan bersatu, dan tak syak lagi AS akan kalah,” tegasnya.

Mengenai Israel Rouhani menilainya sebagai entitas yang memang berpijak pada aksi pendudukan dan agresi, dan sekarang kekejiannya telah sampai pada batas yang membuatnya tak segan-segan menyebut Palestina sebagai negara non-Muslim.

Karena itu, lanjut Rouhani, sudah sepatutnya Iran menyebut Israel sebagai rezim yang “tak mengindahkan HAM dan gembong rasisme yang sama sekali tak mengenal demokrasi.” (alalam/raialyoum)

Dilindungi Polisi, Ribuan Warga Zionis Datangi Masjid al-Aqsa

Sebanyak lebih dari 1000 warga Zionis Israel merangsek masuk ke halaman dan fasilitas Masjid al-Aqsa dengan perlindungan polisi Israel, Ahad (227/2018). Bersamaan dengan ini Israel mengecam CNN dan BBC karena, menurutnya, telah melakukan penyimpangan dalam meliput perkembangan situasi di Jalur Gaza.

Kepala seksi penerangan Kantor Wakaf Palestina, Faras al-Dabbas, kepada kantor berita Turki, Anadolu, mengatakan bahwa polisi Israel masuk dulu ke komplek Masjid al-Aqsa sebelum ribuan warga Zionis tersebut, dan di situ polisi melakukan penyisiran dan pemeriksaan serta menyebar ke seluruh bagian Komplek untuk melakukan pengamanan.

Menurut al-Dabbas, polisi Isral bahkan tak segan-segan melarang staf pendidikan syariat kantor wakaf tersebut, Dr. Najih Bakirat, masuk ke al-Aqsa, sebagaimana juga melarang para jemaah Palestina memasukinya melalui semua pintu kecuali dengan menyerahkan kartu identitas kepada polisi.

Dilaporkan bahwa organisasi-organisasi Zionis pengumbar klaim Kuil Sulaiman melalui laman internet dan media sosial telah menyerukan kepada para anggotanya dan warga Zionis lain agar berpartisipasi dalam serbuan ke komplek Masjid al-Aqsa untuk melaksanakan ritus keagamaan, pembacaan doa Talmud, dan melakukan apa yang mereka sebut mengenang kehancuran Kuil Sulaiman.

Sementara itu, Jubir Kemlu Israel Emmanuel Nahshon di hari yang sama mengecam saluran CNN dan BBC karena dinilainya bermasalah dalam meliput perkembangan situasi di Jalur Gaza.

Jumat lalu satu tentara Zionis tewas diterjang peluru penembak jitu Palestina di Jalur Gaza, dan Israel kemudian melancarkan puluhan serangan udara ke beberapa posisi sayap militer Hamas, Brigade Ezzeddin al-Qassam, hingga empat orang Palestina gugur, termasuk tiga anggota brigade ini.

Pada Ahad kemarin koran Israel Ma’ariv melaporkan bahwa CNN telah membuat judul “Israel Melancarkan Serangan Udara ke Gaza, dan 1 Tentara Tewas Tertembak.”

Menanggapi laporan CNN ini Nahshon di halaman Twitternya menyatakan, “(CNN) di Twitter tidak menyebutkan bahwa tentara Israel itu tewas akibat tembakan Hamas, melainkan mengklaim bahwa serangan udara di Gaza dilakukan setelah terjadi pelanggaran terhadap pagar perbatasan antara Gaza dan Israel.”

Dia melanjutkan, “Tidak, wahai CNN, Anda salah dan ini bukan pertama kalinya. Serangan Israel adalah reaksi atas terbunuhnya tentara Israel oleh tembakan Hamas. Anda bermain-main ketika tidak memublikasi fakta.”

Nahshon juga membagikan cuitan Emri Kiran, penasehat senator AS Ted Cruz bahwa “BBC telah menyampaikan peristiwa di Gaza secara menyimpang.”

Koran Israel Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan Nahshon bahwa “Kemlu Israel memantau media internasional selama 24 jam dan tidak akan membiarkan mereka melakukan penyimpangan dalam meliput di Israel dan kawasan.”

Jumat malam lalu Jalur Gaza meradang akibat serangan udara Israel terhadap 60 sasaran. (raialyoum)

Berbagai Kelompok Adat Yaman Deklarasikan Perlawanan Terhadap Saudi Dan Sekutunya

Berbagai kelompok adat di Yaman, menggelar pertemuan besar untuk mobilisasi umum dan mendeklarasikan kesiapan penuh mereka menyokong para pejuang di pesisir barat negara ini melawan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Kelompok-kelompok suku Hamdan di provinsi Sa’dah menegaskan posisi mereka sebagai kaum merdeka dan bermartabat sehingga berlepas diri dari kekuatan-kekuatan keji yang kini direpresentasikan oleh Amerika Serikat dan Israel serta rezim-rezim pengkhianat Arab yang menjadi antek keduanya.

Mereka menegaskan bahwa bangsa Yaman akan tetap solid dan terus melawan sampai kemenangan dicapai sepenuhnya dan musuh terusir dari seluruh jengkal tanah air Yaman.

Aksi serupa juga dilakukan oleh masyarakat adat distrik Jafariyah, provinsi Raymah, dan distrik Anas, provinsi Damar. Mereka menggelar aksi konsentrasi sembari membawa senjata dan meneriakkan yel-yel kutukan atas kejahatan pasukan koalisi pimpinan Saudi. (alalam)