Rangkuman Berita Timteng Senin 17 September 2018

rudal israel di damaskusJakarta, ICMES: Bandara Internasional Damaskus mendapat serangan rudal dari Israel pada Sabtu malam lalu (15/9/2018), sementara beberapa pejabat Israel menyatakan bahwa negara ilegal Zionis ini telah menggempur Suriah dengan serangan udara dan mortir sebanyak lebih dari 200 kali dalam 18 terakhir.

Komandan Angkatan Laut (AL) Iran Laksamana Hossein Khanzadi menyatakan negaranya menguasai penuh Selat Hormuz, menempuh tindakan baru untuk meningkatkan kekuatan militernya, dan di masa mendatang akan membuat kapal selam kelas berat.

Anggota parlemen Kuwait Nasser Al-Duwailah yang juga seorang pakar militer mengakui tingginya presisinya rudal Iran setelah negara republik Islam ini merudal markas sebuah kelompok teroris kontra-Iran di wilayah Kurdistan Irak belum lama ini.

Delegasi Ansarullah (Houthi) untuk perundingan di bawah pimpinan wakil ketua delegasi ini, Jalal Ali al-Ruwaishan, telah mengadakan pertemuan dengan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Yaman, Martin Griffith dan rombongan yang menyertainya di Sanaa, ibu kota Yaman.

Berita selengkapnya;

Mengapa Suriah Tak Jua Membalas Serangan Rudal Israel?

Bandara Internasional Damaskus mendapat serangan rudal dari Israel pada Sabtu malam lalu (15/9/2018), sementara beberapa pejabat Israel menyatakan bahwa negara ilegal Zionis ini telah menggempur Suriah dengan serangan udara dan mortir sebanyak lebih dari 200 kali dalam 18 terakhir.

Pengakuan resmi Israel atas serangannya terhadap Suriah ini tergolong langka karena selama ini Tel Aviv selalu menyangkal ataupun bungkam terkait serangan ke Suriah. Karena itu, pengakuan ini diduga kuat sebagai upaya Israel membangkitkan lagi mental kawanan teroris yang tersisa di Idlib, Suriah, agar mereka lebih solid melawan Pasukan Arab Suriah (SAA).

Israel sedang mengenyam pahitnya realitas betapa SAA telah menjangkau perbatasan Suriah dengan Israel setelah tujuh tahun terdera gelombang pemberontakan dan terorisme yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Realitas ini membuat Israel kian dihantui oleh momok pergerakan Poros Resistensi yang dikelola oleh Iran.

Karena sudah menjangkau perbatasan tersebut SAA pada dasarnya dapat dengan mudah membalas agresi Israel. Hanya saja, SAA dewasa ini terfokus pada proses pembebasan provinsi Idlib dari pendudukan kelompok-kelompok bersenjata, sehingga untuk sementara ini tidak akan membuka front baru.

Di sisi lain, serangan Israel tersebut tak lepas dari desakan AS dan beberapa negara Arab terhadap Iran agar  keluar dari Suriah. Dengan serangan itu Israel bermaksud menyampaikan pesan negara-negara tersebut kepada Iran.

Serangan rudal Israel itu sendiri telah direaksi Suriah dengan mengaktifkan sistem pertahanan udaranya. Sumber militer Suriah memastikan bahwa sistem itu berhasil merontokkan beberapa rudal Israel yang ditujukan ke Bandara Internasional Damaskus, sebagaimana terlihat dalam video yang merekam ledakan-ledakan di angkasa Damaskus.

Media Israel mengklaim serangan rudal Israel itu telah menghancurkan satu pesawat Boieng milik Iran beberapa jam setelah pesawat ini mendarat di bandara tersebut. Disebutkan bahwa pesawat itu diserang karena membawa persenjataan Iran. (alalam/sana)

AL Iran Nyatakan Kuasai Penuh Selat Hormuz Dan Akan Membuat Kapal Selam Berat

Komandan Angkatan Laut (AL) Iran Laksamana Hossein Khanzadi menyatakan negaranya menguasai penuh Selat Hormuz, menempuh tindakan baru untuk meningkatkan kekuatan militernya, dan di masa mendatang akan membuat kapal selam kelas berat.

“AL Iran bermaksud membuat kapal selam berat,” katanya, Ahad (16/9/2018), sembari menyebutkan bahwa kapal selam Fateh dan Ghadir juga buatan Iran sendiri.

Mengenai Selat Hormuz dia mengatakan, “Sepertiga perdagangan dunia melintasi laut, dan jalur laut terpenting ada di segi tiga emas yang terdiri atas Selat Hormuz, Bab al-Mandeb, dan Selat Malaka. Selat Hormuz tentu berada dalam kekuasaan penuh Republik Islam Iran.”

Pada Agustus lalu Khanzadi mengatakan bahwa empat kapal selam jenis Fateh dan Ghadir serta dua kapal destroyer yang semuanya adalah buatan dalam negeri telah bergabung dengan AL Iran.

“Armada selatan akan menyaksikan bergabungnya destroyer Sahand pada 28 November mendatang. Destroyer ini telah sukses diujicoba di jalur-jalur laut,” ujarnya, seperti dilansir Fars.

Dia juga menuturkan, “Fateh adalah kapal selam generasi baru, dan juga akan bergabung dengan AL, sebagaimana tiga kapal selam jenis Ghadir yang dua diantaranya telah di-upgrade dan yang lain merupakan produk baru, juga akan bergabung.” (raialyoum/sputnik)  

Ini Kata Pakar Militer Kuwait Mengenai Presisi Rudal Iran

Anggota parlemen Kuwait Nasser Al-Duwailah yang juga seorang pakar militer mengakui tingginya presisinya rudal Iran setelah negara republik Islam ini merudal markas sebuah kelompok teroris kontra-Iran di wilayah Kurdistan Irak belum lama ini.

Seperti dikutip oleh pamred media online Rai al-Youm yang berbasis di London, Abdel Bari Atwan, dalam editorialnya, Ahad (16/9/2018), mennyebutkan bahwa Al-Duwailah melalui akun Twitter-nya telah secara detail menyinggung akurasi rudal Iran dalam peristiwa tersebut.

“Empat rudal Iran berjarak sedang (300 kilometer) telah menimpa sebuah bangunan yang menjadi markas kelompok oposisi Iran di wilayah Kurdistan,” tulis Al-Duwailah yang juga mantan perwira militer dan kini menjabat sebagai sebagai penasehat militer menteri pertahanan Kuwait tersebut.

Dia melanjutkan, “Satu di antara empat rudal itu tepat menimpa dan menghancurkan bangunan tersebut, satu lainnya jatuh di tempat yang berjarak 4 meter dari bangunan itu, dan dua lagi jatuh di sekitarnya, sehingga negara-negara Teluk harus meninjau kembali rencana-rencana militer dan daya pertahanan mereka.”

Menurut Atwan, Al-Duwailah sebagai pakar militer tidak mungkin melebih-lebihkan tingkat presisi dan efektivitas rudal Iran. Sebaliknya, dengan catatannya itu dia mengimbau negara-negara Arab Teluk Persia agar membuat rencana persenjataan yang mutakhir untuk menghadapi kecanggihan rudal-rudal Iran.

Namun, Atwan menyatakan bahwa Israellah yang sudah pasti dan memang seharusnya gelisah terhadap kemampuan rudal Iran.

“Israel cemas bukan saja terhadap jumlah rudal Iran, melainkan juga terhadap presisinya yang tinggi dalam membidik sasaran,”tulis Atwan.

Atwan juga menyebutkan bahwa perusahaan media Israel MAKO, Ahad, telah mengutip keterangan sumber-sumber intelijen Israel mengenai perang yang akan dihadapi negara Zionis ini dengan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon di masa mendatang.

“Kekuatan yang akan dikerahkan oleh Israel dalam perang Lebanon mendatang akan menjadi tiga kali lipat kekuatan yang dikerahkannya dalam Perang Juli 2006,” bunyi keterangan itu.

Menurut sumber-sumber itu, Hizbullah terus meningkatkan kemampuan ofensifnya sehingga kini memiliki lebih dari 150,000 rudal, dan “dapat menembakkan ratusan di antaranya sekaligus setiap hari.” (raialyoum)

Utusan Nasional Yaman Bertemu Utusan PBB Di Sanaa

Delegasi Ansarullah (Houthi) untuk perundingan di bawah pimpinan wakil ketua delegasi ini, Jalal Ali al-Ruwaishan, telah mengadakan pertemuan dengan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Yaman, Martin Griffith dan rombongan yang menyertainya di Sanaa, ibu kota Yaman, Ahad (16/9/2018).

Dalam pertemuan ini delegasi Ansarullah mengaku kecewa berat atas keterhalangannya hadir dalam perundingan di Jenewa sesuai undangan Utusan PBB pada 6 September 2018 akibat tindakan pasukan koalisi pimpinan Saudi terhadap upaya perdamaian yang dilakukan PBB.

Pasukan koalisi saat itu menjadi kendala bagi ketersediaan alat transportasi yang aman dan menjamin keselamatan delegasi Ansarullah.

Delegasi Ansarullah menekankan keterbukaan dan pembangunan kepercayaan dengan tujuan meringankan penderitaan rakyat Yaman yang sudah sekian tahun resisten terhadap agresi militer pasukan koalisi.

Martin Griffith dalam pertemuan ini mengaku prihatin atas kegagalan delegasi Ansarullah mengikuti perundingan di Jenewa. Namun dia optimis bahwa upaya mencapai perdamaian dan pembangunan kepercayaan masih dapat dilanjutkan.

Dia juga telah menyerahkan rangkuman hasil perundingannya dengan pihak lawan Ansarullah. (alalam)