Rangkuman Berita Timteng Senin 10 September 2018

iran hossein dehghan dan RTJakarta, ICMES: Iran menyatakan tentara Amerika Serikat (AS) harus keluar dari Suriah, dan jika Iran diminta bantuan militer oleh Suriah dalam melawan tentara AS, maka Iran siap memenuhi permintaan itu.

Korps Garda Revolusi Islam Iran menggempur sebuah markas para pemimpin salah satu kelompok teroris anti Iran di wilayah Kurdistan, Irak, dengan tujuh rudal.

Pemimpin pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, mengaku memiliki data-data lengkap mengenai situasi di Basrah, Irak selatan, dan bahwa kerusuhan di kota ini dikendalikan oleh Kedubes Amerika Serikat (AS) untuk Irak.

Berita selengkapnya;

Iran Siap Beri Dukungan Militer Kepada Perlawanan Suriah Terhadap AS

Penasehat Pemimpin Besar Iran untuk industri militer Hossein Dehghan menegaskan bahwa tentara Amerika Serikat (AS) harus keluar dari Suriah karena datang bukan atas undangan pemerintah Damaskus, dan jika Iran diminta bantuan militer oleh Suriah dalam melawan tentara AS, maka Iran siap memenuhi permintaan itu.

“Jika pemerintah dan rakyat Suriah hendak melawan pasukan AS di timur Furat maka Iran siap memberikan dukungan militer dalam perlawanan ini jika mereka memintanya kepada kami,” ungkapnya ketika membicarakan perkembangan situasi di Suriah dalam wawancara eksklusif dengan RT, seperti dilansir al-Alam, Ahad (9/9/2018)

Dia menepis isu bahwa Iran memiliki pabrik rudal di Suriah.

“Tidak, kami tidak punya. Ini tidak benar. Kami tidak membuat rudal di Suriah,” tegasnya.

Mengenai perang besar yang diduga kuat akan berkobar di provinsi Idlib antara tentara Suriah dan kawanan teroris, Dehghan menyatakan kawanan itu memang harus dibasmi agar tidak pindah ke tempat-tempat lain.

“Teroris harus diperangi dan dibasmi, sebab di manapun mereka berada pasti membahayakan keamanan. Karena itu, mereka harus dipisah dari oposisi yang tidak menyokong teroris,” ujarnya.

Rudal Iran

Mengenai rudal Iran dia menjelaskan, “Kekuatan rudal kami tak dapat dinegosiasikan, sebab ini adalah urusan antara ada dan tiada. Ini adalah masalah wibawa, kehormatan, kemerdekaan, dan keyakinan nasional. Ini tak dapat didialogkan. Jika orang-orang Amerika membayangkan bahwa masalah ini bisa dinegosiasikan dengan kami maka mereka berlebihan meramal, dan salah perhitungan. Kami tidak akan pernah merundingkan sistem rudal kami dengan pihak manapun.”

Dia melanjutkan, “Kami dapat mengembangkan rudal yang kami miliki dalam tempo yang sangat singkat.  Bertolak dari ancaman yang ada, kekuatan nuklir kami cukup untuk konfrontasi. Tapi jika ancaman berubah dan  timbul keperluan untuk bereaksi atas ancaman itu maka tidak akan ada penundaan apapun untuk penambahan jarak jelajah rudal kami.”

Segi Tiga AS, Israel, Dan Saudi

Dia kemudian menyinggung segi tiga AS, Israel, dan Saudi yang dipandangnya bertujuan mengobarkan “fitnah besar” di kawasan Timteng, namun tak berani melancarkan perang langsung terhadap Iran.

“Kami tidak yakin AS dan Israel memutuskan untuk perang langsung terhadap Iran. Tapi mereka berkemungkinan melancarkan operasi militer terhadap para sekutu kami dengan berbagai dalih lain di Suriah dan Irak, dan ini akan ada implikasinya sendiri. Setiap keputusan akan ada harganya. Adapun Saudi adalah negara yang dependen, tak dapat mengambil keputusan sendiri di level kawasan, dan tak memiliki kekuatan politik, ekonomi dan geografis yang besar untuk mengobarkan perang terhadap Iran,” terangnya.

Perang Yaman

Mengenai perang Yaman, ketika ditanya apakah Iran akan memberikan bantuan militer kepada para pejuang di sana, Dehghan mengatakan, “Kami akan memberikan bantuan apapun yang mereka perlukan. Tapi tentu tidak ada dan tidak akan pernah ada eksistensi militer kami di Yaman.”

Pembakaran Konsulat Iran Di Basrah

Mengenai insiden pembakaran konsulat Iran di Basrah oleh kelompok penyusup dalam unjuk rasa di kota di Irak selatan ini Deghan menjelaskan, “Mereka juga telah menyerang kantor-kantor pemerintah (Irak). Yang hendak dikatakan di sini ialah bahwa penduduk Basrah yang bermazhab Syiahpun ternyata bangkit anti Iran. Biarlah saya bicara lebih gamblang; Saudi ingin menatakan bahwa jika kalian menginginkan pemerintahan Irak yang dekat Iran maka hasilnya adalah seperti di Basrah. Saudi ingin mengatakan bahwa rakyat Irak anti Iran.”

Dia melanjutkan, “Sementara kami di Iran tidak mengupayakan pembentukan pemerintahan tertentu di Irak. Rakyat Irak sendirilah yang berkewenangan. Di Irak ada parlemen dan aliansi-aliansi politik untuk memilih pemerintah. Mengapa Saudi dan AS mencampuri pemilihan pemerintah Irak? Mereka hendaknya membiarkan kelompok-kelompok politik Irak menentukan pilihan sendiri.”

Hossein Dehghan membantah rumor bahwa Iran memiliki pangkalan milter di Irak. (alalam)

Tujuh  Rudal Iran Hantam Markas Teroris Di Kurdistan Irak

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Ahad (9/9/2018), menyatakan pihak nya telah mengguncang sebuah markas tempat berkumpulnya para pemimpin salah satu kelompok teroris anti Iran di wilayah Kurdistan, Irak, dengan tujuh rudal pada Sabtu (8/9/2018).

IRGC mengaku telah menetapkan “jadwal untuk tindakan pencegahan dan hukuman terhadap para pelanggar akibat adanya aksi-aksi kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris antek kubu arogan dunia dalam beberapa bulan terakhir dari wilayah Kurdistan Irak ke kawasan perbatasan Iran dengan mengirim sel-sel teroris, menggoyang keamanan, melakukan aksi-aksi pengrusakan, dan mengacaukan ketentraman penduduk provinsi-provinsi Azarbaijan Barat, Kurdistan, dan Kermanshah.”

Menurut IRGC, kelompok teroris itu telah menerima pukulan telak dari IRGC, termasuk pada beberapa pekan terakhir di kawasan perbatasan Marivan dan Kamyaran.

“Para pemimpin kelompok ini tidak mengindahkan peringatan serius dari para pejabat wilayah Kurdistan Irak mengenai tekad Republik Islam Iran untuk memusnahkan pangkalan-pangkalan mereka dan mengenai keharusan diakhirnya kejahatan, agresi dan teror mereka terhadap Republik Islam Iran. Karena itu, Angkatan Udara bersama satuan Pasukan Pesawat Nirawak yang bernaung di bawah Angkatan Darat IRGC telah sukses menjalankan operasinya mengguncang tempat keberadaan dan perkumpulan para pemimpin salah satu kelompok teroris keji dan jahat serta markas pelatihan para teroris antek asing dengan tujuh rudal darat ke darat berjarak jelajah pendek,” terang IRGC.

IRGC juga menyebutkan bahwa berdasarkan laporan dokementer, serangan rudal itu “telah menghancurkan markas konspirasi anti keamanan Iran serta menewaskan dan melukai puluhan para pemimpin dan anasir penting kelompok teroris ini.” (alalam)

Al-Hasyhad al-Shaabi: Konsulat AS Di Irak Terlibat Dalam Kerusuhan Di Basrah

Pemimpin pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, mengaku memiliki data-data lengkap mengenai situasi di Basrah dan bahwa kerusuhan di kota di bagian selatan Irak ini dikendalikan oleh Kedubes Amerika Serikat (AS) untuk Irak.

“Serangan ke markas al-Hashd al-Shaabi dan pembakaran poster para syuhada dilakukan dengan pengarah dari kelompok-kelompok tertentu, dan kami (saat itu) melarang penghadangan terhadap para pengunjuk rasa,” ungkap al-Muhandis dalam jumpa pers di Baghdad, Sabtu malam (8/9/2018).

“Kami tidak mencampuri pergumulan politik. Kami akan bereaksi serius terhadap orang yang menyasar al- Hashd al-Shaabi, dan kami telah memulainya. Tak ada konflik internal. Pasukan keamanan terkonsolidasi, dan tidak akan ada konflik bersenjata,” lanjutnya.

Dia kemudian mendesak pemerintah agar memfasilitasi al-Hashd al-Shaabi untuk menindak para teroris, dan supaya menentukan sikap terhadap eksistensi pasukan koalisi internasional dewasa ini.

“Kami memiliki foto-foto dan data-data lengkap disertai nama-nama dan alamat orang-orang yang mengendalikan perkara dalam insiden Basrah. Kami akan mengajukan bukti-bukti dan data-data lengkap mengenai keterlibatan konsulat AS di Basrah. AS menelantarkan Irak ketika nyaris jatuh. Tak ada yang membela kita selain Iran,” tuturnya.

Seperti pernah diberitakan, aksi unjuk rasa protes di Basrah belakangan ini sempat marak terhadap minimnya layanan dan lowongan kerja. Menurut pernyataan kelompok-kelompok Poros Resistensi, aksi itu ditunggangi oleh anasir eks-partai Baath yang berkuasa di Irak serta kelompok teroris ISIS sehingga terjadi aksi perusakan dan pembakaran pembakaran beberapa gedung pemerintah Irak dan konsulat Iran. (alalam/tasnim)